Sabtu, 05 Mei 2018
Banyak Tank Marinir Tua Dan Tak Layak
Akan Diganti Salah satu tank AMX Marinrir yang jarang di gunakan dan berusia tua [Marinir]
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mendatangi Markas Korps Marinir TNI AL di Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/5). Selain memberikan pembekalan terhadap ratusan prajurit Marinir, Ryamizard juga memeriksa kesiapan dan kesiagaan pasukan serta alutsista.
"Saya melakukan kunjungan kerja ke Mako Korps Marinir untuk mengecek kesiapan, baik personel, alutsista dan asramanya. Kalau ada yang kurang, kami usahakan akan dipenuhi," ujar Ryamizard yang memakai seragam Marinir dengan baret ungu didampingi Dankormar Mayjen (Mar) Bambang Suswantono.
Ryamizard mengungkapkan, hasil inspeksi yang dilakukannya menemukan adanya alutsista yang sudah berusia puluhan tahun dan perlu diremajakan. Pihaknya akan menampung usulan penggantian itu. "Di Marinir banyak tank yang sudah tua dan tak layak untuk digunakan. Tank-tank ini akan diganti," ujar Ryamizard tidak merinci tank jenis apa yang akan diganti.
Sebelumnya, Ryamizard juga menyinggung tentang tugas Kemenhan yang mengurus pertahanan negara. Dia menuturkan, ada dua hal bagaimana postur TNI dibutuhkan dalam hakikat pertahanan negara. Kondisi itu tentu salah satunya harus didukung alutsista yang mumpuni dan bisa digunakan oleh prajurit.
"Alutsista kita beli bukan aur-auran. Apalagi rekanan mengatur. Tidak boleh rekanan mengatur pembelian alustsista. Yang menentukan pembelian alutsista adalah Menhan dan tugas Menhan," kata Ryamizard.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mendatangi Markas Korps Marinir TNI AL di Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/5). Selain memberikan pembekalan terhadap ratusan prajurit Marinir, Ryamizard juga memeriksa kesiapan dan kesiagaan pasukan serta alutsista.
"Saya melakukan kunjungan kerja ke Mako Korps Marinir untuk mengecek kesiapan, baik personel, alutsista dan asramanya. Kalau ada yang kurang, kami usahakan akan dipenuhi," ujar Ryamizard yang memakai seragam Marinir dengan baret ungu didampingi Dankormar Mayjen (Mar) Bambang Suswantono.
Ryamizard mengungkapkan, hasil inspeksi yang dilakukannya menemukan adanya alutsista yang sudah berusia puluhan tahun dan perlu diremajakan. Pihaknya akan menampung usulan penggantian itu. "Di Marinir banyak tank yang sudah tua dan tak layak untuk digunakan. Tank-tank ini akan diganti," ujar Ryamizard tidak merinci tank jenis apa yang akan diganti.
Sebelumnya, Ryamizard juga menyinggung tentang tugas Kemenhan yang mengurus pertahanan negara. Dia menuturkan, ada dua hal bagaimana postur TNI dibutuhkan dalam hakikat pertahanan negara. Kondisi itu tentu salah satunya harus didukung alutsista yang mumpuni dan bisa digunakan oleh prajurit.
"Alutsista kita beli bukan aur-auran. Apalagi rekanan mengatur. Tidak boleh rekanan mengatur pembelian alustsista. Yang menentukan pembelian alutsista adalah Menhan dan tugas Menhan," kata Ryamizard.
Pesawat Intai Buatan PT DI
✈ Siap Jaga Kedaulatan Maritim RI Pesawat CN235-200, penjaga kedaulatan maritim RI. [M Bakrie/detikcom]
Tak cuma menjaga udara, Skadron udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar menambah satu unit pesawat pengintai jenis CN buatan PT Dirgantara Indonesia. Alutsista ini akan digunakan untuk menjaga wilayah laut Indonesia.
Pesawat jenis CN235-220 tipe Maritime Patrol Aircraft (MPA) ini merupakan bantuan dari Kemenhan RI kepada TNI AU untuk mengemban misi patroli perbatasan, pengawasan pencurian ikan, imigran gelap atau perdagangan manusia, penyelundupan Narkoba dan penyelamatan korban bencana.
Meski belum memiliki persenjataan, pesawat ini terbilang canggih dengan sistem komputerisasi yang mampu menangkap emiters dan frekuensi yang dipancarkan oleh kapal atau apapun yang ada dalam areal tertentu.
"Pesawat ini dilengkapi dengan sistem komputer yang bisa menangkap emiters dan frekuensi yang dipancarkan oleh kapal atau apapun yang ada dalam range tertentu," kata senior vice presiden PT DI, Iwan Krisnanto, Sabtu (5/5/2018).
Selain itu, pesawat ini telah menggunakan desain winglet, untuk mengefisienkan gaya hambat yang juga penghematan bahan bakar, hingga bisa lebih lama di udara. Dalam misi identifikasi, pesawat ini sangat cocok digunakan karena juga bisa terbang lebih rendah.
Radar pesawat ditempatkan pada perut pesawat, seperti konfigurasi CN-235 milik Coast Guard Korsel. Kemampuannya, dapat mengidentifikasi objek di radius 100 hingga 200 nautical mile.
"Pesawat ini bukan hal baru buat PT DI, kami sudah men-delivery 18 unit pesawat seperti ini. Ada satu kami siapkan di Bandung untuk TNI AL. Ada juga permintaan dari Afrika, tapi yang paling banyak pesanan PT DI itu pihak Turki," terangnya.
