Armada jaya XXXIV/2016Pendaratan ranpur Marinir [Ghofuur Eka Ferianto] ☆
Simulasi pertempuran darat Marinir pada latihan Armada Jaya XXXIV/2016 disaksikan Presiden Jokowi.
Latihan kali ini mengambil lokasi di Laut Jawa dan wilayah Jawa Timur, dimulai dengan proses embarkasi pasukan dari pangkalan TNI AL, Ujung, Surabaya, manuver laut dan penembakan rudal kapal di Laut Jawa, hingga puncaknya dilaksanakan Operasi Amfibi (Opsfib) berupa pendaratan Pasukan Pendarat (Pasrat) Marinir di pantai Banongan, Jawa Timur.
Kumpulan video liputan latihan diambil dari Youtube :
PT Pindad (Persero) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan SAAB Swedia menyelenggarakan seminar nasional rudal bertajuk Achieving Air Defence Superiority Through the Latest Missile and Sensor Technology. Acara ini diselenggarakanpada tanggal 15 September 2016 dan bertempat di Ruang Komisi Utama Lantai 3 Gedung 2 BPPT, Jakarta. Pada acara ini hadir para pengambil keputusan terkait pembangunan industri rudal nasional.
Erzi Akson Gani, Deputi Bidang Teknologi, Industri, Rancang Bangun, dan Rekayasa BPPT dalam kata sambutannya mengatakan bahwa Indonesia memerlukan teknologi alutsista handal tanpa ketergantungan kepada industri luar negeri, salah satunya adalah teknologi rudal atau peluru kendali.
“Upaya rancang bangun rudal nasional butuh dibangkitkan kembali dan upaya ini merupakan program jangka panjang, sehingga membutuhkan perencanaan yang baik, melibatkan unsur-unsur stakeholder, meliputi pengguna, pembuat kebijakan, industri, litbangyasa, perguruan tinggi, dan bisnis,” tuturnya.
Teknologi rudal merupakan teknologi tingkat tinggi yang kompleks dan memerlukan sinergi dari berbagai disiplin ilmu yang disebutnya high skilled and demanding dan memerlukan sinergi yang baik saat penyerapan teknologi.
“Pembangunan industri rudal mau tidak mau harus melalui tahapan yang panjang dengan ketelitian yang tinggi. Selain itu, pembangunan industri ini memerlukan kesiapan SDM, teknologi, dan perlu dipersiapkan secara serius,” tuturnya lagi.
Acara hari itu dimulai dengan paparan kebutuhan pengguna dari Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) yang akan memakai teknologi rudal ini secara langsung. Kolonel Arh Wijanarko mengatakan Pussenarhanud yang memiliki tugas utama untuk melindungi negara dari segala bentuk ancaman udara musuh, memerlukan teknlogi rudal yang berkembang seiring tren ancaman udara yang kini mulai berubah.
“Kesatuan kami membutuhkan teknologi rudal yang dapat mendukung dan memenuhi 4 aspek utama yaitu operasional, pendidikan dan latihan, pemeliharaan, dan alih teknologi serta menjawab tantangan dari tren ancaman udara yang semakin mengarah pada unmanned threats,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa jika industri rudal melakukan kerjasama dengan pihak asing, proses alih teknologi harus dilakukan sebaik mungkin. “Alih teknologi yang paripurna sangat dibutuhkan pengguna, terutama dari sisi operasional dan penyusunan strategi.”
Acara dilanjutkan dengan pemaparan the state of art techology rudal didapatkan para peserta seminar dari pihak SAAB Swedia yang meliputi 3 judul utama yaitu Air Defence System Technology, Missile System Technology, dan Sensor System Technology.
Sesi dua acara ini dilanjutkan dengan diskusi panel dengan tema Percepatan Penguasaan Teknologi Rudal Melalui Konsorsium Litbang, dengan beberapa panelis untuk membahas pembentukan konsorsium rudal.
