Kamis, 09 Mei 2024

'Bravo Zulu' KRI TNI AL Tembakkan Rudal & Torpedo di Selat Bali

⚓🚀 Latopslagab 2024  (Dispenal)

Kapal selam TNI Angkatan Laut, KRI Alugoro-405 berhasil menembakkan Torpedo Black Shark di Selat Bali. Penembakan senjata khusus itu dilakukan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) 2024 yang dilaksanakan di sekitar perairan Laut Bali pada tanggal 8 - 9 Mei 2024.

Selain KRI Alugoro, sejumlah kapal perang TNI AL lainnya juga berhasil menembakkan rudal atau senjata khusus miliknya dan berhasil mengenai target yang telah disasar secara bersamaan dari arah berbeda.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali yang menyaksikan secara langsung latihan penembakan senjata khusus mengaku sangat bangga dengan keberhasilan penembakan sejumlah senjata khusus kapal perang TNI AL yang dilakukan secara serentak tersebut.

Rudal anti kapal Exocet MM40 Block 3 meluncur dari KCR 60M. (Dispenal)

"Selaku pimpinan TNI AL saya ucapkan “Bravo Zulu” kepada seluruh prajurit Jalasena yang tergabung dalam Latihan Operasi Laut Gabungan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa Allah Subhanahu Wattaala selalu melindungi langkah pengabdian kita kepada TNI, TNI AL bangsa dan negara, dan tentunya terus kibarkan bendera kewajiban," kata Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali dari Kapal Markas KRI dr. Soeharso–990.

Untuk diketahui, penembakan senjata khusus (rudal) dalam Latopslagab 2024 itu melibatkan sejumlah kapal perang TNI AL. KRI Halasan-630 dan KRI Kapak-625 menembakkan rudal Exocet MM40 Block 3, kemudian KRI Yos Sudarso-373 menembakkan rudal C-802, Kapal Selam KRI Alugoro-405 menembakan Torpedo Black Shark dan KRI Sultan Hasanuddin-366 menembakan torpedo A244S.

Objek sasaran penembakan rudal berjarak 35 NM dari unsur penembak. Penembakan dan rudal-rudal tersebut mengenai sasaran secara bersamaan dari arah yang berbeda, dan sasaran berhasil ditenggelamkan.

Rudal anti kapal C-802 meluncur dari KRI Yos Sudarso 353. (Dispenal)

Dalam Latopslagab 2024 kali ini, TNI AL mengerahkan puluhan unsur Kapal Perang Republik Indonesia yang terdiri dari KRI Unsur Tugas Penembak, KRI Unsur Tugas Pengamanan, KRI Unsur Tugas Peperangan Elektronika (Pernika), serta Unsur Tugas Bantuan dan Pesawat Udara serta Helikopter.

Lebih dari 2.000 prajurit TNI AL dilibatkan dalam latihan tersebut. Selain itu sejumlah drone dari Pusat Penerbang TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) juga ikut serta dalam skenario latihan yang digelar secara besar-besaran tersebut.

"TNI AL menggelar latihan ini merupakan sebagai bentuk pembinaan, sekaligus wahana dalam mengukur kemampuan Alutsista maupun prajurit TNI AL, untuk mewujudkan kesiapsiagaan operasional dalam mengawal kedaulatan laut Indonesia," tegas Kasal.

 Berikut video liputan indomiliter dari Youtube : 


  🎥 Vivanews  

Indonesia-India Jajaki Kerja Sama Pembuatan Alpalhankam

 Salah Satunya Sistem Pengawasan Bawah Air 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4xUvEPgtdVAEKMywz5EfAdFhIuTPRyTC-jX53QFRTfltdc5HstubfPmkrouX8Wg61FWiqoVpiDTsAhBwpD54MBuu4DDaYSXZZLlZT2P43jEcRQXybprp1jgSiH-dZH8hGJJSHGy2UuOek70CfcRhqjQgGV0staYvTslwuMii4-ElTERDLHVNQ4xrnPe_Z/s700/JDCC-.jpeg(@dittekindhan)

I
ndonesia dan India akan menjajaki kolaborasi dalam pembuatan dan pengadaan sejumlah alat perlengkapan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) dari produk industri pertahanan kedua negara.

Hal tersebut diungkapkan dalam working group kegiatan Joint Defence Cooperation Committe (JDCC) Indonesia-India ke-8 di New Delhi, India, pada 2-3 Mei dengan pimpinan delegasi Plt. Sekjen Kemhan RI Donny Ermawan Taufanto dan ketua delegasi Direktur Tekindhan Ditjen Pothan Marsma Dedy Laksmono.

Dari sesi working group JDCC tersebut, Indonesia dan India menyepakati bidang kerja sama antara industri pertahanan kedua negara,” ujar Kabiro Humas Kemhan Brigjen Edwin Adrian ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (8/5).

Edwin menjelaskan, berdasarkan keterangan Ditjen Pothan sejumlah bidang yang teridentifikasi berpotensi dalam kerja sama pembuatan dan pengadaan alpalhankam di antaranya sonar systems and electro optical system, cyber security and underwater surveillance system, 40 mm single barrel gun system, explosive dan propellant.

