Sabtu, 11 Juli 2020

TNI AL Perkuat di Wilayah Pasifik dan Laut Arafuru

3 Koarnada dan 3 Pasmar harus memiliki kekuatan dan kemampuan yang sama. [Dispenal]

K
epala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, Komando Armada (Koarmada) I, Koarmada II, dan Koarmada III serta Pasukan Marinir (Pasmar) 1, Pasmar 2, dan Pasmar 3 harus memiliki kekuatan dan kemampuan yang sama. Sehingga, apabila terjadi emergensi di wilayah Pasifik dan Laut Arafuru tidak perlu lagi menggeser unsur dari Surabaya maupun Jakarta, tetapi dapat diatasi dari Sorong, dalam hal ini Koarmada III dan Pasmar 3.

Hal itu disampaikan Kasal Laksamana TNI Yudo Margono ketika memberikan pengarahan pada acara olahraga bersama dengan seluruh prajurit TNI AL wilayah Sorong, yakni Koarmada III, Pasmar 3, dan Lantamal XIV Sorong di Mako Koarmada III Kota Sorong, Papua Barat, Jumat, 10 Juli 2020.

Menurut Kasal untuk mampu mengatasi emergensi di wilayah Pasifik dan Laut Arafuru maka sarana dan prasarana serta Alutsista Koarmada III dan Pasmar 3 akan dipenuhi secara bertahap, termasuk personel pengawaknya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2DshX3D31kaPgYn3TE657UDJXZcB-k2rKYagnOeg1-TEo9zgu_cPfXGuSfk-7N2IjElx3Cwk2mWPUn_zD6MDE4Txo-UP2-viP6BvGQyX-mhArkSq16j5cP5_e29QL7mZLwvqdqHC9htBc/s1600/Garuda+-+Gladi+Tugas+Tempur+Komando+Armada+1+-+YouTube%25282%2529.pngJadi untuk menghadapi tiga trouble spot, TNI AL sudah bisa mengatasinya dengan kehadiran Koarmada I, Koarmada II, dan Koarmada III beserta kekuatan SSAT lainnya yaitu KRI, pesawat patroli maritim, Pangkalan, dan Pasukan Marinir", kata Laksamana TNI Yudo Margono melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA Militer.

Mantan Panglima Kogabwilhan I itu menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan personel Koarmada III, saat ini sedang diselenggarakan seleksi penerimaan calon Bintara dan Tamtama program khusus TNI AL tahun 2020 dengan prioritas putra Papua sebanyak 200 orang, masing-masing 100 Bintara dan 100 Tamtama. Pendidikan Bintara dan Tamtama tersebut akan dilaksanakan di Sorong serta penempatannya di Koarmada III dan jajarannya. Dengan rekrutmen putra daerah Papua, Kasal mengharapkan mereka akan memiliki profesionalisme yang sama dengan Koarmada I dan Koarmada II.

Sementara kekuatan Alutsista akan dipenuhi secara bertahap, baik Kapal Perang, pesawat patroli maritim maupun Pasukan Marinir, sehingga kekuatan dan kemampuan Koarmada I, Koarmada II, dan Koarmada III, serta Pasmar 1, Pasmar 2, Pasmar 3, serta Lantamal I sampai XIV, memiliki kekuatan dan kemampuan yang merata," ujarnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEd4GeF2L9nZ5rXirzpkTamrrsflcp21vWVbBkHzthpAbzqI4QYfNjHu17OlgUBZlgYY_FnR7sjS239YEWf8QpIWjanxdV20mjR8-Ci-Wbv6DJzgdosdhpcoWLrihOsKfuo0dspBgmY_M3/s1600/IMG-403+FKO.jpgDia menegaskan, Koarmada III harus memiliki kemampuan coverage area yang meliputi ALKI-3 (Alur Laut Kepulauan Indonesia) sampai ke timur Samudera Pasifik dan Laut Arafura. Hal ini memerlukan kehadiran unsur-unsur operasional TNI AL dengan prajurit-prajurit yang sudah terlatih dan profesional.

Seusai memberikan pengarahan, Kasal dan Ketua Umum Jalasenastri melaksanakan jalan sehat bersama menuju KRI Teluk Lada-521 yang sandar di dermaga Lantamal XIV Sorong. Di geladak helikopter KRI Teluk Lada-521, Ketua Umum Jalasenastri memberikan bantuan APD dan face shields kepada tujuh KRI, pemberian tali asih kepada PD Jalasenastri Koarmada III, Korcab Jalasenastri Lantamal XIV, Korcab Jalasenastri Pasmar III, dan prajurit Kowal wilayah Sorong. Penyerahan sejumlah bantuan tersebut dalam rangka memeringati HUT ke-74 Jalasenastri tahun 2020.

Tidak hanya itu, seusai sholat Juma’at di Masjid Al Fattah Koarmada III, Kasal yang didampingi Pangkoarmada III melaksanakan peninjauan fasilitas bangunan Pasmar 3 Sorong. Sementara Ketua Umum Jalasenastri kunjungan kerja ke Rumah Sakit TNI AL dr. Oetojo untuk menyerahkan bantuan APD dan face shields.

  VIVAnews  

[Dunia] Jepang Boyong 105 Jet Tempur Siluman F-35

Disetujui AS Pesawat F-35A [ist]

A
merika Serikat menyatakan setuju menjual 105 jet tempur siluman F-35 ke Jepang. Pesawat perang itu dibeli Jepang untuk menghadapi Korea Utara dan China.