Panelis yang hadir adalah Kemenristekdikti, BPPT, Lapan, Pussenarhanud, PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan PT Pindad (Persero) yang sudah memiliki pengalaman dalam konsorsium litbang, seperti roket dan radar.
Dalam diskusi ini dipaparkan berbagai macam hambatan yang terjadi selama melakukan konsorsium, maupun transfer of technology. Dalam diskusi ini dibahas pula mengenai harmonisasi konsorsium yang diperlukan untuk akselerasi teknologi yang dibutuhkan.
Dari diskusi ini dihasilkan beberapa hal bahwa konsorsium ini harus memiliki masterplan dan desain konseptual yang baik pada awal pembentukannya. Kebijakan yang mengiringi aktivitas konsorsium harus dibuat dan harus ada leadership yang kuat guna memimpin konsorsium ini. Sarana dan prasarana akan disiapkan dan produk yang dihasilkan harus mission oriented, dan untuk membahas konsorsium ini secara lebih detail, akan dilaksanakan pertemuan yang diprakarsai oleh Kemenristekdikti.
Acara seminar hari itu merupakan salah satu langkah tepat dalam membangun pondasi industri rudal nasional dengan mengundang semua pihak terkait, khususnya para pengambil keputusan, pengguna yang mengetahui spesifikasi produk secara langsung, dan industri yang akan melaksanakannya.
Semoga saja, industri rudal nasional yang mumpuni akan dapat terbentuk dan berhasil mewujudkan kemandirian industri pertahanan nasional. (Anggia)
Yonif Mekanis 203/AK Bersama RARTNI AD dari Batalyon Infanteri Mekanis 203/AK dan Angkatan Darat Australia (Royal Australian Regiment) yang tergabung dalam Latihan Bersama “Wirra Jaya Ausindo TA.2016” di Darwin, Australia. Menggelar latihan teori Pertempuran Jarak Dekat (PJD) dilanjutkan praktek di daerah latihan Robertson Barrack.
Medan yang sulit dan situasi tak terduga membuat prajurit Yonif Mekanis 203/AK wajib untuk memiliki kemampuan pertempuran jarak dekat. Sebab, perang di perkotaan dalam jarak dekat lebih sering terjadi karena tugas dari satuan Yonif Mekanis 203/AK sebagai Pengaman Ibukota.
Dalam simulasi latihan PJD ini setiap prajurit harus mampu bertindak secara tepat dan cepat untuk melumpuhkan musuh yang dihadapinya. Latihan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan setiap prajurit apa bila dihadapkan dengan medan/ruang yang sempit.
“Dalam situasi apapun, seorang prajurit harus mampu melumpuhkan lawan yang mengancam kedaulatan NKRI”, ungkap Kapten Inf Rachmat Shaleh selaku sebagai Komandan Kompi Latma Wirra Jaya Ausindo 2016.
Pelaksanaan latihan ini merupakan rangkaian kegiatan latihan bersama antara TNI AD dengan tentara Australia dengan tujuan mempererat hubungan kerjasama yang baik antar Angkatan Darat kedua Negara.
Kapal selam pertama pesanan Indonesia buatan galangan kapal DSME Korea Selatan saat ini telah memasuki proses sea trial.
Kapal selam yang diperkenalkan kepada publik pada tanggal 24 Maret 2016 dalam seremoni acara launching ini secara resmi belum menyandang nama, namun telah memiliki nomor lambung 403. Menilik urutan nama saat Indonesia memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, maka nomor lambung 403 diperuntukkan untuk KRI Nagabanda.
Berdasarkan kontrak kapal selam pertama Type 209/1400 ini akan diserahkan kepada pemerintah Indonesia pada bulan Maret 2017.
Indonesia mencapai kesepakatan pembelian tiga kapal selam dengan DSME pada 20 Desember 2011. Sebanyak 2 kapal selam dibuat di Korea Selatan dan akan diserahkan tahun 2017. 1 kapal selam sisanya akan dirakit di galangan kapal PT PAL Surabaya dan diserahkan pada tahun 2018.