Untuk mencapai balance trade yang sehat dan saling menguntungkan antara kedua negara dalam kerjasama industri pertahanan, Indonesia dan India sepakat akan menjajaki dan kolaborasi pembuatan dan pengadaan alpalhankam,” kata Edwin.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvzVIxQnEDbuIFFIL8KpxYOkXvvGNUKxbvisdq6jb3-6GOPSioZbD5ZH3YTuRcKgtUidE5ISMWQTn_wHnl8i7hvx9-fo3GM1p5YPI7RaqrFhBozNbKsRv8_Lac6j09j2IBC0q2_MW6i92_flAQuaae5nZsGi1F2A7J0QLy_sX5HO2fXWsxEVz03sfiE9cV/s1280/maxresdefault.jpgTevra 40 mm naval gun akan digunakan di Bituni class (Istimewa)

Sebelumnya, beberapa waktu lalu Dirjen Pothan Mayjen Piek Budyakto mengungkapkan harapan terwujudnya kerja sama antara Indonesia dan India untuk menjalin kemitraan strategis industri pertahanan.

Di sini memang kerja sama India dan Indonesia kita harapkan dengan beberapa industri pertahananan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta,” ujar Budyakto dalam acara seminar Defence India Expo 2024 di Jakarta, Selasa (30/4).

Budyakto mengatakan, Kemhan RI saat ini perlahan berupaya untuk menuju kemandirian industri pertahanan seperti India, melalui pemanfaatan alih teknologi saat menjalin kerja sama dengan negara produsen alutsista.

Hal itu dilakukan untuk menyerap teknologi dari negara lain agar industri pertahanan Indonesia bisa semakin mandiri, dan memproduksi alutsista sendiri. “Kita harus bisa menyerap teknologi yang ada di luar negara kita, sumber daya manusia harus kita tingkatkan untuk mengambil Transfer of Technology (ToT) tersebut,” jelasnya.

Menurut Budyakto, jika upaya pemanfaatan alih teknologi dari negara lain tersebut dilakukan lebih gencar, ia meyakini industri pertahanan dalam negeri dapat meningkatkan komponen lokal untuk mencapai 40 persen.
(at)

  ★
IDM  

Rabu, 08 Mei 2024

BrahMos Mengincar Ekspor Rudal Jelajah ke Asia Tenggara

https://www.airspace-review.com/wp-content/uploads/2021/12/Hisar-O.jpgSukhoi MKI meluncurkan rudal BrahMos (drishtiia) 🚀

B
rahMos Aerospace – perusahaan patungan (JV) antara India dan Rusia – telah menguraikan rencananya untuk mengekspor rudal jelajah supersoniknya ke negara-negara Asia Tenggara pada pameran Defense Services Asia (DSA) 2024 yang diadakan di Kuala Lumpur pada tanggal 6 hingga 9 Mei.

Berbicara dengan Janes di acara tersebut, juru bicara BrahMos Aerospace mengatakan perusahaannya telah menawarkan rudal jelajahnya ke negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.

Kami [BrahMos Aerospace] sedang melakukan pembicaraan dengan semua negara ini, dan mereka telah menunjukkan minat yang baik terhadap rudal tersebut,” tambah juru bicara tersebut.

Janes memahami bahwa Malaysia dan Indonesia sedang mencari varian rudal jelajah supersonik BrahMos yang diluncurkan dari udara untuk mempersenjatai jet tempur Sukhoi Su-30 mereka.

Vietnam berencana untuk membeli BrahMos versi rudal anti-kapal berbasis pantai untuk melawan agresi Tiongkok di Laut Cina Selatan.

Juru bicara tersebut mengkonfirmasi bahwa BrahMos Aerospace telah memulai pengiriman sistem BrahMos ke Filipina.

  🚀 Jane's  

Super Hercules Kelima Dijadwalkan Tiba di RI 17 Mei

 Rencana awal berangkat 10 Mei 2024 dari Marietta, Georgia, ASHercules C130J-30 TNI AU (Lockheed Martin) ✈️

Unit kelima pesawat angkut C-130 J Super Hercules buatan Lockheed Martin pesanan Indonesia dijadwalkan tiba di Tanah Air pada 17 Mei 2024.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi di Jakarta, Selasa, menyampaikan pesawat itu rencana dikirimkan pada 10 Mei 2024 dan tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 17 Mei 2024.

"Rencana awal berangkat 10 Mei 2024 dari Marietta, Georgia, Amerika Serikat," kata Edwin.

Pemerintah Indonesia pada 2019 membeli total lima pesawat C-130 J Super Hercules dari Lockheed Martin yang empat di antaranya pada periode 2023 sampai awal 2024 telah diterima oleh Pemerintah Indonesia dan diserahkan langsung ke TNI Angkatan Udara.

Unit terakhir C-130 J Super Hercules itu, sama seperti empat pesawat lainnya, juga akan memperkuat Skuadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Jika berkaca pada pengiriman sebelumnya, unit terakhir pesanan Indonesia itu kemungkinan bakal melalui rute Georgia, San Diego, Honolulu, Kwajalien/Marshall Island, Guam, kemudian langsung terbang dan mendarat di Jakarta.

C-130 J Super Hercules memiliki panjang 34,69 meter, tinggi 11,9 meter, dan lebar sayap 39,7 meter, sementara panjang kompartemen kargonya 16,9 meter, lebar 3,12 meter, dan tinggi 2,74 meter.

Pesawat teranyar TNI AU C-130J Super Hercules itu dapat membawa beban maksimal hingga hampir 20.000 kilogram atau hampir 20 ton. C-130J Super Hercules juga dapat mengangkut 8 palet atau 97 tandu, 128 pasukan tempur, dan 92 pasukan terjun payung.

C-130J Super Hercules memiliki peningkatan fitur dari tipe pendahulunya misalnya peningkatan sistem perlindungan bahan bakar, serta sistem penanganan kargo. Ada juga perbaikan sistem flight station yang lebih canggih dan sistem avionik digital terintegrasi penuh.