Penjualan dilakukan dengan kesepakatan harga sekitar US$23,11 miliar.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan Jepang membeli pesawat perang itu dalam jumlah besar yakni 63 unit F-35A, dan 42 versi F-35B.

"Washington memberi lampu hijau untuk transaksi itu, yang akan meningkatkan pertahanan sekutu utama di kawasan Asia-Pasifik," kata pernyataan Kemlu AS seperti dikutip dari AFP, Jumat (10/7).

"Sangat penting bagi AS untuk membantu Jepang dalam memperkuat kemampuan tempur."

Jepang telah meningkatkan anggaran militer tahun 2020 menjadi sekitar U$ 50,3 miliar. Dari jumlah itu alokasi terbesar digunakan untuk pembelian jet tempur dan sistem pertahanan rudal.

Sebagai respons atas modernisasi angkatan bersenjata China, Jepang telah merencanakan kembali pembelian F-35A.

Jepang baru-baru ini juga dikabarkan tengah melakukan modernisasi kekuatan militer, salah satunya kapal perang JS Izumo.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGgSM24m7EoIQXGjfTh3i-T3jTQe4b7jJTLMRghakaU_PpdLuYHswhhIkvW4JLtyVSft1zIXdPWC_f4p0S6ozozQABdQVJLazYyLL5C-vCFWpBJmAYNIZK_EbRQjqUvGO48wiQly41SmmR/s1600/F35B+008.jpgJS Izumo yang semula kapal pembawa helikopter sedang dalam tahap modifikasi agar dapat menjadi kapal induk untuk mengoperasikan STOVL (Short TakeOff/Pendaratan Vertikal) pesawat tempur siluman F-35B.

Melansir Naval Technology, Rabu (1/7), JS Izumo merupakan kapal besar permukaan yang dibangun oleh Japan Marine United Corporation dan dioperasikan oleh Japanese Maritime Self Defence Force (JMSDF) sejak 2015. Kapal perusak Kelas Izumo menggantikan kapal perusak kelas Hyuga, yang ditugaskan pada Maret 2008.

JS Izumo dapat digunakan untuk berbagai tujuan, mulai antikapal selam, operasi komando dan kontrol, bantuan kemanusiaan dan operasi bantuan bencana, serta untuk melindungi wilayah Jepang di Laut China Timur.

Pertengahan Juni lalu Angkatan Laut Jepang dilaporkan mengusir kapal selam China yang kedapatan menyelundup masuk ke perairan dekat Okinawa di selatan negara tersebut. (dea)

 Hadapi Ancaman China, Jepang Rancang Jet Tempur Siluman Baru 
Ilustrasi FX [ist]

Jepang berencana membangun salah satu jet tempur siluman tercanggih di dunia yakni pesawat bermesin ganda yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pertahanan udara negara untuk belasan tahun ke depan.

Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono menuturkan pembangunan armada tempur baru ini diperlukan demi menunjang kapabilitas angkatan udara menanggapi sejumlah provokasi terutama yang dilakukan pesawat militer China di dekat wilayah Jepang.

Kementerian Pertahanan Jepang menuturkan pesawat generasi keenam ini akan mulai diproduksi pada tahun fiskal 2031 mendatang.

Rencana pembuatan pesawat ini pun sudah tertuang dalam anggaran pertahanan negara 2020, di mana lebih dari US$ 216 juta disisihkan untuk program pembangunan pesawat yang dikenal sebagai FX.

Dikutip dari CNN, tak hanya jet siluman, anggaran pertahanan itu pun dipakai Jepang untuk mengembangkan teknologi pesawat nirawak atau drone untuk melengkapi kapabilitas jet siluman tersebut.

Badan Akuisisi, Logistik, dan Teknologi Jepang (ALTA) mengatakan jet tempur siluman FX ini akan dilengkapi sejumlah fitur canggih seperti kemampuan sinkronisasi penargetan rudal, senjata internal, dan penggunaan nozel-dorong-vektor.

Kantor penyiaran NHK menuturkan jet tempur ini akan menggantikan ratusan pesawat F-2 dan F-16 milik Jepang yang mulai usang.

Pengembangan jet tempur siluman FX ini muncul setelah Jepang sepakat memboyong 105 jet tempur siluman F-35 buatan Amerika Serikat.

Pesawat perang itu dibeli pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menghadapi Korea Utara dan China. Penjualan dilakukan dengan kesepakatan harga sekitar US$ 23,11 miliar.

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan Jepang membeli pesawat perang itu dalam jumlah besar yakni 63 unit F-35A dan 42 versi F-35B.

Jepang telah meningkatkan anggaran militer tahun 2020 menjadi sekitar US$ 50,3 miliar. Dari jumlah itu alokasi terbesar digunakan untuk pembelian jet tempur dan sistem pertahanan rudal. (rds/fea)

  CNN  

Mengenal V-22 Osprey, Pesawat Yang Akan Dibeli Indonesia

Infografis MV-22 Osprey [Kompas]

T
idak seperti pesawat lain di dunia. Begitu Boeing menyebut pesawat tempur multirole buatannya di situs resminya.

Nah, Indonesia bakal membeli delapan pesawat MV-22 Block C Osprey dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29 triliun.

Melansir Defense News, potensi penjualan tersebut AS umumkan melalui situs Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA), Selasa (7/7).

Mengutip situs Boeing, V-22 Osprey adalah pesawat tempur multirole yang memanfaatkan teknologi tiltrotor untuk menggabungkan kinerja vertikal helikopter dengan kecepatan dan jangkauan pesawat fixed-wing.