Pesawat jenis ini sangat dibutuhkan untuk pemantauan yang lebih fokus karena kecepatan terbangnya jauh lebih lambat dari pesawat pengintai jenis boing maupun jet. Dalam kondisi tertentu, CN-235 ini dimanfaatkan dalam identifikasi yang lebih terarah.
"Pesawat ini lebih pelan, jadi saat patroli kita bisa lebih fokus. Saat kita butuh cepat, kita gunakan pesawat jenis Boing. Pesawat ini kita akan gunakan untuk patroli laut, karena laut kita ini sangat luas," kata Komandan Skadron Udara 5 Lanud Hasanuddin, Letkol Pnb Ilman Ambarita.
Saat ini, Skadron udara 5 Lanud Hasanuddin yang menjadi home base pesawat pengintai strategis TNI AU, telah memiliki 6 unit pesawat. 4 pesawat intai jenis Boeing dan 2 pesawat jenis CN. Pesawat itu digunakan baik untuk menjaga udara, maupun menjaga wilayah matirim Indonesia. (bag/bag)
Tak cuma menjaga udara, Skadron udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar menambah satu unit pesawat pengintai jenis CN buatan PT Dirgantara Indonesia. Alutsista ini akan digunakan untuk menjaga wilayah laut Indonesia.
Pesawat jenis CN235-220 tipe Maritime Patrol Aircraft (MPA) ini merupakan bantuan dari Kemenhan RI kepada TNI AU untuk mengemban misi patroli perbatasan, pengawasan pencurian ikan, imigran gelap atau perdagangan manusia, penyelundupan Narkoba dan penyelamatan korban bencana.
Meski belum memiliki persenjataan, pesawat ini terbilang canggih dengan sistem komputerisasi yang mampu menangkap emiters dan frekuensi yang dipancarkan oleh kapal atau apapun yang ada dalam areal tertentu.
"Pesawat ini dilengkapi dengan sistem komputer yang bisa menangkap emiters dan frekuensi yang dipancarkan oleh kapal atau apapun yang ada dalam range tertentu," kata senior vice presiden PT DI, Iwan Krisnanto, Sabtu (5/5/2018).
Selain itu, pesawat ini telah menggunakan desain winglet, untuk mengefisienkan gaya hambat yang juga penghematan bahan bakar, hingga bisa lebih lama di udara. Dalam misi identifikasi, pesawat ini sangat cocok digunakan karena juga bisa terbang lebih rendah.
Radar pesawat ditempatkan pada perut pesawat, seperti konfigurasi CN-235 milik Coast Guard Korsel. Kemampuannya, dapat mengidentifikasi objek di radius 100 hingga 200 nautical mile.
"Pesawat ini bukan hal baru buat PT DI, kami sudah men-delivery 18 unit pesawat seperti ini. Ada satu kami siapkan di Bandung untuk TNI AL. Ada juga permintaan dari Afrika, tapi yang paling banyak pesanan PT DI itu pihak Turki," terangnya.
Pesawat jenis ini sangat dibutuhkan untuk pemantauan yang lebih fokus karena kecepatan terbangnya jauh lebih lambat dari pesawat pengintai jenis boing maupun jet. Dalam kondisi tertentu, CN-235 ini dimanfaatkan dalam identifikasi yang lebih terarah.
"Pesawat ini lebih pelan, jadi saat patroli kita bisa lebih fokus. Saat kita butuh cepat, kita gunakan pesawat jenis Boing. Pesawat ini kita akan gunakan untuk patroli laut, karena laut kita ini sangat luas," kata Komandan Skadron Udara 5 Lanud Hasanuddin, Letkol Pnb Ilman Ambarita.
Saat ini, Skadron udara 5 Lanud Hasanuddin yang menjadi home base pesawat pengintai strategis TNI AU, telah memiliki 6 unit pesawat. 4 pesawat intai jenis Boeing dan 2 pesawat jenis CN. Pesawat itu digunakan baik untuk menjaga udara, maupun menjaga wilayah matirim Indonesia. (bag/bag)
[Dunia] China Pasang Rudal di Laut China Selatan
AS Beri PeringatanKawasan Laut China Selatan yang jadi sengketa antara China dan beberapa negara Asia. [Foto/REUTERS] ★
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyuarakan peringatan tentang konsekuensi yang akan dihadapi China atas aksi militerisasi di Laut China Selatan. Peringatan ini muncul setelah Beijing dilaporkan memasang rudal jelajah anti-kapal dan sistem rudal surface-to-air di tiga titik di kawasan sengketa tersebut.
Gedung Putih mengatakan konsekuensi yang akan dihadapi China termasuk konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang.
"Kami sangat menyadari militerisasi China di Laut China Selatan. Kami telah menyampaikan kekhawatiran secara langsung dengan orang-orang China tentang ini dan akan ada konsekuensi jangka pendek dan konsekuensi jangka panjang," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders pada hari Kamis waktu Washington, yang dilansir Reuters, Jumat (4/5/2018).
Namun, Sanders tidak merinci konsekuensi yang akan dihadapi China atas aksi militerisasi di kawasan sengketa tersebut.
Pengerahan rudal oleh pasukan Beijing itu dilaporkan CNBC dengan mengutip beberapa sumber yang memiliki koneksi dengan intelijen AS.
Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan intelijen AS telah melihat beberapa tanda bahwa Beijing telah memindahkan beberapa sistem senjata ke Kepulauan Spratly dalam sebulan terakhir atau lebih.
Pejabat itu mengatakan bahwa menurut penilaian intelijen AS, rudal-rudal China dipindahkan ke Fiery Cross Reef, Subi Reef dan Mischief Reef di Kepulauan Spratly dalam 30 hari terakhir.