Pesawat baru TNI AU itu pun telah dilengkapi dengan tampilan layar head-up dan teknologi navigasi canggih yang mencakup sistem navigasi inersia ganda dan GPS.

Kecepatan maksimal pesawat C-130J Super Hercules mencapai 660 kilometer per jam pada ketinggian 6.706 meter dan tenaganya diperoleh dari empat turboprop Rolls-Royce AE 2100D yang bisa menghasilkan daya 4.700 tenaga kuda.
 

 
antara  

PTDI Hadir di Pameran DSA 2024

 Buka Potensi Kontrak Pekerjaan Baru di Malaysia 
https://www.beritatrans.com/images/content/1/2024/2024-05-07/209ca8550138e357aeb9d58494f6adcc.jpg (Istimewa)

PT
Dirgantara Indonesia (PTDI) hadir dalam pameran pertahanan Defence Service Asia (DSA) 2024 yang akan berlangsung pada 6-9 Mei 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Pameran yang digelar di Malaysia International Trade & Exhibition Centre (MITEC) ini merupakan pameran industri pertahanan terbesar di Asia Pasifik, di mana PTDI tergabung dalam booth Indonesia Defence Industries yang dipimpin oleh Kementerian Pertahanan, yang juga menyertakan 10 Perusahaan asal Indonesia.

Menurut Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh. Arif Faisal, keikutsertaan PTDI dalam pameran ini merupakan langkah strategis perusahaan dalam memasarkan produk industri pertahanan tanah air di pasar global, juga kesempatan bagi PTDI untuk memperoleh potensi pekerjaan baru.

Keterlibatan PTDI di DSA 2024 merupakan salah satu upaya perluasan pasar, peningkatan penjualan, serta penjajakan terhadap potensi-potensi kontrak baru, baik untuk produk pesawat maupun jasa after sales, begitu pula membuka peluang kerja sama baru dengan partner,” ujar Arif, Senin (6/5/2024).

Dalam hal rekam jejak produk PTDI di Malaysia, sejak tahun 1999 telah tercatat sebanyak tujuh pesawat CN235 hasil produksi PTDI yang dioperasikan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM).

PTDI juga tidak hanya mendukung kebutuhan armada udaranya saja, melainkan juga layanan after sales-nya, di mana PTDI memberikan layanan maintaining serviceability rate untuk seluruh pesawat yang dioperasikan oleh TUDM, termasuk pemenuhan program Follow on Support (FoS) yang terdiri dari kegiatan service, repair component & spare part untuk jangka waktu tertentu.

"Di samping itu, pada tahun 2023 PTDI juga melakukan modifikasi terhadap tiga pesawat CN235 milik TUDM, dari konfigurasi Military Transport menjadi Maritime Patrol Aircraft (MPA) melalui program US Aid yang telah berhasil diselesaikan dan dikirimkan kembali ke TUDM pada tahun yang sama," ungkapnya.

Dalam ajang internasional pameran DSA 2024 ini PTDI pasarkan berbagai macam produk unggulannya, seperti pesawat CN235-220, NC212i dan N219, maupun MRO, bersama-sama dengan Anak Perusahaannya, dalam hal ini PT Nusantara Turbin & Propulsi (PT NTP) dan Holding Industri Pertahanan Defend ID – PT Len Industri (Persero), PT Pindad, PT PAL Indonesia dan PT Dahana. (omy)

  ★ Berita Trans  

Selasa, 07 Mei 2024

[Video] KSAL Luncurkan Dua Kapal Perang, Perkuat Koarmada II

Liputan Antara TV
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali meluncurkan KRI Butana 878 dan KRI Selar 879 di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (7/5).

Kapal perang karya anak bangsa tersebut dilengkapi meriam kaliber 30 mm dan dua unit senjata mitraliur 12,7 mm untuk memperkuat jajaran Koarmada II pada satuan Patroli Lantamal V Surabaya dan Lantamal VIII Manado.

 Berikut video dari Youtube : 


  🎥 Youtube  

PAL dan LUNAS Malaysia MoU Bidang Teknologi di DSA 2024

 Menciptakan produk unggulan bersama 
https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2024/05/07/1000948287.jpg.webpCMO PT PAL Indonesia Willgo Zainar (ketiga kanan) dan Chairman Board of Directors LUNAS Datuk Dr. Shahrazat binti Haji Ahmad (ketiga kiri) menandatangani nota kesepahaman saat ajang "Defence Services Asia Exhibition and Conference 2024" (DSA 2024) di MITEC Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (6/5/2024). (ANTARA/HO-PT PAL Indonesia)

PT
PAL Indonesia menyepakati Memory of Understanding (MoU) dengan Lumut Naval Shipyard (LUNAS) Malaysia dalam bidang pembuatan kapal baru, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kerja sama tersebut tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh CMO PT PAL Indonesia Willgo Zainar dan Chairman Board of Directors LUNAS Datuk Dr. Shahrazat binti Haji Ahmad saat ajang "Defence Services Asia Exhibition and Conference 2024" (DSA 2024) di Malaysia International Trade & Exhibition Centre (MITEC), Kuala Lumpur.

Ke depan PT PAL dan LUNAS bekerjasama dalam menciptakan produk unggulan bersama dengan pemanfaatan teknologi tinggi, sehingga dapat menjadi sinergi yang kuat sebagai Global Player Industri maritim dunia," ucap CMO PT PAL Indonesia Willgo Zainar dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Surabaya, Selasa.