Oleh Satgas Ops TinombalaBerawal dari pengembangan kasus penemuan 1 (satu) jenazah DPO Andika@ Hilal salah seorang anggota teroris kelompok Santoso yang tersangkut di Sungai Puna Desa Tangkura Poso Pesisir Kab Poso, Pasukan gabungan Satgas Tinombala TNI dan Polri pada hari yang sama berhasil menangkap DPO Basri dengan istrinya Nureini Usman, (14/9).
Namun ada satu kisah dan aksi menarik dari pasukan yang melakukan penangkapan DPO Nureini Usman (Istri Basri) ketika melakukan evakuasi lewat sungai Puna yang arus airnya sangat deras sehingga susah untuk diseberangi, Karena yang dievakuasi ini adalah seorang DPO dan perempuan tentu ini tidak perkara gampang apalagi kematian DPO Andika menurut pengakuan Basri diakibatkan terseret arus sungai.
Tentu faktor keamanan dan keselamatan termasuk alat yang terbatas harus dipertimbangkan dan dipikirkan secara matang bagaimana mengevakuasi DPO yang terjebak ditengah arus sungai yang sangat deras. Letkol Inf Hadi Aljufri (Wadan Sektor 3) dan Letkol Inf Fikri Danyonif 300/Raiders lansung dilapangan mengendalikan proses evakuasi yang dilakukan prajurit TNI dan Brimob.
Dengan mengunakan tali tambang yang dipasang dari ujung tepi jauh dan tepi dekat sungai dengan kelebaran lebih kurang 17 M, dimulailah aksi penyeberangan sungai, disebelah kiri dan kanan DPO yang bersangkutan dikawal dua prajurit TNI menyeberangi arus sungai, sementara yang melakukan pengamanan dan menahan tali diupayakan tetap lurus sambil mengantisipasi kalau DPO yang dievakuasi termasuk prajurit terlepas dari pegangan tali, terseret arus sungai.
Sempat beberapa waktu penyeberangan terhambat dan terpaksa berhenti sambil pemulihan tenaga, kuatnya arus sungai bisa saja mencelakakan apabila tidak berpegang kuat pada tali yang disiapkan, kerja sama tim dan kesabaran mengatasi situasi dilapangan akhirnya evakuasi lewat sungai dapat diselesaikan, setelah berhenti sejenak dipinggir sungai DPO lansung dibawa ke Poskotis Sektor 3/PPS untuk dilakukan pemeriksaan singkat sebelum dibawa ke Mapolda Sulteng di Palu.
Sebagai prajurit yang mengerti dan menghormati HAM, dalam proses evakuasi, tidak ada sedikitpun tindakan kekerasan yang dilakukan prajurit kepada DPO Ibu Nureini Usman, semua dilakukan secara manusiawi dan sesuai prosedur. Sebelum menangkapnya DPO Ibu Nuraini Usman, Satgas Ops Tinombala terlebih dahulu berhasil menangkap DPO Basri, dan menemukan satu jenazah DPO Andika, dan diduga 3 DPO yang tertangkap ini dalam pelariannya membawa senjata laras panjang yang masih dilacak keberadaannya apakah hilang terseret sungai saat di temukannya jenazah DPO Andika.
Satgas Ops Tinombala terus memburu DPO yang tersisa yang kekuatannya cendrung semakin melemah dan diharapkan upaya penegakan hukum terhadap kejahatan terorisme yang dilakukan kelompok Santoso dapat diselesaikan dengan tuntas, berkat sinergitas dan kerjasama yang solid TNI Polri dalam Satgas Ops Tinombala 2016 di Poso. (Adrizal)
Dibuka KasdamKasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Wuryanto saat pembukaan latihan bersama TNI AD dengan AD Singapura di Lapangan Pusdikif Pussenif Kodiklat TNI AD Cipatat Kab. Bandung Barat, Jumat (16/9). [Pendam III/Slw] ☆
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Hadi Prasojo yang diwakili oleh Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI Wuryanto buka latihan bersama TNI AD dengan AD Singapura di Lapangan Pusdikif Pussenif Kodiklat TNI AD Cipatat Kab. Bandung Barat, Jumat (16/9).