Dengan rotor di posisi vertikal, V-22 Osprey bisa lepas landas, mendarat, dan melayang seperti helikopter. Setelah mengudara, pesawat itu bisa beralih menjadi pesawat turboprop yang mampu terbang dengan kecepatan tinggi.

Kombinasi tersebut menghasilkan kemampuan jangkauan global yang memungkinkan V-22 Osprey untuk mengisi ceruk operasional yang tidak seperti pesawat lain.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLhI4yOoE7J0MptZ8l9rhyphenhyphenXJWflDKfQECrIL7-FN8AHa9eyuVzAFi-KKv_to4M89HFnyhPjM866HqU6FFypB5hMUZzh1JnQFjxgj5CwZWz3MQqoDn8iq0GWigiiOH-IpfCrmSlXPYr9YRm/s1600/MV-22B_combat_radius_in_Iraq_compared_with_CH-46E_combat_radius.pngDaya jelajah MV22 lebih besar dari jangkauan helikopter lainnya [istimewa]

Bell Boeing V-22 merupakan aliansi strategis antara The Boeing Company dan Bell Helicopter-Textron. Korps Marinir AS adalah pengguna pertama V-22 Osprey pada 2007 sekaligus varian MV-22 Block C Osprey di 2012.

"Pesawat Block C pertama kami adalah tonggak terbaru dalam upaya berkelanjutan kami untuk membuat pesawat paling revolusioner di dunia bahkan lebih maju," kata John Rader, Direktur Eksekutif Program Bell Boeing V-22, saat penyerahan MV-22 Block C Osprey ke Marinis AS pada Februari 2012, dalam siaran pers Boeing.

MV-22 Block C Osprey memiliki sistem Electronic Warfare, termasuk alat pertahanan anti radar dan peluru kendali chaff and flare tambahan, meningkatkan kemampuan pesawat ini untuk mengalahkan ancaman serangan rudal udara-ke-udara dan darat-ke-udara.

Blok C juga memberikan kesadaran situasional yang lebih besar dengan peningkatan tampilan kokpit dan kabin V-22 Osprey.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtJ-xiqSaImBF3c0A8sg_f8Cd9zINf2C3Fjv_C-xEgrrh_xVnGuQfyehQSM2eYcTELpEoyqwU61OqL0x4MKk7DJ4l4hdSt0JWuayd17n2QrDeDY1hSWD8lJkmCgGxGpDCBpiXaNykJegEd/s1600/MV-22+Osprey+dari+AS.pngIndonesia membeli 8 MV-22 Block C Osprey termasuk mesin 24 AE 1107C Rolls-Royce, 20 radar infra merah forward-looking AN/AAQ-27, sistem peringatan rudal AN/AAR-47, dan radar penerima peringatan AN/APR-39.

Selain itu, Indonesia membeli 20 senapan mesin M-240-D 7.64 mm dan senapan mesin GAU-21 untuk ke-8 pesawat tersebut.

Pesawat V-22 Osprey sudah beraksi dalam berbagai operasi militer AS. Misalnya, di Afghanistan sebagai bagian dari Operasi Enduring Freedom, di Irak sebagai bagian dari Operasi Kebebasan Irak.

Selain itu, Pesawat V-22 Osprey menjadi bagian dari Komando Sentral AS (USCENTCOM) Gugus Tugas Khusus Angkatan Udara (SPMAGTF) ​​yang mendukung pasukan reaksi cepat atau pasukan tanggap krisis jangka panjang.

"V-22 Osprey adalah platform matang yang memproyeksikan kemampuan misi serbaguna untuk operasi militer serta upaya bantuan kemanusiaan," kata Manajer Program Bersama V-22 Korps Marinir AS Kolonel Matthew Kelly pada November 2017 lalu dalam siaran pers Boeing.

  Kontan  

Jumat, 10 Juli 2020

Ternyata Kapal Korvet TNI AL Terbanyak Ketiga Dunia

Dengan 25 Unit Korvet berbagai jenisDentuman meriam kapal korvet Diponegoro class [TNI AL] ★

A
da sebuah fakta menarik dari kekuatan militer Tentara Nasional Indonesia di dunia. Ternyata Indonesia merupakan raksasa ketiga dunia yang terbanyak memiliki armada tempur laut Kapal Perang jenis Corvette atau Korvet.

Berdasarkan data resmi yang dikutip VIVA Militer dari Global Fire, Jumat 10 Juli 2020, hingga saat tercatat TNI memiliki 24 unit Korvet.

Dan hebatnya, jumlah itu ternyata lebih banyak dari pada yang dimiliki Negara Super Power seperti Amerika Serikat. Militer Amerika tercatat hanya menempati urutan kelima dunia dengan total Korvet yang dimiliki sebanyak 19 unit.

Desain korvet nasional [istimewa]

Rusia merupakan negara nomor satu terbanyak memiliki Korvet di dunia dengan jumlah 79 unit diikuti China di peringkat kedua dunia dengan jumlah Corevette 50 unit.

Di bawah Indonesia tepatnya di posisi keempat ditempat militer India dengan total kapal Korvet sebanyak 19 unit.