Selain itu, penandatanganan tersebut juga sebagai wujud kerjasama bilateral antara Indonesia dan Malaysia dalam bidang industri maritim untuk memperluas pasar global, khususnya di Malaysia dan regional Asia pada umumnya.

"Diharapkan dengan kerjasama tersebut, Indonesia-Malaysia dapat bersama-sama mengambil peran penting dalam menguatkan keamanan sektor maritim ditingkat regional," katanya.

Sementara itu, Chairman Board of Directors LUNAS Datuk Dr. Shahrazat binti Haji Ahmad mengatakan kolaborasi tersebut, menandai langkah maju yang signifikan bagi perusahaannya dan masa depan pembuatan kapal di Asia Tenggara.

"Reputasi PT PAL Indonesia sebagai pembuat kapal terkemuka di Asia Tenggara sudah mendahului dan kami merasa terhormat untuk memulai perjalanan kolaboratif ini bersama-sama," ucapnya.

Oleh karena itu, dengan adanya kolaborasi tersebut kedua belah pihak dapat mendorong batas-batas inovasi.

  ★ antara  

Kemhan Tegaskan RI Sesuaikan Pembayaran KF-21

 Bukan minta pemotongan 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji5z77ATGjKiU1J3YEXG_oxAD7k1IsRF6mDOTr7pnoO4x4_uNv_27pL-eRzdP1zpsGaFshR9JKRBkOUPrdHRCFvlznXCvqHZiBT2JqZkf0fbp6BPGFXBL4gxUlKaF_BYErbYTQqeJW7nmPNG-ikeEODfD5Q5wRirzRGBJ2CyQU0s0_NscCalPKUkQy/w1600-h813/293989787_5170130673085278_826286581737372417_n.jpgKF-21 (ROKAF)

K
ementerian Pertahanan menegaskan pemerintah Indonesia meminta penyesuaian pembayaran (payment adjustment) kepada pemerintah Korea Selatan atas kerja sama pembuatan jet tempur KF-21 Boramae oleh Korea Aerospace Industry (KAI).

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI Brigadir Jenderal TNI Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi di Jakarta, Selasa, menjelaskan penyesuaian pembayaran itu disesuaikan dengan manfaat yang sejauh ini diterima Indonesia dalam proyek pembuatan pesawat tempur itu.

"Istilah yang tepat atas langkah yang diambil pemerintah Indonesia terkait pembiayaan proyek pesawat tempur KF-21 adalah penyesuaian pembayaran (payment adjustment), bukan pemotongan pembayaran. Penyesuaian ini sejalan dengan kemajuan kerja sama yang telah dan masih akan dilaksanakan bersama Korea Selatan," katanya.

Edwin menyampaikan hal itu juga untuk meluruskan pemberitaan dari kantor berita Korea Selatan Yonhap pada 7 Mei 2024 yang menyebut Indonesia meminta pemotongan biaya kontribusi untuk kerja sama pembuatan jet tempur KF-21 Boramae.

Yonhap saat itu merujuk pada pernyataan DAPA — lembaga di Korsel yang mengurusi kerja sama dan pengadaan alutsista — yang mengakui adanya negosiasi soal pembayaran KF-21 Boramae.

Juru Bicara DAPA Choi Kyung-ho, sebagaimana dikutip dari Yonhap, menyebut DAPA dan lembaga terkait lainnya masih meninjau usulan Indonesia itu.

Yonhap dalam beritanya terkait itu menyebut Indonesia mengajukan penyesuaian pembayaran sebanyak 600 miliar won untuk keseluruhan proyek pembuatan KF-21.

Dalam komitmen terdahulu, Indonesia sepakat menggelontorkan 1,7 triliun won atau 20 persen dari keseluruhan nilai proyek sebesar 8,1 triliun won.

Karo Humas Kemhan menegaskan penyesuaian pembayaran yang diminta Indonesia ke Korea Selatan merupakan langkah rasional karena Indonesia tak sepenuhnya mendapatkan kegiatan transfer teknologi dalam pembuatan jet tempur KF-21 Boramae.

"Terdapat beberapa kegiatan dalam program yang tidak dapat diikuti oleh teknisi Indonesia. Alhasil, pembayaran yang dilakukan pemerintah Indonesia disesuaikan dengan manfaat yang diperoleh dari kerja sama ini," kata Edwin.

"Adalah wajar dan sesuai dengan prinsip akuntabilitas bahwa untuk program atau kegiatan yang tidak diikuti oleh teknisi Indonesia, pihak Indonesia tidak perlu menanggung biaya, yang pada gilirannya mengurangi jumlah pembayaran yang telah direncanakan," imbuhnya.

Edwin menjelaskan dalam proyek pembuatan jet tempur itu, Korea Selatan menerima biaya berbagi (cost share) sampai tahun 2026 karena setelah tahun itu, proyek KF-21 masuk tahap produksi dan biaya berbagi dari Indonesia disesuaikan dengan kemampuan fiskal yang ditetapkan Kementerian Keuangan, yaitu Rp 1,32 triliun per tahun sampai tahun 2026.

"Ini merupakan upaya pemerintah untuk memastikan bahwa kewajiban finansial Pemerintah dalam proyek ini tetap dalam batas kemampuan anggaran negara," katanya.

Dia menambahkan pemerintah Indonesia berkewajiban memastikan pembayaran atas pengadaan atau kerja sama pembuatan alutsista merupakan investasi yang dapat membawa hasil optimal.

Oleh karena itu, dia menjamin Kemhan berkomitmen transparan dalam setiap kerja sama internasional, termasuk dalam proyek KF-21.