Sekadar diketahui Kepulauan Spratly jadi sengketa sejumlah negara Asia yang memiliki klaim di wilayah tersebut, termasuk Vietnam dan Taiwan.
Kementerian Pertahanan China tidak menanggapi permintaan untuk komentar atas laporan pengerahan rudal itu.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Beijing memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Kepulauan Spratly. Penyebaran senjata defensif, kata kementerian itu, diperlukan untuk kebutuhan keamanan nasional dan tidak ditujukan untuk negara manapun.
"Mereka yang tidak ingin menjadi agresif tidak perlu khawatir atau takut," kata juru bicara kementerian tersebut, Hua Chunying.
Menurut laporan CNBC, rudal jelajah anti-kapal YJ-12B memungkinkan China menyerang kapal-kapal dalam jarak 295 mil laut. Ada juga rudal jarak jauh HQ-9B, rudal surface-to-air yang dapat menargetkan pesawat, drone dan rudal jelajah dalam jarak 160 mil laut.
Eric Sayers, mantan konsultan komandan Komando Pasifik AS, menyebut peluncuran rudal akan memicu eskalasi besar di Laut China Selatan. Washington, kata dia, bisa memberikan satu tanggapan dengan cepat, termasuk membatalkan undangan bagi Beijing untuk latihan angkatan laut multilateral RIMPAC tahun ini yang dimulai di Hawaii pada bulan Juli.
"Ketika China melihat bahwa itu bisa lolos dengan tindakan semacam ini dengan dampak kecil—seperti yang mereka lakukan sepanjang tahun 2015 dan 2016—itu hanya membuat mereka lebih mungkin akan terus menekan," kata Sayers, yang saat ini menjadi asisten di Washington's Center for Strategic and International Studies.
Indonesia Khawatir
Pemerintah Indonesia menyatakan kekhawatirannya atas laporan bahwa China telah memasang rudal jelajah anti-kapal dan sistem rudal surface-to-air di tiga titik di Laut China Selatan.
"Kita prihatin jika berita itu terkonfirmasi benar. Dikhawatirkan akan mengganggu Confidence Building Measure yang dibangun oleh ASEAN," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi di kantornya, Jumat (4/5/2018).
"ASEAN ini sudah 50 tahun mengupayakan perdamaian di Laut China Selatan. Kita sudah banyak memberikan kontribusi untuk stabilitas perairan itu," ujar Retno.
Menlu Retno mendesak semua pihak untuk menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang dapat memperkeruh situasi di kawasan tersebut.
"Oleh karena itu, kita mendesak semua pihak untuk menahan diri, tidak melakukan provokasi dan menghormati hukum internasional," lanjut diplomat top Indonesia ini. (mas)
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyuarakan peringatan tentang konsekuensi yang akan dihadapi China atas aksi militerisasi di Laut China Selatan. Peringatan ini muncul setelah Beijing dilaporkan memasang rudal jelajah anti-kapal dan sistem rudal surface-to-air di tiga titik di kawasan sengketa tersebut.
Gedung Putih mengatakan konsekuensi yang akan dihadapi China termasuk konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang.
"Kami sangat menyadari militerisasi China di Laut China Selatan. Kami telah menyampaikan kekhawatiran secara langsung dengan orang-orang China tentang ini dan akan ada konsekuensi jangka pendek dan konsekuensi jangka panjang," kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders pada hari Kamis waktu Washington, yang dilansir Reuters, Jumat (4/5/2018).
Namun, Sanders tidak merinci konsekuensi yang akan dihadapi China atas aksi militerisasi di kawasan sengketa tersebut.
Pengerahan rudal oleh pasukan Beijing itu dilaporkan CNBC dengan mengutip beberapa sumber yang memiliki koneksi dengan intelijen AS.
Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan intelijen AS telah melihat beberapa tanda bahwa Beijing telah memindahkan beberapa sistem senjata ke Kepulauan Spratly dalam sebulan terakhir atau lebih.
Pejabat itu mengatakan bahwa menurut penilaian intelijen AS, rudal-rudal China dipindahkan ke Fiery Cross Reef, Subi Reef dan Mischief Reef di Kepulauan Spratly dalam 30 hari terakhir.
Sekadar diketahui Kepulauan Spratly jadi sengketa sejumlah negara Asia yang memiliki klaim di wilayah tersebut, termasuk Vietnam dan Taiwan.
Kementerian Pertahanan China tidak menanggapi permintaan untuk komentar atas laporan pengerahan rudal itu.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Beijing memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Kepulauan Spratly. Penyebaran senjata defensif, kata kementerian itu, diperlukan untuk kebutuhan keamanan nasional dan tidak ditujukan untuk negara manapun.
"Mereka yang tidak ingin menjadi agresif tidak perlu khawatir atau takut," kata juru bicara kementerian tersebut, Hua Chunying.
Menurut laporan CNBC, rudal jelajah anti-kapal YJ-12B memungkinkan China menyerang kapal-kapal dalam jarak 295 mil laut. Ada juga rudal jarak jauh HQ-9B, rudal surface-to-air yang dapat menargetkan pesawat, drone dan rudal jelajah dalam jarak 160 mil laut.
Eric Sayers, mantan konsultan komandan Komando Pasifik AS, menyebut peluncuran rudal akan memicu eskalasi besar di Laut China Selatan. Washington, kata dia, bisa memberikan satu tanggapan dengan cepat, termasuk membatalkan undangan bagi Beijing untuk latihan angkatan laut multilateral RIMPAC tahun ini yang dimulai di Hawaii pada bulan Juli.
