Pada Latihan Angkasa Yudha 2019Ilustrasi Sistem Anti Drone TNI ●
TNI AU menggelar latihan bersama untuk menjaga keamanan wilayah udara. Latihan Angkasa Yudha 2019 mempraktikkan perang pernika menggunakan peralatan Jammer GPS yang sudah 5 tahun hanya tersimpan di gudang.
“Angkasa Yudha 2019 ini adalah latihan dilaksanakan setiap tahun. Sudah lima tahun salah satu alat Jammer GPS ngendon di gudang,” terang Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna dalam sambutan makan siang di Lanud Iswahjudi, Madiun, Rabu (18/07/2019).
Menurut Yuyu, alat Jammer GPS yang ngendon (tersimpan) di gudang itu berjumlah tiga buah dan belum pernah dipakai latihan. Selama ini tiga Jammer itu hanya sebatas dibawa ke Istana Negara saat momen tertentu.
“Sampai saat ini kita mempunyai tiga Jammer, tiga itu sudah 5 tahun ngendon di gudang. Paling dibawa karena keluar ke istana waktu kegiatan,” terangnya.
Yuyu menyampaikan, latihan bersama perang pernika melibatkan dua ribu lebih personel dari 18 skuadron udara. Ada 67 pesawat tempur mengikuti latihan di tiga lokasi. Yakni lanud Iswahjudi Madiun, Lanud Abdurrahman Saleh Malang dan di AWR (Air Waipon Range) Lumajang.
“Saya meninjau hari kedua latihan dan masih ada besok. Pasukan yang terlibat sebanyak dua ribu lebih kemudian skuadron ada 18. Pesawatnya kurang lebih 67 pesawat yang dilibatkan,” imbuhnya.
Dari 67 pesawat yang digunakan dalam latihan, terdiri dari pesawat tempur, pesawat angkut, pesawat heli serta pesawat intai. Latihan itu bertujuan untuk menguji kemampuan pengamanan wilayah udara dengan memutus rantai sinyal musuh dengan Jammer GPS.
“Yang jelas semua kemampuan Angkatan Udara baik itu kemampuan personel, kemampuan alutsista dan peralatan pendukung kita turunkan. Pada hari ini kita betul-betul menguji kemampuannya. Sehingga kita akan mengetahui kemampuan dalam melaksanakan operasi. Saya berharap bisa terus kita tingkatkan,” lanjutnya.
Dalam kunjungan ke Lanud Iswahjudi, Kasau juga menyempatkan diri untuk menengok dapur darurat dan makan bersama personel di tenda komplek Lanud Iswahjudi. Latihan perang pernika tahun ini merupakan yang pertama dalam 33 tahun terakhir.
“Setelah 33 tahun baru kali ini ada latihan seperti ini,” ujar Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Iswahyudi Madiun, Mayor Sus Hamdi Londong Allo.
UAV Rajawali 720
Pesawat terbang tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle) atau disingkat UAV adalah sebuah pesawat terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya. Penggunaan terbesar dari pesawat tanpa awak ini adalah dibidang militer.
Rapat koordinasi membahas Progress PTTA Rajawali 720 dilaksanakan pada hari Selasa 6/8/2019 dipimpin oleh Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan Lakma TNI Sri Yanto. ST bertempat di rupat Lt-1 Gedung Soeprapto.
Adapun undangan yang hadir diantaranya: Perwakilan Itjen Kemhan, Perwakilan Balitbang Kemhan, Perwakilam Puslaik Kemhan, Perwakilan Tim Waspro dan Tim PPHP, Perwakilan Diskomlekau, Perwakilan Dislitbangau Para Tim Ahli serta dari Industri PT. Bhinneka Dwi Persada.
Hasil dari kegiatan rapat ini bahwa final flight testakan dilaksanakan pada akhir tahun 2019.
✈️ Diantaranya 4 Pesawat Tempur F 16 TNI AU✈️ Empat pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3, Lanud Iswahjudi, melakukan misi bantuan tembakan ke Situbondo, Kamis (8/8/2019). [Foto/Ist.]
Empat pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, dari Skadron Udara 3, lanud Iswahjudi membombardir Pusat Latihan Pertempuran Marinir (Puslatpurmar) 5 Situbondo.
Aksi pengeboman ini, dilakukan dalam Latihan Bantuan Tembakan (Latbantem) Terpadu dan Interoperability Komlek TNI 2019.
Latihan ini melibatkan alutsista dan personel gabungan TNI dari tiga matra, antara lain pesawat boing 737 intai strategis, pesawat F-16 Fighting Falcon, pesawat EMB 314 Super Tucano dari matra udara.