Latihan bersama (Latma) antara TNI AD dengan AD Singapura yang diberi nama Singapore Armed Forces Kartika Indopura sudah berlangsung sejak tahun 1998 dan telah dilaksanakan rutin pada setiap tahunnya.
Pangdam menyampaikan tujuan dari latihan ini untuk meningkatkan koordinasi dan kerja sama persahabatan yang lebih erat antara TNI AD dan AD Singapura.
"Selain itu, untuk membangun hubungan yang lebih baik antara Tentara Nasional Indonesia dengan Singapura yang dilandasi rasa saling percaya dan saling menghormati antara prajurit TNI AD dan AD Singapura," katanya.
"Juga untuk saling memperkenalkan doktrin-doktrin taktis yang dimiliki TNI AD dan AD Singapura sehingga bila suatu saat terjadi suatu operasi militer yang melibatkan kedua angkatan bersenjata, maka tidak akan ada keraguan dalam melaksanakan operasi tersebut karena saling pengertian antara TNI AD dengan Tentara Singapura," ungkapnya.
Ditambahkannya, latihan dilaksanakan selama 7 hari dari tanggal 16 sampai dengan 23 September 2016 dengan teknik saling bertukar materi latihan dari mulai materi kepemimpinan, latihan kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam taktik, latihan taktis maupun teknis.
Pembukaan latihan dihadiri oleh Danpussenif Kodiklat TNI AD, Asops Kasad dan Pimpinan Singapura, Irdam III/Slw dan Paban V/Kermamil Sopsad, Danpusdikif, Para Danrem, Staf Ahli Pangdam III/Slw, Asisten Kasdam, Para Kabalakdam dan Para Komandan Satuan jajaran Kodam III/Slw. (Pun)
Latma Linud MalindoSuasana upacara pembukaan Latma Malindo 2016. [Ery] ☆
Batalion ke-9 RAMD (Rejimen Askar Melayu Diraja) Para Tentera Diraja Malaysia mengunjungi markas Batalyon Para Raider 328, Brigif 17, Divif 1 Kostrad untuk berlatih bersama dengan tajuk Latma Linud Malindo. Pembukaan latihan digelar pagi tadi (16/9/2016) di markas Batalyon Para Raider 328 Cilodong, Jawa Barat.
Latma Linud Malindo digelar selama satu minggu penuh. Latihan disebar di tiga tempat berbeda, markas Para Raider 328 Cilodong, Studio Alam TVRI, dan di kawasan Dawuan, Karawang.
“Materi latihan sendiri meliputi menembak taktis, pertempuran jarak dekat, pertempuran kota, dan latihan penerjunan statik,” Mayor Bagus Budi, Danyon Para Raider 328 Kostrad.
“Kami ingin mempererat persaudaraan antara Tentara Diraja Malaysia dengan TNI, khususnya Batalyon 328. Juga menyamakan prosedur kalau nanti suatu saat kita ada tugas bersama,” tambah Letkol Zaini bin Osman, Komandan Batalion ke-9 RAMD Para.
Muncul Di SuriahPasukan AS diusir kelompok pemberontak Suriah saat memasuki kota di wilayah perbatasan. (Istimewa) ★
Sejumlah kecil pasukan Amerika Serikat (AS) diketahui sempat memasuki kota Suriah al-Rai di dekat perbatasan Turki. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari operasi untuk mengkoordinasikan serangan udara terhadap ISIS.