"Ketika China melihat bahwa itu bisa lolos dengan tindakan semacam ini dengan dampak kecil—seperti yang mereka lakukan sepanjang tahun 2015 dan 2016—itu hanya membuat mereka lebih mungkin akan terus menekan," kata Sayers, yang saat ini menjadi asisten di Washington's Center for Strategic and International Studies.
Indonesia Khawatir
Pemerintah Indonesia menyatakan kekhawatirannya atas laporan bahwa China telah memasang rudal jelajah anti-kapal dan sistem rudal surface-to-air di tiga titik di Laut China Selatan.
"Kita prihatin jika berita itu terkonfirmasi benar. Dikhawatirkan akan mengganggu Confidence Building Measure yang dibangun oleh ASEAN," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi di kantornya, Jumat (4/5/2018).
"ASEAN ini sudah 50 tahun mengupayakan perdamaian di Laut China Selatan. Kita sudah banyak memberikan kontribusi untuk stabilitas perairan itu," ujar Retno.
Menlu Retno mendesak semua pihak untuk menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang dapat memperkeruh situasi di kawasan tersebut.
"Oleh karena itu, kita mendesak semua pihak untuk menahan diri, tidak melakukan provokasi dan menghormati hukum internasional," lanjut diplomat top Indonesia ini. (mas)
Jumat, 04 Mei 2018
KASAU Lihat Langsung Pembuatan Pesawat C-130 J
Kunjungi Lockheed Martin Didampingi Athan RIKASAU mencoba kokpit pesawat Hercules C-130J [TNI AU] ★
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna S.E., M.M. didampingi Athan dan Udara RI Marsekal Pertama TNI A. Joko Takarianto melihat langsung pembuatan pesawat C-130 J dan mencoba terbang Simulator Super Herkules ini pada kunjungannya ke Lockheed Martin Atlanta, Amerika, Senin (26/4). Kunjungannya tersebut diterima oleh Vice President and General Manager of Air Mobility and Maritime Missions George Shulz.
Pada kesempatan tersebut, Kasau mengatakan bahwa sesuai rencana setrategis pembangunan TNI AU Tahun 2015-2019, TNI AU akan melanjutkan pengadaan pesawat angkut untuk kebutuhan operasi, dan menurutnya C-130 J ini sangat cocok dengan kondisi Indonesia dan sesuai pula dengan kebutuhan TNI AU. Oleh karena itu, untuk menambah keyakinan kepada kedua negara bahwa TNI AU sangat serius menggunakan alutsista dari Amerika, Kasau yang didampingi Asrena Kasau, Dankoharmatau, dan Kadisaeroau melihat langsung pembuatan pesawat C-130 J tersebut ke pabriknya Lockheed Martin Atlanta.
Sementara itu, Vice President and General Manager of Air Mobility and Maritime Missions George Shulz mengatakan pula bahwa Lockheed Martin Atlanta akan mendukung penuh keinginan TNI AU sebagai bukti untuk meningkatkan hubungan kerjasama Indonesia dengan Amerika.
Pesawat C-130J “Super” Hercules yang beban angkutnya 42,000 lb (19,050 kg) dan jarak jangkau 2,835 nmi (3,262 mi, 5,250 km) ini update komprehensif terbaik Lockheed C-130 Hercules dengan mesin baru, dek penerbangan, dan sistem lainnya. Lima pesawat C130 J ini akan mengisi kekuatan alutsita TNI AU dalam waktu dekat utk mendukung operasi udara.
Kasau juga melakukan kunjungan kehormatan ke Dubes RI di Washington DC Bowo Budi Leksono. Kunjungan Kasau ke Washington DC ini membuktikan bahwa Amerika masih merupakan strategic partner yang kuat untuk pemenuhan kebutuhan alutsista TNI AU. Marsekal TNI Yuyu Sutisna yang pernah menjadi mantan Atase Udara RI di Washington DC periode tahun 2006 – 2009, berkesempatan pula melihat kantor dan rumah jabatan Atase Udara utk bernostalgia.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna S.E., M.M. didampingi Athan dan Udara RI Marsekal Pertama TNI A. Joko Takarianto melihat langsung pembuatan pesawat C-130 J dan mencoba terbang Simulator Super Herkules ini pada kunjungannya ke Lockheed Martin Atlanta, Amerika, Senin (26/4). Kunjungannya tersebut diterima oleh Vice President and General Manager of Air Mobility and Maritime Missions George Shulz.
Pada kesempatan tersebut, Kasau mengatakan bahwa sesuai rencana setrategis pembangunan TNI AU Tahun 2015-2019, TNI AU akan melanjutkan pengadaan pesawat angkut untuk kebutuhan operasi, dan menurutnya C-130 J ini sangat cocok dengan kondisi Indonesia dan sesuai pula dengan kebutuhan TNI AU. Oleh karena itu, untuk menambah keyakinan kepada kedua negara bahwa TNI AU sangat serius menggunakan alutsista dari Amerika, Kasau yang didampingi Asrena Kasau, Dankoharmatau, dan Kadisaeroau melihat langsung pembuatan pesawat C-130 J tersebut ke pabriknya Lockheed Martin Atlanta.
Sementara itu, Vice President and General Manager of Air Mobility and Maritime Missions George Shulz mengatakan pula bahwa Lockheed Martin Atlanta akan mendukung penuh keinginan TNI AU sebagai bukti untuk meningkatkan hubungan kerjasama Indonesia dengan Amerika.
Pesawat C-130J “Super” Hercules yang beban angkutnya 42,000 lb (19,050 kg) dan jarak jangkau 2,835 nmi (3,262 mi, 5,250 km) ini update komprehensif terbaik Lockheed C-130 Hercules dengan mesin baru, dek penerbangan, dan sistem lainnya. Lima pesawat C130 J ini akan mengisi kekuatan alutsita TNI AU dalam waktu dekat utk mendukung operasi udara.