Sedang dari matra laut, ada KRI Fatahillah 361, Mortar 60 MM, dan 80 MM, Pasmar 2, Roket RM 70 Grande, serta melibatkan Helicopter MI-35P. Dari matra darat dikerahkan Helikopter BO-105, Helikopter Bell 412 Yonif 501, Meriam 155 MM Caesar, dan Roket Astros.
Lanud Iswahjudi mengirimkan empat pesawat F-16 Fighting Falcon, yang langsung dipimpin oleh Komandan Skadron Udara 3, Mayor Pnb. Agus Dwi Ariyanto.
Take off dari Lanud Iswahjudi masing-masing pesawat dengan nomor TS 1629 diterbangkan Mayor Pnb. Agus Dwi Ariyanto; pesawat TS 1636 dengan pilot Kapten Pnb. Windi Darmawan; TS 1638 dengan pilot Kapten Pnb. Ferri Rahman; dan TS 1641 dengan pilot Lettu Pnb. Panji Satrio. Masing-masing membawa empat bom MK-82, sehingga total menembakkan 16 bom.
"Latihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan, dan ketrampilan prosedur penyelenggaraan bantuan tembakan agar memiliki kemampuan yang handal dalam mengunakan sarana bantuan tembakan yang tersedia dalam mendukung tugas Komando Gabungan TNI," ujar Danlanud Iswahjudi, Marsma TNI Widyargo Ikoputra.
Saat briefing penerbangan pagi, marsekal bintang satu yang akrab disapa Iko ini berpesan, bahwa latihan bantuan tembakan yang melibatkan tiga matra, merupakan pencapaian profesionalisme seorang penerbang tempur.
"Para penerbang juga harus tetap mempertimbangkan faktor kramanan, seperti yang disampaikan Kasau saat penutupan Angkasa Yudha 2019 beberapa waktu yang lalu. Good luck and fly safe," tegasnya.
(eyt)
✈️ Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau fasilitas Kapal Selam Alugoro-405 yang akan memperkuat armada tempur TNI AL dalam waktu dekat ini. [Foto/Ist]
Kapal Selam-3/Alugoro-405 secepatnya memperkuat Armada TNI Angkatan Laut (AL). Hal tersebut terungkap setelah Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, didampingi Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito meninjau kapal selam tersebut di Galangan Kapal PT PAL (Persero), Surabaya, Kamis (8/8/2019).
”Ini merupakan kapal selam ketiga yang dibangun dengan skema alih teknologi (Transfer of Technology) antara Daewoo Shipbuilding Marine and Engineering (DSME) Korea Selatan dengan industri pertahanan dalam negeri PT PAL Surabaya,” ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama M. Zaenal.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, saat ini TNI AL telah diperkuat oleh dua kapal selam sejenis, yakni KRI Nagapasa-403 pada 2017 dan KRI Ardadedali-404 pada 2018.
Kapal Selam Alugoro – 405 memiliki panjang 61,3 meter dengan kecepatan ± 21 knot di bawah permukaan air, mampu berlayar lebih dari 50 hari dan dapat menampung lebih dari 40 kru kapal ditambah dengan satu tim pasukan elit TNI AL untuk menunjang fungsi operasinya.
Nama Alugoro diambil dari nama sebuah senjata pemukul yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Prabu Baladewa, senjata tersebut berupa gada yang digunakan oleh para ksatria atau bangsawan lainnya.
”Kekuatan senjata ini adalah dengan sekali pukul dapat menghancurkan kepala orang yang dipukulnya. Senjata ini dianggap sakti karena pemberian dari Dewa yaitu Batara Guru, sebagai hadiah pada waktu Baladewa menikah dengan Dewi Erawati,” katanya.
(sco)
♞ Alih Teknologi John Cockerill DefencePT Pindad (Persero) bekerja sama dengan CMI Defence S.A menggelar pelatihan ToT Turret CSE 90 berlangsung pada 12 Juni - 21 Juli 2019 dan berlokasi di John Cockerill Defence, Belgium. Pelatihan ToT Turret CSE 90 didasari oleh Surat Kontrak Kerjasama antara PT Pindad (Persero) dengan CMI Defence S.A. dengan nomor SJAN 13/P/BD/LN/IV/2017 tertanggal 19 April 2017. Dengan adanya pelatihan alih teknologi terutama pada sektor armament, membuktikan PT Pindad (Persero) selalu berupaya untuk mengembangkan kemampuan dan menciptakan inovasi produk alutsista berkualitas kebanggaaan Indonesia.