Sumber pemberontak mengatakan pasukan AS telah memasuki al-Rai, 2 km di dalam wilayah Suriah, sebagai bagian dari operasi di wilayah perbatasan. Dalam video yang beredar di internet yang konon menunjukkan insiden itu, pejuang di al-Rai meneriakkan kata-kata anti-AS. Slogan dan mengancam akan melakukan aksi kekerasan terhadap mereka.
"Namun, pasukan yang terdiri dari lima atau enam personel itu kemudian terpaksa mundur menuju perbatasan Turki setelah pemberontak Suriah memprotes kehadiran mereka," kata sumber senior kelompok pemberontak seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (17/9/2016).
Kelompok pemantau konflik Suriah, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, juga melaporkan insiden itu dan mengatakan pasukan AS telah meninggalkan al-Rai. Namun mereka masih berada di wilayah Suriah.
Pentagon tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai insiden ini. Tapi mereka mengakui jika pasukan operasi khusus AS menyertai pasukan oposisi Suriah dan Turki yang berjuang mengusir ISIS di dan sekitar wilayah perbatasan Suriah di dekat al-Rai dan Jarabulus.
Kelompok pemberontak yang dibantu Turki telah berjuang memerangi ISIS di sepanjang perbatasan sebagai bagian dari operasi Eufrat Shield yang diluncurkan bulan lalu. Dalam beberapa pekan, mereka berhasil mendorong pasukan ISIS jauh keluar dari wilayah perbatasan dengan dukungan pesawat tempur dan tank Turki.
AS Serahkan Lokasi Pemberontak Suriah kepada Rusia AS telah memberika data lokasi kelompok pemberontak Suriah kepada Rusia. (Istimewa)
Amerika Serikat (AS) akhirnya menyerahkan data lokasi kelompok oposisi yang beroperasi di Suriah kepada Rusia untuk pertama kalinya. Hal itu diungkapkan oleh perwakilan khusus dari Kementerian Pertahanan Rusia, Alexander Zorin.
Zorin lantas mengatakan bahwa analisis awal dari data tersebut menunjukkan bahwa tidak pernah dibuat perbedaan antara kelompok pemberontak yang didukung AS, yang disebut kelompok pemberontak moderat, dengan kelompok teroris Jabhat Fateh al-Sham. Kelompok Jabhat Fateh al-Sham sebelumnya bernama Front al-Nusra, kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
"Pejabat Rusia telah menghubungi perwakilan dari Pentagon dan layanan khusus AS di Jenewa. Kami mengexaminating data yang terkait dengan bidang operasi kelompok-kelompok bersenjata yang dikuasai AS, yang telah kami terima. Tapi analisis awal menunjukkan bahwa perbedaan antara kelompok pemberontak dan teroris tidak pernah dibuat," kata Zorin seperti dikutip dari Sputniknews, Sabtu (17/9/2016).
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa daftar kelompok oposisi moderat Suriah yang diberikan AS kepada Rusia mengandung formasi yang terkait dengan kelompok militan Front al-Nusra.
"Dia [Lavrov] mencatat bahwa daftar kelompok yang menandatangani perjanjian dengan AS berpegang pada gencatan senjata yang disediakan oleh pihak AS berisi serangkaian formasi yang terang-terangan bekerjasama erat dengan teroris Front al-Nusra," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. (ian)
Meski Ada yang CacatSalah satu produk China, rudal C705 [jawapos]
Pihak Malacanang (Istana Kepresidenan Filipina) mendukung rencana Presiden Rodrigo untuk membeli senjata dari China, meski menyadari laporan ada produk peralatan militer Beijing yang cacat. Duterte berencana membeli senjata China dan Rusia meski Filipina sekutu Amerika Serikat (AS).
Menteri Komunikasi Filipina, Martin Andanar, berpendapat bahwa tidak semua produk militer China cacat atau rusak. Menurutnya, banyak peralatan militer Filipina buatan China dan tidak ada yang bermasalah.
”Bagi saya, itu tergantung pada produk. Mungkin produk buatan China sebagaimana presiden dilapori ada yang cacat,” katanya dalam konferensi pers, seperti dikutip Inquirer, Jumat (16/9/2016).