"Langkah penyesuaian pembayaran ini untuk memastikan investasi pemerintah Indonesia memberi hasil yang optimal dan penggunaan keuangan negara untuk proyek KF-21 dapat dipertanggungjawabkan ke publik," kata Edwin.

Kerja sama pembuatan jet tempur KF-21 Boramae diluncurkan pada 2015, dan ditargetkan rampung pada 2026.

  ★ antara  

RI Minta Diskon Bayar Proyek Bersama Jet Tempur KF-21 ke Korsel

KF-21 Boramae [ROKArmed Forces]

Indonesia disebut meminta keringanan pembayaran biaya proyek pengembangan jet tempur KF-21 bersama Korea Selatan menjadi sekitar sepertiga dari jumlah di awal komitmen awal.

Sejumlah sumber mengatakan kepada kantor berita Korsel, Yonhap, bahwa Indonesia baru-baru ini mengajukan keringanan pembayaran sebesar 600 miliar won atau sekitar Rp 7 triliun untuk proyek jet Boramae tersebut.

Sementara itu, komitmen awal yang harus dibayarkan Indonesia terkait proyek pesawat tempur gabungan ini ditetapkan sekitar 1,6 triliun won hingga Juni 2026.

Korsel belum memutuskan apakah akan menerima permintaan baru Indonesia tersebut atau tidak. Pejabat Korsel mengatakan sampai saat ini pemerintahnya masih berkonsultasi dengan Indonesia soal permintaan ini.

"Agar berhasil menyelesaikan pengembangan sistem KF-21, pemerintah Korea Selatan dan Indonesia sedang melakukan negosiasi akhir untuk menyelesaikan masalah pembagian biaya saat ini," kata Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters pada Senin (6/5).

Permintaan keringanan pembiayaan ini pun akan berimbas kepada jumlah transfer teknologi yang lebih sedikit bagi Indonesia.

Pengajuan pemangkasan ini juga muncul usai RI sepakat akan membayar 20 persen dari jumlah asal atau sekitar 8,1 triliun won (Rp 94 triliun). Biaya ini sebagai imbalan atas penerimaan satu model prototipe, transfer teknologi, dan produksi 48 unit di Indonesia.

Indonesia sejauh ini telah berkontribusi sebanyak 300 miliar won atau sekitar Rp 3,5 triliun dan gagal memenuhi batas waktu pembayaran yang ditentukan di awal perjanjian.

Pada 2023, Indonesia meminta Korea Selatan memberi tenggat waktu hingga 2034 untuk memenuhi pembayaran proyek KF-21 ini. Namun, Korsel gigih pembayaran harus dilunasi pada 2026.

Sikap Indonesia memicu pertanyaan terkait keseriusan dan komitmen mereka terhadap proyek jet KF-21.

CNNIndonesia.com telah menghubungi juru bicara Menteri Pertahanan RI Dahnil Anzar Simanjuntak, namun tak segera memberi respons terkait laporan ini.

Korsel menggandeng Indonesia untuk bekerja sama membuat jet tempur KF-21. Proyek ini merupakan kerja sama industri pertahanan RI-Korsel bernilai 8,8 triliun won atau sekitar Rp 100 triliun.

RI sepakat untuk menanggung 20 persen dari total biaya senilai 1,7 triliun won. Dalam kesepakatan kerja sama, Indonesia juga akan menerima prototipe pesawat dan dokumen teknologi dari Korsel soal KF-21 ini.

Hingga Januari 2019, Indonesia telah membayar 227,2 miliar won. Namun, pemerintah RI masih menunggak pembayaran sekitar satu triliun won dengan alasan kekurangan anggaran.

Indonesia dilaporkan baru bisa melanjutkan pembayaran komitmen sekitar akhir 2022 lalu.

Sejak prototipe pertama selesai pada April 2021, KF-21 keenam berhasil terbang tahun lalu. Angkatan Udara Korea Selatan juga berencana mengerahkan 120 KF-21 pada 2032.

Korsel bahkan menjadi anggota baru dalam grup elite negara produsen jet tempur supersonik usai membuat dan melakukan uji coba terbang KF-21. Korsel pun masuk negara-negara elite produsen jet tempur supersonik dari Amerika Serikat hingga Rusia. (rds/bac)

  ★ CNN  

Senin, 06 Mei 2024

Destroyer Untuk Indonesia

⚓️ 2 Negara telah tawarkan kerjasamanya Gambaran usulan sejumlah alutsista TNI AL dalam paparan Kasal (Dispenal)

Dalam paparan alutsita yang akan diakuisisi TNI AL pada periode kedepan, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyampaikan gambaran sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dibutuhkan dalam rencana pembangunan postur kekuatan TNI AL 2025-2044.

Dalam 20 tahun ke depan, Indonesia akan diperkuat alutsista, di antaranya kapal selam Scorpene, kapal patroli multiguna atau Offshore Patrol Vessel (OPV) PPA dari Italia hingga rencana penambahan kapal perusak (destroyer).

Dalam Kunjungannya ke China, Kasal mendapatkan penjelasan tentang kemampuan industri pertahanan strategis China antara lain Destroyer kelas 052D, kapal selam S26, pesawat Maritime Patrol Aircraft, helikopter Anti Kapal Selam (AKS), Unmanned Aerial Vehicle (UAV) maupun rudal dan meriam anti udara.

Berikut tawaran kapal Perusak yang beredar di media.

 Destroyer Type 052D 
Destroyer Type 052D (Flickr)
Dari Indomiliter, Destroyer China type 052D bisa terealisasi karena China merupakan investor kedua terbesar di Indonesia yang kuat menggelontorkan pinjaman modal untuk NKRI.