Kasau juga melakukan kunjungan kehormatan ke Dubes RI di Washington DC Bowo Budi Leksono. Kunjungan Kasau ke Washington DC ini membuktikan bahwa Amerika masih merupakan strategic partner yang kuat untuk pemenuhan kebutuhan alutsista TNI AU. Marsekal TNI Yuyu Sutisna yang pernah menjadi mantan Atase Udara RI di Washington DC periode tahun 2006 – 2009, berkesempatan pula melihat kantor dan rumah jabatan Atase Udara utk bernostalgia.
Kemhan Pastikan Proyek Pesawat Tempur Indonesia-Korsel Lanjut
Rancangan KFX/IFX [sheldon] ★
Menteri Pertahanan Ryamirzard Ryacudu memastikan bahwa proyek program kerjasama pembuatan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) antara Korea Selatan dan Indonesia tetap dijalankan.
Hal itu ia katakan untuk menjawab keraguan dan adanya isu penundaan dari program pembuatan pesawat jet siluman generasi 4.5 itu.
"[Program] tetap dilanjutkan," kata Ryamizard di Mako Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/5).
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) itu mengatakan bahwa pemerintah bisa merugi jika program itu tak dilanjutkan.
Pasalnya, uang yang sudah digelontorkan oleh pemerintah terbilang besar. Pemerintah telah menggelontorkan jaminan uang muka demi berlangsungnya proyek ini sebesar Rp 3 triliun.
"Sudah didatangkan, jangan sampai rugi dong kita, itu Rp 3 triliun masa dibuang," kata dia.
Meski tetap dilanjutkan, ia melihat masih ada beberapa kendala seperti kelengkapan perizinan dan masalah MoU yang hingga saat ini masih diperdebatkan.
Salah satu kendalanya karena Indonesia ingin agar alih teknologi pesawat itu dapat digunakan Indonesia dan dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Melihat hal itu, Ryamizard mengatakan pemerintah Indonesia bakal terus benegosiasi hingga tercapainya kesepakatan yang tak merugikan pihak Indonesia.
Tak ada masalah teknologi AS
Tak hanya itu, Ryamirzard juga mengungkapkan tak ada permasalahan 'restu' dari Amerika Serikat terkait penggunaan teknologinya yang menjadi komponen dalam proyek tersebut.
Ia mengatakan pihaknya masih terus membahas lebih lanjut permasalahan tersebut dengan pihak AS.
"Nah itu akan dibahas. tp saya rasa baik baik sajalah. Orang pasti bisa," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Totok Sugiharto mengatakan pihaknya bakal meninjau ulang perjanjian proyek pengembangan pesawat tempur yang bernilai investasi mencapai 8 miliar dollar AS itu.
Proyek pengembangan pesawat tempur ini pernah tertunda pada 2009 silam. Baru pada 7 Januri 2016 Indonesia dan Korea Selatan menandatangani cost share agreement.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sempat mengungkapkan Indonesia belum membayar 20 persen dari total biaya pengerjaan KF-X/IF-X fase kedua seperti yang telah disepakati dalam kontrak.
Pada fase kedua pembuatan purwarupa tersebut Indonesia harus membayar 20 persen dari total biaya sebesar Rp 18 triliun atau 1,65 triliun won (US$1,3 miliar).
Sementara 80 persen sisanya ditanggung pemerintah Korsel. Total dana yang dikeluarkan kedua negara untuk penggarapan fase kedua ini sebanyak 8,6 triliun won.
Ada tiga fase pembuatan KF-X/IF-X, yaitu pengembangan teknologi atau pengembangan konsep (technology development), pengembangan rekayasa manufaktur atau pengembangan prototipe (engineering manufacturing development), dan terakhir proses produksi massal.
Direncanakan, pada 2020 pesawat tempur tersebut sudah bisa diproduksi, dan pada 2025 diharapkan sudah bisa beroperasi. (eks)
Menteri Pertahanan Ryamirzard Ryacudu memastikan bahwa proyek program kerjasama pembuatan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) antara Korea Selatan dan Indonesia tetap dijalankan.
Hal itu ia katakan untuk menjawab keraguan dan adanya isu penundaan dari program pembuatan pesawat jet siluman generasi 4.5 itu.
"[Program] tetap dilanjutkan," kata Ryamizard di Mako Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/5).
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) itu mengatakan bahwa pemerintah bisa merugi jika program itu tak dilanjutkan.
Pasalnya, uang yang sudah digelontorkan oleh pemerintah terbilang besar. Pemerintah telah menggelontorkan jaminan uang muka demi berlangsungnya proyek ini sebesar Rp 3 triliun.
"Sudah didatangkan, jangan sampai rugi dong kita, itu Rp 3 triliun masa dibuang," kata dia.
Meski tetap dilanjutkan, ia melihat masih ada beberapa kendala seperti kelengkapan perizinan dan masalah MoU yang hingga saat ini masih diperdebatkan.
Salah satu kendalanya karena Indonesia ingin agar alih teknologi pesawat itu dapat digunakan Indonesia dan dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Melihat hal itu, Ryamizard mengatakan pemerintah Indonesia bakal terus benegosiasi hingga tercapainya kesepakatan yang tak merugikan pihak Indonesia.
Tak ada masalah teknologi AS
Tak hanya itu, Ryamirzard juga mengungkapkan tak ada permasalahan 'restu' dari Amerika Serikat terkait penggunaan teknologinya yang menjadi komponen dalam proyek tersebut.