Dalam pidato di AFP Medical Center bulan lalu, Presiden Duterte mengatakan bahwa ada senjata api buatan China yang di bawah standar atau hal itu bisa saja disabotase. Selain China, Duterte juga berminat untuk membeli senjata dari Rusia.
Duterte bertekad memberikan peralatan militer terbaik bagi para prajurit Filipina selama dia menjabat sebagai presiden.
Sementara itu, juru bicara Presiden Duterte, Ernesto Abella, kemarin mengatakan bahwa para pejabat pertahanan telah diarahkan Presiden Duterte untuk mempelajari pilihan peralatan buatan China atau Rusia. ”Mereka tidak menutup opsi dua ini saja,” katanya.
Abella juga mencatat pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri China, Liu Zhenmin, bahwa hubungan China dan Filipina berada di sebuah "titik balik baru”. Kedua negara sudah terlibat percakapan “ramah”.
”Anda bisa mengatakan ini untuk mengenal Anda. Seluruh tujuan adalah untuk dapat menjalin hubungan lebih hangat,” kata Abella.
Hubungan kedua negara sempat memanas setelah bersengketa perihal klaim kawasan Laut China Selatan. Filipina sudah memenangkan gugatan di Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag yang memutuskan tidak mengakui klaim China atas kawasan yang disengketakan di Laut China Selatan. Namun, Beijing tidak mengakui putusan pengadilan itu. (mas)
Ke Swediaujicoba RBS 70 [Indonesia military Picture Fb] ☆
Menteri BUMN, Rini Soemarno bersama PT Pindad melakukan sejumlah kerjasama dengan industri pertahanan Swedia salah satunya SAAB. Pertemuan yg digelar di Stockholm, Eropa Utara membahas sejumlah alat utama sistem sejata (Alutsista) untuk persejataan TNI.
"Ada sejumlah pembicaraan mengenai industri pertahanan. Yang dengan SAAB pertemuan mengenai RBS 70 NG dengan radar Giraffe," tutur Abraham Mose kepada Money.id, Jumat,16 September 2016.
Selain menggelar pertemuan di Swedia, tambah Abraham, pihaknya juga melakukan workshop bersama SAAB dan Pussenarhanud TNI AD yg di gelar di Auditorium PT Pindad, Bandung Jawa Barat pada 14 September kemarin.
Workshop itu bertema "Ground Base Air Defence" agar terjalin komunikasi antara industri strategis dengan TNI.
Direktur Komersial PT Pindad Widjajanto menuturkan, pihaknya diperintahkan Kementrian Pertahanan mengawal pengembangan air defence dan menyerap teknologi melalui Transfer of Technology dan lisensi produk.
"Semoga workshop ini dapat memberikan berkah bagi pengembangan sistem pertahanan udara kita, bagi Pindad sebagai pengemban amanah UU Industri Pertahanan no. 16 tahun 2012, maupun bagi hubungan baik Indonesia dengan rekan-rekan SAAB Swedia," katanya.
Workshop ini sendiri mendapat sambutan baik dari Pussenarhanud. Wadan Pussenarhanud, Kolonel I Ketut Sugiartha menjelaskan ada beberapa catatan yang sangat berpengaruh pada masalah operasional.
"Dari sudut pandang pengguna, komponen atau aspek wajib dari pengadaan sista rudal minimal terdiri dari 4 hal : aspek operasional, pendidikan dan latihan, pemeliharaan, serta alih teknologi," harap perwira menengah ini.
Pertemuan mengenai RBS 70 ini sudah lama dilakukan. Sebelumnya, pada pameran Indodefence November 2014 telah dilaksanakan kerjasama PT Pindad dan SAAB Dynamic.