Destroyer Type 052D merupakan generasi terbaru yang dikembangkan pada tahun 2010-an oleh China Shipbuilding Industry Corporation (CSIC) dan China State Shipbuilding Corporation (CSSC).

Pengembangan destroyer Type 052D merupakan bagian dari upaya Cina untuk meningkatkan kemampuan pertahanan lautnya. Kapal ini diklaim sebagai kapal perang tercanggih yang pernah dibangun oleh Cina pada saat itu.

Type 052D mengusung bobot 7.500 ton (beban penuh), kapal perusak ini memiliki panjang 157 meter, lebar 17,2 meter, draft 6,2 meter dan awak 280 pelaut.

Type 052D Kunming-class (sebutan NATO: Luyang III) adalah salah satu generasi terbaru dari kapal perusak berpeluru kendali (DDG) Angkatan Laut Cina. Jenis perusak ini didasarkan pada pendahulunya, Type 052C DDG dan kemungkinan memiliki lambung yang sama. Namun Type 052D menggabungkan banyak perbaikan dalam hal desain serta sensor dan senjata. Type 052D dianggap setara dengan kapal perusak AEGIS Amerika Serikat (Arleigh Burke Class)

Type 052D dilengkapi dengan total 64 sel sistem peluncuran vertikal (VLS) untuk rudal hanud HHQ-9, torpedo ASW yang didorong roket Yu-8 dan rudal jelajah anti kapal YJ-18.

Empat modul ditempatkan di depan kapal di depan suprastruktur, empat lainnya di belakang, di depan hanggar helikopter. Kapal perusak ini juga dipersenjatai dengan meriam utama H/PJ-45A 130mm, CIWS H/PJ-12 30mm (8 kapal pertama di kelasnya dilengkapi dengan varian yang lebih lama: H/PJ11), SAM jarak pendek HQ-10 dan dua kapal perusak. peluncur tiga torpedo.

Rangkaian sensor yang kuat terdiri dari radar Type 346A, Type 364, Type 366, Type 517B dan Type 760, sonar yang dipasang di lambung SJD-9 dan sonar kedalaman variabel SJG-311.

Destroyer Type 052D
Selain destroyer Type 052D, ada juga Type 052DL. Varian “DL” yang baru memiliki fitur lambung yang diregangkan dan semua kapal perusak Tipe 052 baru diharapkan akan dibuat dalam varian “DL”.

Varian “DL” diperkenalkan dari kapal ke-14 di kelasnya, Zibo dengan nomer lambung 156. Lambung Type 052DL lebih panjang sekitar 4 meter dibanding Type 052D, panjang ekstra ini terutama untuk kebutuhan hanggar dan dek helikopter di buritan kapal. Modifikasi diperkenalkan untuk mengakomodasi helikopter Z-20 baru.

Type 052DL mengusung bobot 7.700 ton (beban penuh), kapal perusak ini memiliki panjang 162 meter, lebar 17,2 meter, draft 6,2 meter dan diawaki 280 pelaut.

Seperti kapal perang lainnya, destroyer Type 052D juga memiliki beberapa kelemahan. Beberapa kelemahan yang dapat disebutkan antara lain:

1. Radar

Meskipun destroyer Type 052D dilengkapi dengan radar canggih, namun radar tersebut masih memiliki kelemahan pada jarak pendek dan pengenalan objek. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan kapal dalam menghadapi serangan dari musuh.

2. Senjata anti-kapal selam

Meskipun destroyer Type 052D dilengkapi dengan torpedo dan beberapa senjata anti-kapal selam lainnya, namun kapal ini dianggap masih kurang efektif dalam menghadapi kapal selam modern yang dilengkapi dengan teknologi canggih.

3. Kapasitas bahan bakar

Kapasitas bahan bakar destroyer Type 052D tergolong kecil dibandingkan dengan kapal perang sekelasnya. Hal ini dapat membatasi jangkauan kapal dan mengurangi kemampuan operasionalnya di laut.

4.Biaya produksi

Produksi destroyer Type 052D membutuhkan biaya yang cukup besar. Hal ini dapat membatasi jumlah kapal yang diproduksi dan juga mempengaruhi kemampuan Cina dalam memperkuat armada lautnya.

 Destroyer F110 
Ilustrasi Destroyer Navatia dengan system AEGIS
Dari media barat ANK, diberitakan Indonesia ditawarkan kapal frigate kelas Bonifaz atau di sebut F110.

Baru-baru ini Indonesia mendapat tawaran dari Navantia, Spanyol. Dari Zona Jakarta pula memberitakannya sebagai berikut:

Navantia menawarkan pembuatan kapal destroyer F110 yang saat ini tengah tahap produksi.

"Galangan kapal Navantia di Ferrol menjadi tuan rumah peletakan lunas fregat F110 yang pembangunannya dimulai pada April 2022 dan merupakan yang pertama dari lima fregat kelas F110 untuk Angkatan Laut Spanyol," jelas Naval News pada 17 Agustus 2023.

Navantia nampaknya mempercepat pembangunan F110.

Sebab AL Spanyol punya kebutuhan kapal perang yang amat banyak.

"Navantia telah mengaktifkan rencana untuk mempercepat program konstruksi, yang dimulai dengan menyempurnakan sistem produksi dengan blok percontohan dan terwujud seiring dengan kemajuan peletakan lunas ini. Pembangunan F110 unit kedua akan dimulai sebelum akhir tahun," jelasnya.

F110 (Naval News)
Kepala Staf AL Spanyol Laksamana Pineiro menjelaskan bahwa program F110 menjadi kapal perang pengganti fregat Santa Maria class.