Sebenarnya, jumlah keseluruhan Kapal Perang Korvet milik TNI ada 25 unit dan semua aktif beroperasi. TNI memiliki 4 kelas Kapal Perang Korvet mulai dari Kela Bung Tomo, Kelas Sigma, Kelas Fatahilah, dan Kelas Parchim.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicq8b6Ga8QBYt2VG6iHSq7X9RBpv3yZ-CVeNi7epGg3on1aZ8BdpyeqtXTU-m_oW7IxCdFpOanTgn1JnbQe_y9rt_D3eh6LdxCoPedhovjYMpjExXX3qB53jJI_ydOg87y0OomjNmBFqsm/s1600/KRI+331+REM+-WhatsApp+Image+2019-12-05+at+17.52.20.jpegSigma 10514 [TNI AL]

Indonesia sempat membuat program khusus untuk pembuatan Korvet bahkan sempat dicanangkan sebagai Program Korvet Nasional alias Kornas lho. Program itu dicanangkan pada 2002 dengan target akan membuat 22 unit Korvet untuk TNI AL.

Korvet yang akan dibuat dalam Program Kornet awalnya direncanakan akan berbasis Kelas Commandante. Namun kemudian diputuskan mengambil basis Kelas Sigma dengan model 10514. Kapal didesain Orrizonte Sistem Navali SPA (Ficantieri Shipyard) dan Italian Navy Corvette dan sedianya dikembangkan melalui PT PAL Indonesia.

Dana untuk yang dikucurkan untuk program ini juga tak sedikit. Spesifikasi awal saja memakan dana Rp 80 miliar dan untuk spesifikasi lanjutan yang dibangun PT PAL Indonesia menelan biaya 104 miliar. Bahkan kapalnya direncanakan bernama Korvet Nasional 104 M, sayangnya perjalanan program ini tak mulus.

  VIVAnews  

Media Amerika: China dan Natuna, Alasan Indonesia Beli Osprey V-22 AS

Desain pesawat multiguna MV22 [Bellflight] ★

M
edia Amerika Serikat (AS), Forbes, menyebut China dan masalah perairan Natuna yang menjadi alasan Indonesia membeli delapan helikopter angkut Osprey V-22 Amerika.

"Indonesia Might Buy V-22s—The Reason Is China," bunyi judul pemberitaan media tersebut pada 8 Juli 2020.

Departemen Luar Negeri AS pada hari Senin menyetujui pengajuan Indonesia untuk membeli delapan helikopter angkut Osprey V-22 dari Bell-Boeing dengan biaya sekitar USD 2 miliar. Harga itu termasuk suku cadang.

Menurut laporan Forbes, Indonesia sebenarnya tidak menginginkan Osprey twin-rotor yang terbang cepat tersebut dan mungkin tidak pernah berniat menandatangani kesepakatan pembelian. Tetapi tidak sulit untuk melihat bagaimana angkatan bersenjata Indonesia dapat memperoleh manfaat dari akuisisi itu.

"Itu bermuara pada satu kata: Natuna. Ini adalah kelompok pulau Indonesia di Laut China Selatan. Salah satu yang ingin dianeksasi oleh para pemimpin China. Natuna adalah sumber ketegangan yang sedang berlangsung di kawasan itu," kata kelompok think tank RAND yang berbasis di California.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQEfIplPIQoY_zIejxZX7fvacSHreP-f-SiTemuIh-TrHITRshNuWPLBZ2iW3iphuLFEDhgKtVPZhpO6G0bRBsPcbhQ4KvZxPHIErThU7iGthHsQ_w1K1dj02X7TRm5G319xBzhEp4ijNY/s1600/Patroli+di+Natuna.jpgPatroli pengawasan Natuna [istimewa]

Kepulauan Natuna adalah kelompok 272 pulau kecil, yang pusatnya terletak 730 mil utara Jakarta. Kurang dari 100.000 orang tinggal di pulau-pulau itu. Hampir semuanya bekerja untuk pemerintah atau sebagai nelayan kecil.

Natuna merupakan perairan yang kaya akan gas alam dan, tentu saja, ikan. Itulah sebabnya China iri dengan pulau-pulau Indonesia ini.

Tidak ada pihak yang secara serius membantah bahwa Natuna adalah milik Indonesia, namun Beijing selama ini menegaskan klaimnya atas "nine-dash line"—level terjauh dari klaim tidak resmi China di Laut China selatan—meluas jauh ke zona ekonomi eksklusif 200 mil di sekitar kepulauan tersebut.

Itulah sebabnya kapal-kapal penangkap ikan China, yang dikawal oleh kapal penjaga pantai paramiliter, sering berlayar ke perairan di sekitar Natuna dan menggunakan jaring paling bawah untuk menangkap setiap makhluk hidup dari petak samudra yang luas.

Aksi penangkapan ikan telah menjadi krisis geopolitik. Pada bulan Januari lalu, sebuah armada penangkap ikan China dari Natuna setelah Presiden Indonesia Joko Widodo mengunjungi kelompok pulau tersebut. Namun, armada China kembali pada bulan berikutnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLhI4yOoE7J0MptZ8l9rhyphenhyphenXJWflDKfQECrIL7-FN8AHa9eyuVzAFi-KKv_to4M89HFnyhPjM866HqU6FFypB5hMUZzh1JnQFjxgj5CwZWz3MQqoDn8iq0GWigiiOH-IpfCrmSlXPYr9YRm/s1600/MV-22B_combat_radius_in_Iraq_compared_with_CH-46E_combat_radius.pngRadius perbandingan jangkauan MV22 dengan helikopter Chinook CH46E [istimewa]

"
Sedikit demi sedikit, saya pikir China akan mengambil laut Indonesia, laut Filipina, laut Vietnam," kata Wandarman, seorang nelayan di Natuna, kepada The New York Times. "Mereka lapar; minyak, gas alam, dan banyak sekali ikan."