Dalam kolaborasi ini, PT Pindad dipercayakan melakukan pengembangan dan peremajaan sistem pertahanan udara berbasis darat RBS 70 Mk2 TNI Angkatan Darat. Salah satu perusahaan BUMN Industi strategis ini menjadi kontraktor utama dan SAAB Dynamic AB menjadi sub-kontraktor.
Selain itu, presentasi mengenai RBS 70 NG dan Radar Giraffe AMB juga telah dilaksanakan di Pussenarhanud pada Maret 2013 silam. Selain pembicaraan ke SAAB, rombongan juga melakukan pertemua ke Bofors membiarakan mengenai integrator sistem kendali tembak Tank Boat.
RBS 70 NG atau New Generation merupakan penerus sistem pertahanan udara RBS70 yang telah memproduksi ribuan unit dan dipakai oleh angkatan bersenjata dari 19 negara, termasuk Indonesia. Sistem pertahanan udara RBS 70 NG dapat menghancurkan target pada jarak 8 km dan ketinggian 5 km.
Evaluasi Kerja Sama Dengan TiongkokPeluncuran Rudal C-705 dari KRI Clurit (jawapos) ☆
Rudal C705 yang gagal ditembakkan pada acara latihan Latihan Armada Jaya Ke-34 yang digelar TNI Angkatan Laut (AL) di perairan Banongan, Situbondo, Jatim, pada Rabu (14/9) harus menjadi bahan evaluasi Kementerian Pertahan.
Sebab, kata Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi, itu menjadi insiden yang sangat memalukan dan disaksikan langsung Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, kegagalan atau delay tiga menit rudal C705 saat diluncurkan dari KRI Clurit 641 dan tidak mengenai sasaran saat latihan militer itu, menjadikan efek gentar militer Indonesia melemah di mata negara-negara sekitar.
“Harus diinvestigasi dan juga dievaluasi, apakah rudal yang harganya konon dua puluh miliar satu buah tersebut rusak sebelum diterima atau, alat komunikasi datanya yang bermasalah,” ujarnya di Jakarta, Jumat (16/9).
Nyatanya, kata Bobby, rudal hasil kerja sama Indonesia-Tiongkok itu akan digunakan untuk menjaga kedaulatan negara di Laut China Selatan (LCS).
Oleh karenanya, kerjasama dalam hal transfer teknologi antara Kemenhan dengan Sastind China, perlu dievaluasi. Begitu pula terhadap kandungan lokal antara PT DI dan CPMIEC China.
Sebab, pembelian rudal C705 ini sudah sampai kontrak ketiga di tahun 2015. Karenanya, dia berpendapat agar TNI AL lebih baik menunda kontrak rudal C705.
Bila perlu, batalkan membelian lebih banyak lagi rudal tersebut dan mengalihkan pada alutsista dari negara lain.
“Kekecewaan presiden harus disikapi dengan cepat, sebelum kerjasama militer dengan Sastind China merugikan Indonesia,” pungkas politikus Golkar itu.
Merupakan latihan puncak TNI ALArmada Jaya XXXIV/2016 (defence.pk) ☆
Terus berlatih bangun kemampuan tempur demi keberhasilan mengemban tugas-tugas negara, Jadilah benteng samudera dan jagalah kedaulatan negara. Demikian disampaikan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo yang didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melalui pesan tertulisnya saat meninjau latihan TNI AL Armada Jaya XXXIV tahun 2016 di pantai Banongan Pusat latihan tempur Marinir, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (15/9/2016).
Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 merupakan latihan puncak TNI AL dengan skenario latihan bahwa kekuatan militer Asing telah berhasil menguasai sebagian wilayah Jawa Timur sehingga dikerahkan pasukan TNI AL untuk merebut kembali wilayah tersebut dan menghentikan operasi militer asing dengan melaksanakan operasi militer yang menitikberatkan kepada operasi amfibi bersama unsur-unsur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), yaitu Kapal Perang, Pesawat Udara, Marinir dan Pangkalan.