PT Pindad (Persero) mengirimkan 6 staf unggulan yang diberi tanggung jawab untuk mempelajari alih teknologi Turret CSE 90 di John Cockerill Defence Belgia, yaitu; Gito Suwarno, Febiantara Juanda,A.Md., Rudi Setya Budi, Ginanjar Widhaswara, Dika Wardani,A.Md, Aji Roswaji. Pelatihan alih teknologi yang didapatkan dimulai dari perakitan (assembling) Turret CSE 90 yang terdiri dari 18 tahap, integration hingga finishing perakitan.
Melalui pelatihan alih teknologi ini, PT Pindad (Persero) dapat merakit, mengoperasikan dan mengembangkan Turret CSE 90 secara mandiri. Turret CSE 90 sudah dipercaya untuk menjadi senjata utama yang diinstal pada Kendaraan Tempur Badak. Panser Badak adalah kendaraan tempur 6x6 roda buatan PT Pindad (Persero). Selain Turret CSE 90, Badak dilengkapi juga dengan senapan mesin caliber 7.62 mm, ballistic protection - bulletproof steel plate, dan memiliki mesin diesel 340 HP yang mampu menunjang daya jelajah Badak.
Saat ini, Badak sudah armada tempur milik TNI dan dipergunakan dalam berbagai misi militer. Dengan pengembangan kemampuan melalui alih teknologi Turret CSE 90, maka PT Pindad (Persero) juga memiliki peran untuk mendukung sector pertahanan dalam negeri.
Selanjutnya, pelatihan lanjutan akan dilakukan di PT Pindad (Persero), Bandung.
♞ PINDAD
Terbang Jarak Terjauh 405 KM Penyerahan sertifikat dari MURI rekor terbang diserahkan secara langsung oleh Manager MURI, Andre Purwandono kepada pihak LAPAN yang diwakili oleh Kabid Diseminasi Pusat Teknologi Penerbangan, Agus Bayu Utama di hadapan seluruh tim teknis operasi terbang LSU LAPAN, Garut (17/7/2019).(foto.dok.lapan)
LAPAN kembali menorehkan sejarah baru, setelah Pesawat Tanpa Awak LSU-02 NGLD (Lapan Surveillance Uav-02 New Generation Low Drag) sukses meraih Rekor dari Museum
Rekor-Dunia Indonesia (MURI), dengan kategori “Pesawat Tanpa Awak (UAV) Terbang Menempuh
Jarak Terjauh.
”
Dengan mengambil start terbang (take off) dari LANUD TNI AU Cikelet, Pameungpeuk, Garut pada
pukul 11.38 WIB, pesawat LSU-02 NGLD terbang ke arah barat menuju Pantai Citepus, Pelabuhan
Ratu, Sukabumi, dan berhasil mendarat kembali (landing) pada pukul 15.40 WIB di titik start terbang.
Dengan kecepatan rata-rata terbang 100 km/jam dan dengan ketinggian lebih kurang 200 meter di atas permukaan laut, pesawat ini mampu terbang sejauh 405 Km pergi pulang.
Pesawat tanpa awak LSU-02 NGLD merupakan pengembangan dari varian pesawat LSU-02. Pesawat ini memiliki panjang sayap 3,3 meter, panjang badan 1,5 m dan berat maksimum pesawat hingga 20
kg. Misi penerbangan pesawat tanpa awak kali ini selain untuk memecahkan rekor MURI untuk
Terbang Jarak Terjauh 405 Km, juga dimaksudkan untuk menguji performa terbang pesawat dengan
desain terbaru ini, selain itu juga untuk mengetahui tingkat efisiensi aerodinamikanya.
Pesawat LSU 02 versi lama yang berhasil terbang dari KRI DPN Sigma class.
Penyerahan sertifikat rekor terbang diserahkan secara langsung oleh Manager MURI, Andre
Purwandono kepada pihak LAPAN yang diwakili oleh Kabid Diseminasi Pusat Teknologi Penerbangan,
Agus Bayu Utama di hadapan seluruh tim teknis operasi terbang LSU LAPAN.
Menurut Agus Bayu Utama, “Dengan keberhasilan terbang sejauh 405 Km ini, kedepannya pesawat
ini akan diaplikasikan untuk berbagai misi, selain untuk foto udara, pemantauan, mitigasi bencana,
juga untuk memperkuat pengembangan sistem pemantauan maritim berbasis pesawat tanpa awak
(Maritime Surveillance System). Selain itu perolehan Rekor MURI ini merupakan “Kado Terindah”
bagi Pusat Teknologi LAPAN yang tahun ini genap berusia 8 Tahun (Sewindu)”, ujarnya.