Indonesia terkadang menanggapi serbuan China dengan mengerahkan pesawat patroli, jet tempur, dan kapal Angkatan Laut ke Laut China Selatan. Tapi ada masalah. Pangkalan Indonesia di wilayah ini sedikit, kecil dan kurang berkembang.

Ada bandara di Ranai, ibu kota Natuna. Fasilitas itu dengan landasan pacu 8.400 kaki secara teori dapat mengakomodasi jet tempur F-16 dan Su-30 milik Angkatan Udara Indonesia, yang di masa lalu telah dikerahkan di sekitar pinggiran Laut China Selatan.

Ada lapangan terbang yang lebih kecil di Matak, sebelah barat Ranai, yang panjangnya 3.900 kaki—mungkin terlalu kecil untuk jet cepat. Ada pangkalan Angkatan Laut di Tanjung Pinang, 300 mil barat daya Ranai, yang dapat mendukung kapal Angkatan Laut hingga 100 kaki panjangnya.

Itu cukup banyak untuk infrastruktur militer utama. Sebagian besar pelabuhan laut dan pangkalan udara terbesar di Indonesia berjarak ratusan mil dari Natuna. Itu berarti setiap kekuatan signifikan yang dikerahkan ke kepulauan harus berfungsi sebagai basisnya sendiri sambil mempertahankan jalur komunikasi jarak jauh.

Kapal amfibi adalah titik awal yang jelas. Bukan tanpa alasan bahwa Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir, telah mengalokasikan miliaran dolar untuk membangun amfibi, termasuk lima kapal designed landing docks (LPD) Korea Selatan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtJ-xiqSaImBF3c0A8sg_f8Cd9zINf2C3Fjv_C-xEgrrh_xVnGuQfyehQSM2eYcTELpEoyqwU61OqL0x4MKk7DJ4l4hdSt0JWuayd17n2QrDeDY1hSWD8lJkmCgGxGpDCBpiXaNykJegEd/s1600/MV-22+Osprey+dari+AS.pngIlustrasi pendaratan MV22 di kapal perang [istimewa]

Setiap LPD kelas Makassar panjangnya 360 kaki, bobot 11.000 ton saat terisi penuh dan dapat mengangkut lebih dari 200 marinir atau pasukan tambahan sekitar 40 kendaraan dan tank Leopard II. Sebanyak 20 dua kapal pendarat, tank, tiga kapal tanker pantai, dua pengangkut pasukan, kapal bahan bakar dan sebuah kapal rumah sakit mendukung LPD.

Dua kapal kelas Banjarmasin—varian Makassar—adalah hal terdekat yang dimiliki Angkatan Laut Indonesia dengan kapal induk. Masing-masing dapat mendukung lima helikopter dan harus dapat mengakomodasi V-22.

Angkatan Laut Indonesia mengoperasikan sekitar dua lusin helikopter ringan. Angkatan Udara memiliki sekitar 20 helikopter angkut Puma dan Super Puma. Angkatan Darat dengan 50 Bell 412s dan 10 Mi-17, memiliki kekuatan putar terbesar. Tidak satu pun dari helikopter itu yang dapat menandingi kecepatan jelajah 300 mil per jam V-22 dan radius misi 400 mil dengan muatan penuh dua lusin pasukan. Kemampuan itu datang, tentu saja dengan biaya. Tidak hanya V-22 yang mahal dengan USD70 juta per copy, itu tidak dapat diandalkan dan perawatannya intensif dibandingkan dengan helikopter tradisional.

Tapi itu mungkin layak karena Indonesia membangun armada laut yang dapat berfungsi sebagai pangkalan laut untuk mendorong kembali serangan China ke perairan Indonesia. (min)

  sindonews  

Milrem Robotics Will Deliver UGVs to the UK

Have already been sold in the Netherlands, Norway, Germany, Indonesia, the UK and the United States.The system by FN Herstal and Milrem Robotics has already been deployed with positive results at the largest Estonian military exercise Spring Storm 2017. (Business Wire) ★

M
ilrem Robotics will deliver two unmanned ground vehicles to the Defense Science and Technology Laboratory (DSTL) of the United Kingdom.

DSTL whose purpose is to maximise the impact of science and technology for the defence and security of the UK, is procuring the unmanned vehicles to explore the capabilities and limitations of these autonomous systems in areas such as mobility, vulnerabilities and safety.

In cooperation with QinetiQ, Milrem Robotics is participating in two UK’s large-scale robotic programs – JTARR (Joint Tactical Autonomous Resupply and Replenishment) and RPV (Robotic Platoon Vehicle), both worth over £ 50 million per program.

The United Kingdom has a clear view on the importance of robotics on the battlefield and its impact on defence capabilities. This is illustrated by the two large-scale robotics programs in which Milrem Robotics is currently participating in the UK,” said Kuldar Väärsi, CEO of Milrem Robotics.

Milrem Robotics THeMIS unmanned vehicles have already been sold in the Netherlands, Norway, Germany, Indonesia, the UK and the United States.