Ia mengatakan pihaknya masih terus membahas lebih lanjut permasalahan tersebut dengan pihak AS.
"Nah itu akan dibahas. tp saya rasa baik baik sajalah. Orang pasti bisa," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Totok Sugiharto mengatakan pihaknya bakal meninjau ulang perjanjian proyek pengembangan pesawat tempur yang bernilai investasi mencapai 8 miliar dollar AS itu.
Proyek pengembangan pesawat tempur ini pernah tertunda pada 2009 silam. Baru pada 7 Januri 2016 Indonesia dan Korea Selatan menandatangani cost share agreement.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sempat mengungkapkan Indonesia belum membayar 20 persen dari total biaya pengerjaan KF-X/IF-X fase kedua seperti yang telah disepakati dalam kontrak.
Pada fase kedua pembuatan purwarupa tersebut Indonesia harus membayar 20 persen dari total biaya sebesar Rp 18 triliun atau 1,65 triliun won (US$1,3 miliar).
Sementara 80 persen sisanya ditanggung pemerintah Korsel. Total dana yang dikeluarkan kedua negara untuk penggarapan fase kedua ini sebanyak 8,6 triliun won.
Ada tiga fase pembuatan KF-X/IF-X, yaitu pengembangan teknologi atau pengembangan konsep (technology development), pengembangan rekayasa manufaktur atau pengembangan prototipe (engineering manufacturing development), dan terakhir proses produksi massal.
Direncanakan, pada 2020 pesawat tempur tersebut sudah bisa diproduksi, dan pada 2025 diharapkan sudah bisa beroperasi. (eks)
Pindad Dipercaya Brasil Rakit Roket
Astros Yonarmed ★
PT Pindad (Persero) mendapat kepercayaan dari perusahaan asal Brasil, yaitu Avibras Company untuk merakit roket. Senjata tersebut telah digunakan oleh banyak negara salah satunya Indonesia melalui TNI.
Kepercayaan ini didapatkan usai kunjungan Direktur Utama Pindad Abraham Mose bersama dengan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono ke Brasil pada pekan lalu.
Dalam kunjungan tersebut dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara tiga pihak, yaitu Pindad, TNI dengan Avibras Brasil.
Abraham menjelaskan, adanya kepercayaan alih teknologi ini menjadikan kekuatan baru bagi Pindad dalam menjadi industri pendukung kemandirian pertahanan Indonesia.
"Karena kebutuhan TNI banyak sekali, apalagi amunisi latihan, arahan Kasad adalah Pindad yang harus mampu buat itu. Jadi longsongnya dari sana, kita isi, kita rakit di Turen (Malang), dipakai TNI," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (4/5/2018).
Perlu diketahui, roket adalah salah satu senjata pertahanan jarak menengah. Roket ini bisa menembak sasaran dengan jarak kuramg lebih 85 kilometer (km) dengan kecepatan 90 Km/jam. Dengan kaliber 80 mm, daya ledak roket ini bisa mencapai 52 hektar (ha).
Untuk membawa dan meluncurkan roket ini, dibutuhkan kendaraan khusus (transporter) yang selama ini juga diproduksi Avibras. Ke depan, Pindad juga berencana memproduksi kendaraan peluncur roket tersebut.
Kebutuhan Ribuan
Setiap tahunnya, TNI membutuhkan setidaknya 3.000 roket baik untuk latihan atau untuk pertahanan. Banyaknya kebutuhan inilah yang menjadi alasan Pindad mencoba untuk alih teknologi dengan Brasil.
"Jadi mulai akhir tahun kita akan asembling roket ini di Turen. Dan kalau ini sudah jalan, kita juga coba masuk untuk buat sendiri transporternya," kata Abraham.
PT Pindad (Persero) mendapat kepercayaan dari perusahaan asal Brasil, yaitu Avibras Company untuk merakit roket. Senjata tersebut telah digunakan oleh banyak negara salah satunya Indonesia melalui TNI.
Kepercayaan ini didapatkan usai kunjungan Direktur Utama Pindad Abraham Mose bersama dengan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono ke Brasil pada pekan lalu.
Dalam kunjungan tersebut dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara tiga pihak, yaitu Pindad, TNI dengan Avibras Brasil.
Abraham menjelaskan, adanya kepercayaan alih teknologi ini menjadikan kekuatan baru bagi Pindad dalam menjadi industri pendukung kemandirian pertahanan Indonesia.
"Karena kebutuhan TNI banyak sekali, apalagi amunisi latihan, arahan Kasad adalah Pindad yang harus mampu buat itu. Jadi longsongnya dari sana, kita isi, kita rakit di Turen (Malang), dipakai TNI," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (4/5/2018).
Perlu diketahui, roket adalah salah satu senjata pertahanan jarak menengah. Roket ini bisa menembak sasaran dengan jarak kuramg lebih 85 kilometer (km) dengan kecepatan 90 Km/jam. Dengan kaliber 80 mm, daya ledak roket ini bisa mencapai 52 hektar (ha).
Untuk membawa dan meluncurkan roket ini, dibutuhkan kendaraan khusus (transporter) yang selama ini juga diproduksi Avibras. Ke depan, Pindad juga berencana memproduksi kendaraan peluncur roket tersebut.
Kebutuhan Ribuan
Setiap tahunnya, TNI membutuhkan setidaknya 3.000 roket baik untuk latihan atau untuk pertahanan. Banyaknya kebutuhan inilah yang menjadi alasan Pindad mencoba untuk alih teknologi dengan Brasil.
"Jadi mulai akhir tahun kita akan asembling roket ini di Turen. Dan kalau ini sudah jalan, kita juga coba masuk untuk buat sendiri transporternya," kata Abraham.