Sebelumnya pada 2 Juni 2013 pesawat tanpa awak LAPAN telah mencatatkan rekor MURI untuk terbang jarak terjauh 200 Km (pp) dari Pameungpeuk ke Pangandaran. Kemudian pada 29 November
2015 pesawat tanpa awak LAPAN memecahkan rekor jarak tempuh tersebut menjadi 340 Km dengan rute terbang dari Pameungpeuk sampai dengan Cilacap (pp). Di tahun 2018 Tim Insinyur Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN mencoba mendesain generasi terbaru dari LSU-02 yang kemudian diberi nama LSU-02 NGLD. “Alhamdulillah akhirnya mampu membuktikan kehandalannya dengan raihan rekor MURI di 17 Juli ini,” ucap syukurnya.
Pada kesempatan tersebut, Agus Bayu Utama juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pemecahan Rekor MURI ini, diantaranya Aspam Mabes TNI AU, Dispotdirga AU, Lanud Halim dan Lanud Husein Sastranegara.(Lapan/nor)
Terungkap dalam DogfightPerbandingan penampilan jet tempur siluman F-35 dengan F-15 Eagle Amerika Serikat. [Foto/Air Force Magazine] ★
Jet tempur siluman F-35 Lighting II Amerika Serikat (AS) ternyata bisa dikalahkan pesawat tempur F-15 Eagle selama pelatihan dogfight atau pertempuran udara di Kadena.
Pilot tempur Eagle, Kapten Brock McGehee, mengungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan Defense News, yang dilansir Selasa (6/8/2019). Kapten McGehee merupakan pilot F-15 dari Skuadron Tempur (FS) ke-44.
Sekadar diketahui, Skuadron Tempur ke-44 Amerika Serikat berbasis di Pangkalan Udara Kadena, Jepang. Saat ini, sekitar 12 unit jet tempur F-35A dari Skuadron Tempur ke-34 Pangkalan Angkatan Udara Hill dikerahkan ke Pangkalan Udara Kadena.
Menurut McGehee, F-35 adalah pesawat tempur air-to-air yang "sangat mampu". "Agak menakutkan, sedikit terbang di kegelapan dengan pesawat terbang tak terlihat yang ada di sekitar Anda," katanya.
"Orang-orang itu adalah pilot yang sangat baik, kesadaran situasional mereka sangat tinggi dan mereka melakukan pekerjaan yang baik untuk menjaga kita tetap berada di lingkaran di mana mereka berada ketika mereka berada di tim yang sama dengan kita," ujarnya.
McGehee menjelaskan bahwa seperti saudara laki-laki generasi kelimanya; F-22 Raptor, F-35 sangat sulit dideteksi pada jarak yang jauh berkat teknologi silumannya. Tetapi dalam pertempuran jarak dekat, kata dia, F-15 akan memperlakukan F-22 dan F-35 dengan sangat berbeda.
Dia menolak untuk membahas hal-hal spesifik yang dapat mengungkap taktik, teknik, dan prosedur serta memberikan petunjuk kepada musuh tentang cara terbaik untuk membuat pesawat F-15 menang dalam dogfight dengan jet tempur siluman tersebut.
"Sebuah F-22, jika Anda pernah menonton demo itu, Anda bisa terbalik. Ini konyol," katanya. "F-35, ternyata berbeda. Jadi itu hanya semacam (manuver tempur dasar) semacam kesadaran bagi kita tentang apa yang harus dilakukan secara berbeda," paparnya.
McGehee ditanya, bisakah F-15 mengalahkan F-35 dalam pertempuran udara? Dia menjawab; "Kadang-kadang." Menurutnya, semua pesawat kadang-kadang hilang dalam pertempuran udara, dan karena berbagai alasan.
"Sebagiannya adalah pesawat terbang dan sebagian lagi adalah manusia di dalam pesawat," katanya. "Kami punya beberapa pilot yang benar-benar berbakat di sini yang bisa mendapatkan ofensif pada banyak pilot lain. Seorang pilot yang memahami pesawat ini dengan sangat baik dan sangat terampil dalam hal itu sangat mematikan tidak peduli apa pun yang terbang, jadi mungkin saja."
Menurut Kapten Ryan Fantasia, seorang pilot F-35A pada Skuadron Tempur ke-34, di langit di atas Kadena, pilot F-35 berfokus terutama pada pertarungan air-to-air, suatu keanehan bagi F-35, jet tempur generasi kelima yang lebih dikenal karena kemampuan air-to-surface.