  Asdnews  

Kamis, 09 Juli 2020

TNI AL Akan Gelar Latihan Perang di Laut Jawa Hingga Natuna

Melibatkan sekitar 2 ribu personel TNI AL dengan mengerahkan 24 KRI, 10 pesawat udara dan 18 kendaraan tempur lengkap dengan persenjataan artileri.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2DshX3D31kaPgYn3TE657UDJXZcB-k2rKYagnOeg1-TEo9zgu_cPfXGuSfk-7N2IjElx3Cwk2mWPUn_zD6MDE4Txo-UP2-viP6BvGQyX-mhArkSq16j5cP5_e29QL7mZLwvqdqHC9htBc/s1600/Garuda+-+Gladi+Tugas+Tempur+Komando+Armada+1+-+YouTube%25282%2529.pngIlustrasi gugus tugas tempur [TNI AL]

Komando Armada I TNI Angkatan Laut akan menggelar latihan perang yang akan dilaksanakan pada 18 Juli mendatang di Laut Jawa hingga Laut Natuna dan wilayah Dabo Singkep, Kepulauan Riau.

Pangkoarmada I Laksda TNI Ahmadi Heri mengatakan latihan yang melibatkan beberapa unsur tersebut akan memberikan gambaran mengenai pengembangan taktik, teknik dan prosedur berbagai kemampuan tempur.

Kegiatan Geladi Tugas Tempur diselenggarakan untuk mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan keterampilan perorangan maupun kelompok, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemantapan komando dan pengendalian operasi, dukungan operasi dan pemantapan penguasaan doktrin, taktik, teknis dan prosedur secara tepat,” kata Ahmadi Heri.

Latihan ini kata dia akan melibatkan sekitar 2 ribu personel TNI AL dengan mengerahkan 24 KRI, 10 pesawat udara dan 18 kendaraan tempur lengkap dengan persenjataan artileri.

Adapun latihan yang akan dilaksanakan yaitu pertempuran laut dengan beberapa doktrin peperangan seperti peperangan anti udara, peperangan anti kapal selam, peperangan kapal permukaan, operasi pasukan khusus dan pendaratan amfibi di Daerah Latihan TNI AL di Pantai Todak Dabo Singkep Kepri,” tegas dia.

Meski di tengah pandemi Covid-19, Pangkoarmada I kata dia seluruh peserta diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sesuai protokol.

 ♖ AA  

Progress 2 Kapal LST Buatan PT Bandar Abadi, Batam

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRsuNopLD90jxxzjWH59g8olEk4ti51rHrxQxuMsxDmPIAh-sGkSTUTENKnf4geVMoNnc5B2GTQQSp32tAD9BwB20xNGDeqbePqlWGm48lHzlXHusfbpjxQr_myPuDB61MD_tzkmy19p8/s400/103455212_1392215520964310_6780091215992087213_n.jpgProgress 2 LST buatan PT Bandar Abadi Batam pada Juni 2020 [Roni Arsyah]

Galangan kapal PT Bandar Abadi Shipyard Batam pada bulan Januari 2019 lalu telah ditunjuk untuk membangun kapal LST ke-8 dan ke-9 pesanan Kementerian Pertahanan untuk TNI AL sebagai pengganti kapal-kapal amfibi yang telah tua.

Progress pembangunan dua kapal LST ini diunggah oleh Roni Arsyah pada 15 Juni 2020 lalu dan tampak bahwa konstruksi kedua badan kapal ini telah sampai pada top deck dan menampakkan perkembangan yang signifikan dibandingkan unggahan sebelumnya pada bulan Desember 2019. Sebagaimana diketahui mulai awal Maret 2020 di Indonesia telah muncul kasus virus Covid-19 dan aktifitas bisnis menurun drastis karena penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kementerian Pertahanan telah membangun 7 kapal LST di galangan kapal dalam negeri, Kapal LST dengan nomor lambung 518 dan 519 dibuat di galangan kapal PT Dok Kodja Bahari (DKB) Jakarta, nomor lambung 520, 521 di galangan kapal PT Daya Radar Utama (DRU) Bandar Lampung kemudian untuk nomor lambung 522, 523, dan 524 PT DRU mendapatkan kontrak lanjutannya.

Progress 2 LST buatan PT Bandar Abadi Batam pada Desember 2019 [Roni Arsyah]

Meskipun kapal LST 518 dan 519 mendapatkan kontrak terlebih dahulu, namun untuk komisioning kapal yang pertama kali justru dilakukan oleh kapal LST 520 KRI Teluk Bintuni buatan PT DRU, sehingga untuk selanjutnya kelas kapal ini dinamakan Bintuni Class.

Dua kapal senilai Rp 360 miliar ini penanda-tanganan kontraknya dilakukan pada bulan April 2019, berdasarkan kontrak LST batch pertama penyelesaian kapal LST membutuhkan waktu selama 16 bulan semenjak kontrak efektif. Bila proses pencairan down payment selama-lamanya sesuai kontrak internasional diberikan waktu hingga 130 hari maka kapal seharusnya selesai pada Desember 2020.

Sesuai tata cara penamaan kapal di TNI AL maka nama kapal LST ini akan menggunakan nama teluk yang ada di Indonesia. Kita tunggu saja kedua kapal LST ini akan dinamakan teluk apa di Indonesia, yang jelas dari Bintuni class belum ada pengulangan nama dari kapal amfibi yang telah pensiun.

 ♖ Defense Studies  

Antara Klaim Amerika, Pendekatan Rusia, dan Desakan Jokowi

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTc6NBuo2v4WyMh4lHg_OAjV-zEF8nw2SRrMOBWgeViIjdggxY3n2j6LpacBYfkIsJHvGJZ_w96IEsjI2PmwftTg6y4ky6EBIpnxAsE-pQhtQSKxemVXBMkB0VhRCUtMj8w8VzjHqTZvYB/s1600/V22+ID.pngDesain MV-22 dengan logo bendera Indonesia [Bellflight]

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memberikan lampu hijau kepada Pemerintah Indonesia yang ingin membeli pesawat tiltrotor MV-22 Osprey Block C.