Laba Pindad di 2017 Cetak Rekor
Banjir Pesanan Kendaraan TempurAlustsista Pindad [dfbhaskara kaskus] ★
Produsen alutsista, PT Pindad (Persero) mencatatkan kinerja yang cukup kinclong sepanjang 2017. Tercatat laba perusahaan mencapai Rp 92 miliar. Laba tersebut menjadi yang tertinggi dalam sejarah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.
Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan laba tersebut meningkat signifikan jika dibandingkan pencapaian 2016 yang saat itu hanya di kisaran Rp 50 miliar. Bahkan pencapaian tersebut melebihi target perusahaan yang ada di kisaran Rp 70 miliar.
"Kinerja 2017, baru terjadi sepanjang sejarah Pindad membukukan laba Rp 92 miliar dengan pendapatan Rp 2,4 triliun. Jadi ini cukup membanggakan," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (5/5/2018).
Pencapaian tersebut, dipaparkan Abraham tidak terlepas dari pelanggan tetapnya, yaitu TNI dan Polri yang terus menggunakan produk-produk Pindad. Produk tersebut mulai dari amunisi, senjata, dan kendaraan tempur.
Tidak hanya itu, pencapaian di luar dugaan ini setelah mendapatkan pesanan 24 kendaraan tempur jenis Anoa dari MINUSCA untuk operasi pasukan perdamaian di Sudan.
MINUSCA merupakan Dewan Kemanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang saat ini memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian.
"Itu kontrak di luar perkiraan kita, dan itu dilakukan pada akhir 2017 dan pembayaran lunas langsung, kami kirim ke Sudan," ujar Abraham.
Kemampuan yang handal dan desain yang gagah, mobil yang menyerupai kendaraan tempur Humvee milik Amerika Serikat ini begitu diminati.
Sementara untuk kinerja 2018, Abraham mengaku lebih memilih memasang target yang realistis. Pendapatan ditargetkan tidak jauh dari Rp 3 triliun dengan labanya sekitar Rp 85 miliar.
Produsen alutsista, PT Pindad (Persero) mencatatkan kinerja yang cukup kinclong sepanjang 2017. Tercatat laba perusahaan mencapai Rp 92 miliar. Laba tersebut menjadi yang tertinggi dalam sejarah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.
Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan laba tersebut meningkat signifikan jika dibandingkan pencapaian 2016 yang saat itu hanya di kisaran Rp 50 miliar. Bahkan pencapaian tersebut melebihi target perusahaan yang ada di kisaran Rp 70 miliar.
"Kinerja 2017, baru terjadi sepanjang sejarah Pindad membukukan laba Rp 92 miliar dengan pendapatan Rp 2,4 triliun. Jadi ini cukup membanggakan," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (5/5/2018).
Pencapaian tersebut, dipaparkan Abraham tidak terlepas dari pelanggan tetapnya, yaitu TNI dan Polri yang terus menggunakan produk-produk Pindad. Produk tersebut mulai dari amunisi, senjata, dan kendaraan tempur.
Tidak hanya itu, pencapaian di luar dugaan ini setelah mendapatkan pesanan 24 kendaraan tempur jenis Anoa dari MINUSCA untuk operasi pasukan perdamaian di Sudan.
MINUSCA merupakan Dewan Kemanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang saat ini memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian.
"Itu kontrak di luar perkiraan kita, dan itu dilakukan pada akhir 2017 dan pembayaran lunas langsung, kami kirim ke Sudan," ujar Abraham.
Kemampuan yang handal dan desain yang gagah, mobil yang menyerupai kendaraan tempur Humvee milik Amerika Serikat ini begitu diminati.
Sementara untuk kinerja 2018, Abraham mengaku lebih memilih memasang target yang realistis. Pendapatan ditargetkan tidak jauh dari Rp 3 triliun dengan labanya sekitar Rp 85 miliar.
Sultan Brunei Tertarik Beli Senjata dan Tank Anoa Buatan Pindad
Sultan Hassanal Bolkiah di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/5).Sultan Hassanal Bolkiah didampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto untuk bertemu Presiden Jokowi di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/5). (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho) ★
Presiden Jokowi mengaku Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah tertarik dengan alat utama sistem senjata (alutsista) produksi PT Pindad. Bahkan, kata Jokowi, Sultan Bolkiah telah sepakat membeli beberapa senjata api dan tank jenis Anoa PT Pindad.
"Iya, tadi sudah dalam proses dan memang kami sudah perintahkan untuk segera diproses mengenai pembelian yang ada di Pindad," kata Jokowi di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (3/5/2018).
Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta ini belum merinci berapa banyak senjata api dan tank Anoa yang diborong oleh Sultan Bolkiah.
"Yang sudah jelas, tadi adalah dengan Pindad untuk senjata dan tank Anoa," sambung dia. Selain senjata api dan tank Anoa, Jokowi menyebut bahwa pihaknya juga menawarkan kapal dan pesawat jenis CN. Namun, Sultan Bolkiah masih mempertimbangkan pembelian unit alutsista tersebut.
"Beliau (Sultan Bolkiah) tadi menyampaikan masih dihitung-hitung dulu," ungkap Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah menggelar pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor.
Dalam pertemuan tersebut, keduanya berkomitmen memperkuat kerja sama dalam bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Tinjau Mabes TNI
Presiden Joko Widodo upacara militer saat tiba di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/5). Presiden Jokowi datang mengenakan seragam militer untuk menerima kunjungan Sultan Haji Hassanal Bolkiah beserta delegasi. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, Hassanal Bolkiah menyampaikan kepada Jokowi bahwa mereka tertarik untuk membeli alutsista yang diproduksi Indonesia.