Sehingga setelah 2030 Santa Maria class semuanya sudah dipensiunkan.

Program F-110 adalah proyek penting bagi Angkatan Laut, yang menyediakan pengganti fregat kelas Santa María yang diperlukan, sekaligus melengkapi kapasitas F-100 kami sebagai elemen dasar untuk pengembangan kemampuan armada lainnya.

Transisi ini dimungkinkan berkat kolaborasi luar biasa antara Angkatan Laut dan Navantia, yang telah berkembang selama beberapa dekade demi kepentingan bersama dalam mencari keunggulan dalam pembuatan kapal,
" jelas Pineiro.

Dan Navantia terus menjajaki kemungkinan ekspor bagi F110. Indonesia bisa jadi pelanggan pertama F110.

"F110 adalah lompatan kualitatif dalam hal kemampuan angkatan laut serta potensi industri dan teknologi Navantia dan seluruh industri yang berkolaborasi dengannya.

Dengan demikian, hal ini berkontribusi terhadap otonomi strategis Spanyol dan basis industri dan teknologi mutakhir, sehingga membuka peluang ekspor baru,
" jelasnya.

F110 merupakan kapal fregat namun setara destroyer.

 ⚓️ 
Garuda Militer  

Rajawali 27 Selesai Laksanakan Perawatan Khusus

 Dansathar 15 Serah Terima Pesawat C-130 Hercules A-1327(Dispenau) ✈️

Komandan Satuan Pemeliharaan 15 Letkol Tek Yanwar Nur Maulidi, S.T., M.M., memimpin acara serah terima pesawat C-130 Hercules A-1327 dengan penuh kebanggaan dan profesionalisme. Dalam upacara yang digelar Sathar 15 Kapten Pnb Andy Try menerima pesawat tersebut yang akan mengoperasikannya.

Pesawat yang telah menjalani perawatan khusus, dikenal dengan nama "Rajawali 27", menjalani proses pemeliharaan intensif di Sathar 15. Proses pemeliharaan tersebut bukanlah tugas yang mudah, namun dengan dedikasi dan kerja keras dari tim pemeliharaan Sathar 15, pesawat tersebut kini siap untuk bertugas dalam misi-misi penting TNI Angkatan Udara.

Dalam sambutannya, Letkol Tek Yanwar Nur Maulidi menekankan pentingnya peran pesawat tersebut dalam mendukung operasional TNI Angkatan Udara. "Rajawali 27 tidak hanya sebuah pesawat angkut saja, tetapi merupalan simbol dari kerja keras dan dedikasi kami dalam menjaga kehandalan akutsista udara kita," ujarnya dengan penuh semangat.

Pesawat C-130 Hercules memiliki peran vital dalam berbagai misi, mulai dari bantuan kemanusiaan hingga operasi militer. Dengan serah terima ini, diharapkan TNI Angkatan Udara dapat meningkatkan kemampuan operasionalnya serta memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.

"Kami siap menjaga kehandalan dan kesiapan Rajawali 27 dalam setiap misi yang akan dijalankan. Bersama-sama, kami akan terus mengawal langkah TNI Angkatan Udara menuju masa depan yang lebih baik," tandas Kapten Pnb Andy Try dengan mantap.

Acara serah terima ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi juga momen penting untuk memperkuat solidaritas dan semangat juang seluruh personel TNI Angkatan Udara. Dengan motto "𝙒𝙀 𝙈𝘼𝙆𝙀 𝙃𝙀𝙍𝙆𝙔 𝙆𝙀𝙀𝙋 𝙁𝙇𝙔𝙄𝙉𝙂", mereka siap menghadapi setiap tantangan dan menjaga keutuhan serta kehormatan bangsa.


 
TNI AU  

Minggu, 05 Mei 2024

[Global] Jet Tempur F-16 dengan Pilot AI Sukses Bermanuver

✈️ Masa Depan Perang Akan Berubah?
Saat matahari tengah hari terik, sebuah jet tempur F-16 eksperimental berwarna oranye dan putih diluncurkan dengan suara gemuruh yang familiar dan merupakan ciri khas kekuatan udara AS. Namun pertempuran udara berikutnya tidak seperti yang lain: F-16 ini dikendalikan oleh kecerdasan buatan, bukan pilot manusia. Dan yang duduk di kursi depan adalah Menteri Angkatan Udara Frank Kendall.

AI menandai salah satu kemajuan terbesar dalam penerbangan militer sejak diperkenalkannya sistem siluman pada awal tahun 1990-an, dan Angkatan Udara telah secara agresif melakukan hal tersebut. Meskipun teknologi ini belum sepenuhnya dikembangkan, layanan ini berencana untuk menambah armada yang mendukung AI. dari 1.000 pesawat tempur tak berawak, yang pertama akan beroperasi pada tahun 2028.

Sangat tepat jika pertempuran udara tersebut terjadi di Pangkalan Angkatan Udara Edwards, sebuah fasilitas gurun yang luas tempat Chuck Yeager memecahkan kecepatan suara dan militer telah mengembangkan kemajuan dirgantaranya yang paling rahasia. Di dalam simulator rahasia dan bangunan dengan lapisan pelindung terhadap pengawasan, generasi uji coba baru sedang melatih agen AI untuk terbang dalam perang. Kendall melakukan perjalanan ke sini untuk melihat AI terbang secara real time dan membuat pernyataan publik tentang keyakinannya akan peran AI di masa depan dalam pertempuran udara.