"Wilayah udara berada di atas air, jadi jauh lebih sulit untuk melihat ke bawah dan melihat tanah atau hal-hal seperti itu. Ditambah lagi, Eagle ada di sini," katanya mengacu pada jet tempur F-15C/D Eagle dari Skuadron Tempur ke-44 dan ke-67 yang berbasis di Kadena.
Sebenarnya, jet tempur generasi keempat F-15 masih dapat menimbulkan tantangan dalam pertempuran udara dan seperti yang dilaporkan oleh Defense News, catatan F-35 terhadap pesawat tempur generasi keempat tidak selalu mendapat perhatian positif. Pada 2015, sebenarnya F-16 juga mengalahkan F-35 dalam latihan pertempuran udara.
Pada saat itu, Departemen Pertahanan atau Pentagon mengklaim bahwa F-35 yang terlibat dalam mock dogfight adalah model yang sangat awal dengan amplop penerbangan terbatas, hanya 5,5 G. Selain itu, jet tempur itu juga tidak memiliki banyak sistem misi, lapisan siluman atau fungsi tampilan helm yang sekarang banyak tersedia.
Pada bulan Februari, F-35 di Kadena mendapatkan perangkat lunak block 3F terbaru, versi kemampuan tempur lengkap yang memungkinkan pesawat untuk menerbangkan seluruh amplop penerbangannya dan hingga manuver 9 G. Namun, latihan tempur air-to-air Lighting II telah menunjukkan peningkatan sebelum itu, mencapai rasio pembunuhan 20 banding 1 pada acara Red Flag pertama di awal 2017.
(mas)
Komponen sistem pertahanan rudal S-400 Rusia saat diturunkan dari pesawat kargo Rusia di dekat Ankara. [Foto/Kementerian Pertahanan Nasional Turki/REUTERS] ★
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan tidak ada bukti konkret dari klaim Amerika Serikat (AS) bahwa sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia membahayakan pesawat jet tempur siluman F-35 maupun sistem senjata NATO.
Turki telah membeli senjata pertahanan canggih Rusia tersebut dan memicu ketegangan hubungan antara Ankara dan Washington—sekutu di keanggotaan NATO. Pembelian sistem rudal itulah yang membuat AS mengeluarkan Turki dari program konsorsium bersama F-35. Para pejabat Washington bahkan mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Ankara.
Berbicara kepada para diplomat Turki di Ankara pada hari Selasa (6/8/2019) seperti dikutip Reuters, Erdogan mengatakan bahwa ia percaya Presiden AS Donald Trump tidak akan membiarkan hubungan Turki-AS "menjadi tawanan" untuk masalah pembelian S-400.
Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada wartawan bahwa upaya Washington untuk menghubungkan pembelian S-400 dengan partisipasi Turki dalam program pesawat tempur F-35 sepenuhnya tidak sesuai dengan semangat aliansi Turki-AS. Dia berharap bahwa kedua negara dapat menyelesaikan masalah ini dalam konteks hubungan persahabatan yang ada.
Turki telah menginvestasikan lebih dari USD 1,25 miliar ke dalam produksi pesawat generasi kelima tersebut. Ankara juga telah terlibat dalam produksi beberapa komponen untuk pesawat siluman itu dan telah berencana untuk membeli 120 unit.
Namun, pada bulan lalu, setelah dimulainya pengiriman komponen S-400 ke Turki, AS mengumumkan bahwa Washington membatalkan penjualan jet tempur F-35 Ankara. Gedung Putih kemudian mempertimbangkan sanksi terhadap Ankara di bawah undang-undang sanksi bernama Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) 2017.
Para pejabat Turki telah mengecam keputusan Washington terhadap Ankara soal F-35 sebagai tindakan ilegal, dan memperingatkan bahwa keputusan itu akan membahayakan hubungan strategis antara kedua sekutu NATO.
Akhir bulan lalu, Erdogan memperingatkan bahwa Ankara mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan pesanan besar pesawat Boeing jika Washington menjatuhkan sanksi terkait pembelian S-400.
Presiden Trump tidak menyalahkan Turki karena membeli S-400 buatan Rusia. Menurutnya, ada "banyak keadaan" yang mendorong Ankara untuk menjalankan kesepakatan pembelian sistem rudal itu dengan Rusia.
Selama pertemuan tatap muka baru-baru ini dengan Erdogan, Trump menyalahkan Presiden Barack Obama terkait kisruh akuisisi S-400 Rusia oleh Turki. Menurut Trump, Ankara sejatinya akan lebih memilih untuk membeli sistem rudal Patriot AS, tetapi tidak ditawari kesepakatan pembelian oleh pemerintah Obama sampai akhirnya terlambat.