Pesawat besutan Boeing Bell, perusahaan joint venture antara Boeing dan Bell Helicopter, itu merupakan salah satu pesawat canggih yang selama ini digunakan oleh Korps Marinir AS.

Namun, rencana pembelian itu disebut hanya sebatas klaim yang dilontarkan oleh AS. Pasalnya, Kementerian Pertahanan RI hingga kini belum menentukan tipe pesawat apa yang hendak dibeli.

Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan Djoko Purwanto menyatakan, Kemenhan memang berencana melakukan pengadaan pesawat angkut personel untuk memenuhi kebutuhan TNI.

Namun, pembahasan terkait rencana pembelian pesawat tersebut masih pada tahap spesifikasi teknis dan belum merujuk pada produk tertentu.

"Tapi, kita tidak merujuk pada satu produk tertentu," kata Djoko seperti dilansir Kompas.id, Rabu (8/7/2020).

 Pendekatan Rusia 

SU 35 Rusia [marina]

Munculnya klaim AS atas rencana pembelian MV-22 Osprey Block C hanya berselang dua pekan setelah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi Rusia.

Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan (DSCA) disebut telah mengirimkan notifikasi rencana penjualan Osprey ke Indonesia kepada Kongres AS.

AS menyebutkan, Indonesia telah mengajukan rencana pembelian pesawat yang dilengkapi kemampuan mendarat seperti helikopter itu sejak beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, Prabowo sudah dua kali mengunjungi Rusia dalam enam bulan terakhir.

Terbaru, ia bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Rusia Kolonel General Alexander Fomin di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Moskwa, Rusia, Selasa (23/6/2020).

Adapun kedatangan Prabowo ke Rusia juga dalam rangka menghadiri agenda nasional tahunan negara tersebut.

"Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membicarakan hubungan bilateral dan kerjasama diberbagai bidang, termasuk pendidikan, latihan bersama, serta kerjasama industri pertahanan," tulis Kemenhan melalui akun Twitter resmi mereka, @Kemhan_RI.

Salah satu kerja sama pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang telah disepakati, yaitu pembelian 11 unit Sukhoi SU-35 oleh Indonesia.

Hal itu pun diamini oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva.

"Seperti saya sampaikan sebelumnya, saya tahu dia (Prabowo) mendiskusikan rencana tersebut (saat bertemu Alexander Fomin). Saya berharap kontraknya segera diimplementasikan," ungkap Lyudmila seperti dilihat Kompas.com dari akun YouTube resmi Kedubes Rusia untuk Indonesia, Rabu.

Menurut dia, sejauh ini tidak ada rencana untuk membatalkan kerja sama pengadaan alutsista tersebut.

"Tidak, tidak ada rencana pembatalan. Sejauh yang kami tahu, kontrak telah ditandatangani dan diharapkan segera diimplementasikan," imbuh dia.

 Klaim AS 
MV22 [Bellflight]

Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Laksdya TNI (Purn) Agus Setiadji menilai, adanya informasi terkait pembelian delapan unit MV-22 Osprey Block C senilai 2 miliar dollar AS atau setara Rp 28,9 triliun kepada Indonesia hanyalah klaim Amerika.

"Berkaitan dengan informasi dari AS ini kan hanya sepihak," ujar Agus dalam diskusi virtual Jakarta Defence Studies, Selasa (7/7/2020).

Agus mengungkapkan, konsep perencanaan pengadaan alutsista tak semata-mata langsung melakukan pembelian.

Ada tiga aspek yang menjadi pertimbangan di dalam rencana pengadaan alutsista, meliputi pembangunan kekuatan, pengguna kekuatan dalam hal ini Mabes TNI, dan pembinaan kekuatan.

Namun, keputusan akhir dari perencaan pengadaan itu berada di tangan Menteri Pertahanan.

"Adapun (klaim) AS itu barangkali itu adalah peran informasi dan lain-lain. Tapi, dari Kementerian Pertahanan, pengadaan sesuatu alutsista tidak semata tiba-tiba jadi, prosesnya panjang," kata dia.

 Desakan Jokowi 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyg05OnUrYQ8YLGt7ha4RWNE2oRh7cmP-rH6QeKB0OZ8duK6MCxBYri23O-YKRHgUedZHUmismdAmtb8W1wO10g3d6aPqdVawOzRnFz-4HXCWbGpchiJAqU1Rsa6QXh3ep98QIio4a4OKK/s1600/KRI+GNR+332+Damen+03.pngKRI GNR 332 [TNI AL]

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meminta Prabowo agar melakukan pengadaan alutsista dari perusahaan dalam negeri, seperti PT Dirgantara Indonesia, Pindad, dan PT PAL.

Hal itu untuk menggairahkan perekonomian dalam negeri di tengah pandemi Covid-19.

"Di Kemenhan, bisa saja di DI, beli di Pindad, beli di PAL. Yang bayar di sini ya yang cash, cash, cash. APBN, beli produk dalam negeri. Saya kira Pak Menhan juga lebih tahu mengenai ini," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/7/2020).

Rapat tersebut digelar tertutup dari wartawan. Namun, Biro Pers menyampaikan siaran pers pada Rabu (8/7/2020).