Presiden RI didampingi Panglima TNI melihat langsung jalannya latihan berupa operasi pendaratan amphibi dari lantai 3 Menara Tinjau Pantai Banongan. Secara berurutan 4 gelombang kendaraan amphibi melakukan manuver, diawali dengan gelombang pertama 17 tank amphibi BMP3F yang diluncurkan dari KRI Surabaya untuk menetralisir pantai dengan dilindungi manuver pesawat tempur sukhoi di udara memberi bantuan tembakan udara untuk melumpuhkan pasukan musuh dan perlindungan pasukan pendarat.
Selanjutnya pada gelombang kedua, 14 unit kendaraan amphibi juga diluncurkan dari KRI Surabaya yang mengangkut pasukan-pasukan infanteri marinir sebagai pasukan pendarat dan peninjau depan artileri medan. Gelombang ketiga, 10 unit kendaraan pendarat amphibi angkut personil yang diluncurkan dari KRI Makassar.
Berikutnya pada gelombang keempat merupakan pendaratan khusus 2 unit LCU dan 4 unit kendaraan angkut artileri yang mengangkut roket multi laras RM70 122mm dan Howitzer 105mm. Dalam manuver pendaratannya kendaraan amphibi memberikan tabir asap sebagai perlindungan pasukan infanteri marinir dari peninjauan musuh, sementara artileri meluncurkan roket-roketnya sebagai bantuan tembakan kepada satuan manuver yang bergerak untuk menguasai pantai sehingga operasi pendaratan berhasil dan selanjutnya melaksanakan serangan terhadap sasaran musuh.
Didampingi Jenderal TNI Gatot Nurmantyo Presiden Joko Widodo melanjutkan kegiatan dengan menaiki Tank Amphibi Landing Vehicle Tracked (LVT-7) menuju Pos Titik Tinjau T-12 Pusat Latihan Tempur Marinir Karang Tekok, Baluran.
Latihan kali ini mengambil lokasi di Laut Jawa dan wilayah Jawa Timur, dimulai dengan proses embarkasi pasukan dari pangkalan TNI AL, Ujung, Surabaya, manuver laut dan penembakan rudal kapal di Laut Jawa, hingga puncaknya dilaksanakan Operasi Amfibi (Opsfib) berupa pendaratan Pasukan Pendarat (Pasrat) Marinir di pantai Banongan, Jawa Timur.
Pameran kedirgantaraan terbesar di negeri Tirai Bambu, China International Aviation and Aerospace Exhibition atau Airshow China yang akan digelar pada 1-6 November tahun ini, akan diramaikan oleh penampilan dua pesawat baru keluaran konsorsium industri dirgantara China, Aviation Industry Corp of China (AVIC).
Pesawat angkut Y-20 dan penempur J-31 akan mendemonstrasikan performa mereka pada pameran kedirgantaraan ke-11 yang digelar di Kota Zhuhai, Provinsi Guangdong.
Pihak konsorsium menyebut, ditampilkannya kedua pesawat ini sekaligus sebagai pengukuhan industri dirgantara China dalam melahirkan pesawat-pesawat berteknologi baru termasuk penempur generasi kelima.
Pesawat angkut Y-20 buatan Xi’an.
Juni lalu, dua unit Y-20 Kunpeng buatan Xi’an Aircraft Industrial Corporation telah dikirimkan kepada tentara udara China, People’s Liberation Army Air Force (PLAAF). Pesawat dengan bobot lepas landas maksimum 200 ton ini merupakan pesawat angkut berukuran gambot dan ideal digunakan untuk penerbangan jarak jauh dalam kondisi cuaca berbeda. Y-20 punya julukan lain “Chubby Girl”.
Sementara J-31 Falcon Hawk yang dibuat oleh Shenyang Aircraft Corporation saat ini masih dalam tahap uji terbang dan baru dua unit yang dibuat. Penempur berkursi tunggal yang diklaim memiliki tingkat tangkapan rendah di radar musuh ini berada di kelas F-35 buatan Lockheed Martin.