Para pejabat AS dan NATO telah berulang kali memperingatkan bahwa kehadiran S-400 di Turki akan memungkinkan Rusia untuk mengumpulkan informasi sensitif tentang sistem senjata NATO, serta pesawat tempur F-35 dan kemampuan silumannya. Pada bulan Mei, seorang pejabat senior Pentagon mengatakan penyebaran S-400 di Turki akan "menghancurkan", baik untuk program F-35 dan dalam hal kelanjutan interoperabilitas Turki dengan NATO.
(mas)
Raih Certiticate PUSLAIKBom P-250L produksi Dahana
Setelah sekian lama berusaha, akhirnya Bom P-100L dan Bom P-250L mendapatkan Type Certificate dari Pusat Kelaikan (PUSLAIK) Kementerian Pertahanan RI. Penyerahan Type Certificate dilaksanakan di PUSLAIK BARANAHAN KEMHAN.
"Dengan adanya sertifikat PUSLAIK diharapkan user atau calon pembeli akan lebih percaya pada produk Dahana, terutama bom P-100L dan P-250L. Dokumen ini dapat juga sebagai dokumen penjamin untuk berjualan di luar negeri," ujar Yusep Nugraha R, GM Divisi Minyak & Gas PT DAHANA (Persero) dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (31/7).
Menurutnya, proses yang dilalui oleh DAHANA begitu panjang dan kompleks hingga diterbitkannya Type Certificate. Proses dimulai sejak membuat desain bersama PT Sari Bahari dan Dislitbang AU, uji statis, uji dinamis, kemudian penerbitan sertifikat kelaikan oleh Dislitbang AU. Proses kemudian berlanjut dengan pengecekan casing, proses produksi, dokumen dan lainnya oleh PUSLAIK KEMHAN.
Bom pengembangan dari tipe P-100L ini diperuntukkan bagi pesawat tempur Sukhoi yang dimiliki oleh TNI AU. Bom ini menjadi pilihan karena spesifikasinya yang telah memenuhi standar pesawat NATO dan Rusia. Selain itu, Bom P-100L dan Bom P-250L termasuk dalam jenis bom High Drags General Purpose (HDGP) yang memiliki kemampuan untuk meledak dan efek pecahannya dapat digunakan untuk menghancurkan bangunan dan fondasi bunker, juga dapat menghancurkan benda hidup di area yang luas.
Bom P-100L produksi Dahana
"Kelebihan lainnya, bom ini mudah dalam perawatan dan penyimpanan di gudang. Penggunaan jenis bom ini terbilang efisien karena tidak menggunakan bahan peledak untuk melepaskan bom dari bomb rack (impulse cartridge). Dengan terbitnya Type Certificate, DAHANA diharapkan menjadi lebih mudah dalam pemasarannya karena mendapat kepercayaan dari konsumen," jelasnya.
Selain itu, rasa syukur turut disampaikan oleh perwakilan PT Sari Bahari yang mencetak casing dari kedua bom tersebut dan ikut terlibat pada setiap proses pengujian.
"Akhirnya, setelah proses sekian lama, kita mendapatkan Type Certificate ini," ungkap Putra Egam, General Manager PT Sari Bahari.
Turut hadir dalam penyerahan Type Certificate Bom P-100L dan Bomb P-250L, Kepala PUSLAIK BARANAHAN KEMHAN Laksamana Pertama (TNI) Teguh Sugiono, SE, MM., General Manager Divisi Migas PT DAHANA (Persero) Yusep Nugraha, dan Putra Egam General Manager PT Sari Bahari.
♖ BUMN
KF-X/ IF-X (Anggi Kusumadewi/ Kumparan via Kemhan)
Sekjen Kemhan RI Laksdya TNI Agus Setiadji, S.I.P., M.A., menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea Selatan Untuk Indonesia Kim Chang-beom, Rabu (31/ 07) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.
Kedua pihak sepakat dan mengungkapkan memiliki komitmen yang sama untuk terus melanjutkan dan meningkatkan kerjasama di bidang industri pertahanan khususnya dalam kerjasama pembangunan kapal selam dan pesawat tempur KFX/IFX.
Sekjen Kemhan RI mengatakan bahwa hubungan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan adalah hubungan yang panjang jangka, sehingga kerjasama di bidang pertahanan khususnya kerjasama industri dan teknologi pertahanan harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan.
Beberapa peralatan Alutsista buatan Korea Selatan juga sudah digunakan oleh TNI diantaranya adalah Panser Tarantula, Meriam 105 dan 155, Kapal Selam dan Pesawat KT-1B Wong Bee dan Pesawat Golden Eagle.