"Saya kira belanja-belanja yang dulu belanja ke luar, direm dulu. Beli, belanja, yang produk-produk kita. Agar apa? Ekonomi kena trigger, bisa memacu growth kita, pertumbuhan (ekonomi) kita," ucap Presiden.

Jokowi lantas menyinggung Kemenhan yang memiliki anggaran paling besar di antara kementerian lain, yakni Rp 117,9 triliun.

Ia meminta kementerian dan lembaga dengan anggaran besar segera mempercepat belanja.

"Saya sekarang ini melihat belanja kementerian itu harian. Naiknya berapa persen. Harian, saya lihat betul sekarang," kata dia.

 ♖ Kompas  

Rabu, 08 Juli 2020

Kemenhan Belum Merujuk Merek Tertentu

Soal Pembelian Osprey Desain pesawat multiguna MV-22 dengan logo bendera Indonesia [Bellflight] ★

Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan Djoko Purwanto menyatakan, Kemenhan saat ini tengah berencana membeli pesawat angkut personil untuk memenuhi kebutuhan TNI.

Namun, rencana pembelian itu baru sampai pada spesifikasi teknis dan belum merujuk pada produk tertentu.

"Tapi kita tidak merujuk pada satu produk tertentu," kata Djoko seperti dilansir dari Kompas.id, Rabu (8/7/2020).

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memberikan persetujuan rencana penjualan delapan pesawat Tiltrotor MV-22 Osprey Block C kepada Indonesia. Pengajuan rencana pembelian itu disebutkan telah disampaikan beberapa waktu lalu kepada Pemerintah AS.

Kepastian tersebut diketahui berdasarkan siaran pers Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan (DSCA) AS yang dikeluarkan di Washington DC, AS.

Helikopter Bila rencana penjualan itu mulus, Indonesia akan menjadi negara ketiga yang akan menggunakan pesawat jenis itu setelah AS dan Jepang. Di negara asalnya, pesawat yang diproduksi Boeing Bell itu digunakan oleh Korps Marinir AS.

Berdasarkan keterangan tersebut, DSCA telah mengirimkan notifikasi akan kemungkinan penjualan Osprey tersebut ke Kongres AS pada hari yang sama.

Adapun nilai total pembelian kedelapan pesawat ini mencapai 2 miliar dollar AS atau setara Rp 28,9 triliun.

  Kompas  

RI Mau Bikin 3 Kapal Selam Lagi

Nasibnya di Tangan Prabowo Ujicoba KRI Alugoro 405 [submarine.id] ★

Pembangunan 3 kapal selam baru di Indonesia sudah direncanakan akan dibuat kembali sebagai fase kedua pengadaan kapal selam di bawah pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Sempat direncanakan pembangunan kapal selam ke-4, 5 dan 6 yang akan dibangun di PT PAL Surabaya.

Kontrak pengadaan kapal selam yang ke 4, 5, dan 6 sempat diteken pada 12 April 2019 oleh menteri pertahanan sebelumnya. Bagaimana dengan kebijakan menteri pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto saat ini?

Sebelumnya dua kapal selam yaitu KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404 dikirimkan ke Kemenhan pada Agustus 2017 dan Mei 2018. Kedua kapal dibuat di galangan DSME, Geoje, Gyeongsang Selatan, Korea Selatan. Sedangkan kapal selam ketiga Kapal Selam ALugoro-405 yang dibuat di PT PAL Surabaya sudah berhasil dibuat dan lolos tes menyelam, dan rencananya akhir 2020 akan diserahkan ke Kemenhan.

Direktur Utama PT PAL Indonesia Budiman Saleh sempat menyinggung soal nasib kontrak pengadaan kapal selam fase kedua sebanyak 3 unit, termasuk soal permasalahan anggaran.

"Pada 2020 ini kita fokus untuk menyelesaikan unit kapal selam ke 4, 5, dan 6, untuk itu kami berharap adanya kepastian tentang penambahan kekurangan dana PMN Rp 1,7 triliun," kata Budiman Februari 2020 lalu.

Selain akan memproduksi 3 kapal selam tersebut, PT PAL Indonesia masih akan memproduksi sekitar 6 kapal selam lagi, sehingga nantinya Indonesia punya 12 unit kapal selam buatan dalam negeri.

Rencana produksi kapal selam di Indonesia dalam jumlah besar sudah digariskan oleh Kemenhan sebelum era Menhan Prabowo. Dalam laporan tahunan Ditjen Potensi Pertahanan 2018 menunjukkan rencana tersebut.

"Program Kapal Selam akan dilanjutkan ke tahap kedua, dengan pembuatan kapal selam ke-4 hingga ke-6. Pada tahap ini, proporsi PT. PAL dalam proses produksi diproyeksikan untuk semakin membesar, di mana Kapal Selam ke-6 sudah dibuat sepenuhnya di PT. PAL," jelas laporan itu.

Dari sisi PT PAL Indonesia selaku perusahaan pembuat, sejak awal sudah bersiap. Mereka menegaskan pengembangan kapal selam bagian dari rencana perusahaan, termasuk kapal-kapal lainnya.

"Perusahaan ke depan akan terus berinovasi mengembangkan berbagai tipe kapal perang, termasuk pengembangan lanjutan dari Kapal KCR 60 M, Kapal PKR, Kapal LPD 124 M, dan Kapal Selam Nagapasa Class," jelas PT PAL dalam laman resminya.

  CNBC  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...