Ada risiko keamanan jika tidak memilikinya. Pada titik ini, kita harus memilikinya,” kata Kendall dalam wawancara dengan The Associated Press setelah mendarat. AP bersama NBC diberikan izin untuk menyaksikan penerbangan rahasia tersebut dengan syarat tidak akan dilaporkan sampai selesai karena alasan keamanan operasional.

 1. Dikenal dengan Vista 
Jet tempur F-16 yang dikendalikan AI. (Foto/AP)

F-16 yang dikendalikan AI, disebut Vista, menerbangkan Kendall dalam manuver secepat kilat dengan kecepatan lebih dari 550 mil per jam yang memberikan tekanan pada tubuhnya lima kali lipat gaya gravitasi.

Pesawat tersebut hampir berhadapan dengan pesawat F-16 kedua yang dikemudikan manusia ketika kedua pesawat tersebut berpacu dalam jarak 1.000 kaki satu sama lain, berputar dan berputar untuk mencoba memaksa lawannya ke posisi rentan.

 2. AI Masih Belajar 
Di akhir penerbangan selama satu jam, Kendall keluar dari kokpit sambil tersenyum lebar. Ia berkata bahwa ia telah melihat cukup banyak hal selama penerbangannya sehingga ia memercayai AI yang masih belajar ini dengan kemampuan untuk memutuskan apakah akan meluncurkan senjata dalam perang atau tidak.

 3. Memicu Pro dan Kontra 
AS sukses menguji coba jet tempur F-16 yang dikendalikan AI. (Foto/AP)

Ada banyak penentangan terhadap gagasan itu. Pakar pengendalian senjata dan kelompok kemanusiaan sangat khawatir bahwa suatu hari nanti AI mungkin dapat secara mandiri menjatuhkan bom yang membunuh orang tanpa konsultasi lebih lanjut dengan manusia, dan mereka berupaya untuk membatasi penggunaannya.

Ada kekhawatiran yang luas dan serius mengenai penyerahan keputusan hidup dan mati kepada sensor dan perangkat lunak,” Komite Palang Merah Internasional telah memperingatkan. Senjata otonom “menimbulkan kekhawatiran dan memerlukan tanggapan politik internasional yang mendesak.

Kendall mengatakan akan selalu ada pengawasan manusia dalam sistem ketika senjata digunakan.

 4. Didorong Motif Biaya dan Strategis 
Melansir AP, peralihan militer ke pesawat berkemampuan AI didorong oleh faktor keamanan, biaya, dan kemampuan strategis. Jika AS dan Tiongkok berakhir dalam konflik, misalnya, armada pesawat tempur berawak dan mahal milik Angkatan Udara saat ini akan rentan karena kemajuan kedua belah pihak dalam peperangan elektronik, ruang angkasa, dan sistem pertahanan udara. Jumlah angkatan udara Tiongkok kini melebihi jumlah AS dan juga sedang mengumpulkan armada senjata tak berawak.

Skenario perang di masa depan membayangkan segerombolan pesawat tak berawak Amerika akan melancarkan serangan lanjutan terhadap pertahanan musuh sehingga memberi Amerika kemampuan untuk menembus wilayah udara tanpa risiko tinggi terhadap nyawa pilot. Namun pergeseran ini juga didorong oleh uang. Angkatan Udara masih terhambat oleh penundaan produksi dan pembengkakan biaya pada F-35 Joint Strike Fighter, yang diperkirakan menelan biaya USD 1,7 triliun.

Jet tak berawak yang lebih kecil dan lebih murah yang dikendalikan oleh AI adalah solusi yang tepat, kata Kendall.

 5. Diklaim Hanya Dikembangkan AS 
F-16 yang dikendalikan pilot AI sukses di ujicobaI. (Foto/AP)

Operator militer Vista mengatakan tidak ada negara lain di dunia yang memiliki jet AI seperti itu, di mana perangkat lunak tersebut terlebih dahulu mempelajari jutaan titik data dalam simulator, kemudian menguji kesimpulannya selama penerbangan sebenarnya. Data kinerja dunia nyata tersebut kemudian dimasukkan kembali ke dalam simulator tempat AI kemudian memprosesnya untuk mempelajari lebih lanjut.

China memiliki AI, namun tidak ada indikasi bahwa China telah menemukan cara untuk melakukan pengujian di luar simulator. Dan, seperti seorang perwira junior yang pertama kali mempelajari taktik, beberapa pelajaran hanya dapat dipelajari di udara, kata pilot penguji Vista.'

Sampai Anda benar-benar terbang, “itu semua hanya dugaan,” kata kepala uji coba Bill Gray. “Dan semakin lama Anda memahami hal ini, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan sebelum Anda memiliki sistem yang berguna.

Vista melakukan pertempuran udara pertama yang dikendalikan AI pada bulan September 2023, dan hanya ada sekitar dua lusin penerbangan serupa sejak saat itu. Namun program ini belajar dengan sangat cepat dari setiap keterlibatan sehingga beberapa versi AI yang diuji pada Vista sudah mengalahkan pilot manusia dalam pertempuran udara-ke-udara.

Para percontohan di pangkalan ini sadar bahwa dalam beberapa hal, mereka mungkin sedang melatih pengganti mereka atau membentuk konstruksi masa depan di mana lebih sedikit dari mereka yang dibutuhkan.

Namun mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak ingin terbang melawan musuh yang memiliki pesawat yang dikendalikan AI jika AS juga tidak memiliki armadanya sendiri.

Kami harus terus berlari. Dan kami harus berlari cepat,” kata Kendall. (ahm)

  ✈️
Sindonews  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...