Untuk itu, dengan cukup banyaknya peralatan yang digunakan oleh Indonesia dari Korea Selatan, diharapkan Korea Selatan juga dapat membeli banyak lagi membeli pesawat CN-295 buatan industri pertahanan Indonesia.
Berkaitan dengan program kerjasama pesawat tempur KFX/IFX yang meskipun saat ini dalam proses renegosisi, Indonesia ingin dan memiliki tekat serta semangat yang kuat untuk terus melanjutkan kerjasama tersebut dalam rangka tercapainya kemandirian pembuatan pesawat tempur.
“Kerjasama KFX/IFX merupakan progran kerjasama Goverment to Goverment antara Indonesia dan Korsel dalam rangka kemandirian pembuatan pesawat tempur di kedua negara”, tambah Sekjen Kemhan RI.
Kerjasama Pembangunan Kapal Selam
Sedangkan kerjasama dalam pembangunan kapal selam, kedua negara juga telah sepakat akan dilanjutkan pada Phase ke 2 yakni untuk pembangunan kapal selam ke 4,5 dan 6 yang akan dibangun di PT PAL Surabaya.
Sementara itu, Dubes Korea Selatan untuk Indonesia dalam kesempatan tersebut menyampaikan terimakasih kepada Kemhan RI khususnya kepada Sekjen Kemhan RI yang telah memberikan dukungan besar bagi peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara.
“Terima kasih atas penyampaian Sekjen Kemhan RI yang menunjukan niat dan semangat tekat untuk memajukan dan melanjutkan kerjasama dengan Korea Selatan, karena kedua negara memiliki kemitraan startegis khusus”, ungkap Dubes Korea Selatan.
Lebih lanjut Dubes Korea Selatan mengungkapkan, bahwa Korea Selatan akan memberikan dukungan yang semaksial mungkin kepada Indonesia sehingga dapat mencapai kemandirian di bidang industri pertahanan.
♖ Kemhan
CARAT 2019Latihan menembak dengan senapan GPMG, Sniper, K3 Daewo, menembak malam dan Senjata Mesin Berat (SMB) tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknik maupun taktik prajurit Marinir kedua Negara dalam menggunakan senjata perorangan. (Sindonews)
Prajurit Korps Marinir TNI AL dan Marinir Amerika (USMC) yang terlibat dalam Marine Exercise bagian dari Latihan Bersama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2019 menggelar latihan menembak di Pusat Latihan Tempur Korps Marinir 5 Baluran, Karangtekok, Situbondo, JawaTimur. Kamis (01/08/2019).
Latihan menembak yang dipantau langsung oleh Perwira Pelaksana Latihan (Palaklat) Letkol Marinir Arip Supriyadi, S.H., M.M., M.Tr.Hanla, Perwira Interpreter Mayor Marinir Anton Waris Kuncoro dan Pasiops Yonif 5 Mar Kapten Marinir Haris Tri Purnama tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknik maupun taktik prajurit Marinir kedua Negara dalam menggunakan senjata perorangan.
Materi menembak yang dilatihkan meliputi menembak senapan, GPMG, Sniper, K3 Daewo, menembak malam dan Senjata Mesin Berat (SMB).
Selain itu, prajurit Marinir kedua Negara juga diberikan materi Serangan, Raid Darat, Patroli Tempur, Jungle Survival, Pertahanan, dan Perang Kota.
Letkol Marinir Arip Supriyadi, S.H., M.M., M.Tr.Hanla selaku Perwira Pelaksana Latihan (Palaklat) mengatakan, selain melaksanakan latihan, prajurit Marinir kedua Negara juga melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk mempererat jalinan komunikasi antar prajurit yang tergabung dalam latihan bersama tersebut yaitu olahraga bersama.
“Latihan Bersama Marinir Indonesia – Amerika ini akan berlangsung hingga 6 Agustus 2019 dan melibatkan 245 prajurit dengan rincian 205 prajurit Korps Marinir TNI AL dan 40 prajurit Marinir Amerika (USMC),” pungkasnya.
♖ TNI AL
ACMI Sukhoi Produk Anak Bangsa ACMI terpasang di Pesawat Sukhoi TS-3011, salah satu program kerjasama Kemhan [Kemhan] ☆
ACMI adalah sistem instrumentasi yang mampu memonitor, menampilkan (2 dimensi maupun 3 dimensi), merekam pergerakan, dan posisi pesawat secara real time yang nantinya digunakan sebagai bahan evaluasi serta mampu mensimulasikan pertempuran air to air dan air to ground.
ACMI Sukhoi ini merupakan program Bangtekindkan hasil kerjasama Ditjen Pothan Kemhan dengan PT. TRESS (Teknologi Rekatama Solusi Indonesia). Keunggulan dari ACMI ini adalah murni karya anak bangsa, terjamin kerahasiaannya, mampu mendukung latihan penerbang Sukhoi dengan tepat sasaran, upgrade lebih mudah karena hasil penelitian bersama dengan Dislitbang TNI AU, sehingga mudah dalam perawatan dan troubleshooting.
Secara umum, spesifikasi teknis yan diterapkan pada ACMI Sukhoi ini dapat digunakan untuk semua jenis latihan pilot pesawat tempur, antara lain:
★ Latihan terbang perorangan dan element,
★ Latihan terbang satu skadron atau lebih,
★ Latihan gabungan antar skadron,
★ Latihan gabungan dengan negara lain, dan
★ Latihan composite strike.
Dan dari hail uji dinamis, ACMI Sukhoi ini telah melampaui spesifikasi teknis yang tertuang dalam kontrak, antara lain mampu digunakan bermanuver melebihi 6,5 G, mencapai ketinggian di atas 30.000 ft, dan suhu antara -30⁰C hingga 70⁰C.
Perhatian yang sangat luar biasa diberikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara dan Dirjen Pothan yang telah mendukung penuh Tim Waspro dan PPHP serta Puslaik Baranahan Kemhan dalam kegiatan uji statis maupun uji dinamis yang dilaksanakan di Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Hasanuddin Makassar. Atas dukungan dan kerjasama semua pihak, kini ACMI Sukhoi Program Bangtekindhan Ditjen Pothan Kemhan telah mengantongi Sertifikat Tipe Produk Aeronautika Klas II Militer dan siap untuk diproduksi massal guna mendukung kegiatan TNI AU, compatible dengan pesawat-pesawat TNI AU lainnya (sebelumnya TNI AU telah memiliki ACMI KITS buatan Cubic dan P5 buatan Cubic & DRS Tecnologies untuk pesawat F-5, F-16 dan Hawk 100/200).
Ujicoba Rhan 122B dan telah mendapatkan sertifikat.
Selain sukses mebangun ACMI Sukhoi, pada tahun ini Ditjen Pothan Kemhan berhasil pula meluncurkan Roket R-Han 122B Tahap II yang merupakan hasil kerjasama dengan Konsorsium Reverse Engineering R-Han 122B yang terdiri dari PT. Pindad (Persero) selaku Lead Integrator, didukung oleh anggota konsorsium yaitu PT. Dahana (Persero), PT. Dirgantara Indonesia (Persero), dan LAPAN. Selain itu, Dtjen Pothan juga telah mendapatkan sertifikat tipe untuk berbagai program Bangtekindhan lainnya, yaitu:
★ First Article Senjata Serbu Bawah Air 5,66 mm,
★ First Article Mekatronik Mortir 81 mm, dan
★ First Article Remote Control Weapon System (RCWS),
Ilustrasi ujicoba Rudal C-705.
Sedangkan untuk program Pembinaan Potensi Teknologi Industri Pertahanan (Binpottekindhan), Puslaik Baranahan juga telah menerbitkan type certificate untuk program Reverse Enginering Inertial Navigation System (INS) Rudal dan Program Penyusunan Tabel Tembak Roket R-Han 122B.
Saat ini Ditjen Pothan Kemhan tengah melaksanakan program Bangtekindhan TA. 2019 yang teridiri dari:
★ First Article Alat Kendali Tembak Senjata FFAR Heli Serang Mi 35-P,
★ First Article Sistem Penembakan Mortir Berbasis Komputer,
★ First Article Senjata Otomatis Kal. 5,56 mm
★ First Article Data Distribution Unit,
★ First Article Depth Personal Vehicle, dan
★ First Article Card Module Radar Thomson.
Ilustrasi Tank Boat.
Selain itu, melalui Binpottekindhan, Ditjen Pothan Kemhan juga tengah bekerjasama dengan Industri Pertahanan (BUMN dan BUMS), antara lain:
★ Program Tank Boat Tahap II,
★ Program Joint Production PTTA Kelas MALE Tahun I, dan
★ Program Reverse Engineering Sistem Rudal C-705.
Dengan bantuan semua pihak, semoga Program Bangtekindhan dan Binpottekindhan Ditjen Pothan Kemhan mampu membina Industri Pertahanan dalam negeri, baik BUMN maupun BUMS, untuk menjadi industri yang mandiri, handal, dan berdaya saing baik di lingkup nasional maupun internasional.