"Ada ketertarikan dari Brunei untuk membeli kendaraan tempur dari Indonesia dan juga persenjataan produksi PT Pindad," jelas Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/5/2018).
Menurut Retno, Hassanal Bolkiah juga ingin melihat langsung alutsista Indonesia. Oleh karena itu, Jokowi akan mengajak Hassanal Bolkiah berkunjung ke Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, sore ini.
"Di Mabes akan ada beberapa pameran yang akan ditinjau oleh Sultan dan Presiden dari PT Pindad, PT DI dan PT PAL Indonesia," kata dia.
Presiden Jokowi mengaku Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah tertarik dengan alat utama sistem senjata (alutsista) produksi PT Pindad. Bahkan, kata Jokowi, Sultan Bolkiah telah sepakat membeli beberapa senjata api dan tank jenis Anoa PT Pindad.
"Iya, tadi sudah dalam proses dan memang kami sudah perintahkan untuk segera diproses mengenai pembelian yang ada di Pindad," kata Jokowi di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (3/5/2018).
Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta ini belum merinci berapa banyak senjata api dan tank Anoa yang diborong oleh Sultan Bolkiah.
"Yang sudah jelas, tadi adalah dengan Pindad untuk senjata dan tank Anoa," sambung dia. Selain senjata api dan tank Anoa, Jokowi menyebut bahwa pihaknya juga menawarkan kapal dan pesawat jenis CN. Namun, Sultan Bolkiah masih mempertimbangkan pembelian unit alutsista tersebut.
"Beliau (Sultan Bolkiah) tadi menyampaikan masih dihitung-hitung dulu," ungkap Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah menggelar pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor.
Dalam pertemuan tersebut, keduanya berkomitmen memperkuat kerja sama dalam bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Tinjau Mabes TNI
Presiden Joko Widodo upacara militer saat tiba di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/5). Presiden Jokowi datang mengenakan seragam militer untuk menerima kunjungan Sultan Haji Hassanal Bolkiah beserta delegasi. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, Hassanal Bolkiah menyampaikan kepada Jokowi bahwa mereka tertarik untuk membeli alutsista yang diproduksi Indonesia.
"Ada ketertarikan dari Brunei untuk membeli kendaraan tempur dari Indonesia dan juga persenjataan produksi PT Pindad," jelas Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/5/2018).
Menurut Retno, Hassanal Bolkiah juga ingin melihat langsung alutsista Indonesia. Oleh karena itu, Jokowi akan mengajak Hassanal Bolkiah berkunjung ke Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, sore ini.
"Di Mabes akan ada beberapa pameran yang akan ditinjau oleh Sultan dan Presiden dari PT Pindad, PT DI dan PT PAL Indonesia," kata dia.
Eagle Dan Dragon Latihan Tempur Malam Hari
Eagle dan Dragon, latih kemampuan tempur malam hari, diatas ketinggian 2000 feet penerbang tempur dari Skadron Udara 15 (eagle), dan penerbang tempur Skadron Udara 3 (dragon), melaksanakan misi terbang malam hari untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan, mengingat terbang malam hari memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena hanya mengandalkan instrument didalam cockpit dan jarak pandang yang sangat terbatas, Senin (30/ 04).
Hanya dengan mengandalkan visual yang sangat terbatas dan instrument yang ada di cockpit pesawat tempur T-50i Golden Eagle dan F-16 Figthing Falcon, penerbang tempur andalan TNI Angkatan Udara terus menempa diri meningkatkan profesiensi guna meraih profesionalisme.
Diawali dengan briefing terlebih dahulu, pesawat F-16 Figthing Falcon dari Skadron 3 melaksanakan misi sebanyak 8 sorti yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Yoga Ambara.
Sementara pesawat T 50i Golden Eagle yang juga dipimpin oleh Danskadron Udara 15 Letkol Pnb Hendra melaksanakan misi sebanyak 16 sorti. Misi terbang malam sempat tertunda beberapa bulan karena terkendala cuaca dilaksanakan di aerodrome Lanud Iswahjudi.
Pada kesempatan tersebut Komadan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal S.I.P., MTr (Han), menghimbau kepada para penerbang, ground crew dan seluruh pendung penerbangan untuk selalu menutamakan safety sehingga pelaksanaan terbang malam dapat berjalan aman dan lancar
Hanya dengan mengandalkan visual yang sangat terbatas dan instrument yang ada di cockpit pesawat tempur T-50i Golden Eagle dan F-16 Figthing Falcon, penerbang tempur andalan TNI Angkatan Udara terus menempa diri meningkatkan profesiensi guna meraih profesionalisme.
Diawali dengan briefing terlebih dahulu, pesawat F-16 Figthing Falcon dari Skadron 3 melaksanakan misi sebanyak 8 sorti yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Yoga Ambara.
Sementara pesawat T 50i Golden Eagle yang juga dipimpin oleh Danskadron Udara 15 Letkol Pnb Hendra melaksanakan misi sebanyak 16 sorti. Misi terbang malam sempat tertunda beberapa bulan karena terkendala cuaca dilaksanakan di aerodrome Lanud Iswahjudi.
Pada kesempatan tersebut Komadan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Samsul Rizal S.I.P., MTr (Han), menghimbau kepada para penerbang, ground crew dan seluruh pendung penerbangan untuk selalu menutamakan safety sehingga pelaksanaan terbang malam dapat berjalan aman dan lancar
♞ TNI AU
Kamis, 03 Mei 2018
Polri Luncurkan KP Yudistira 8003
Kapal terbesar yang dimiliki Ditpolair KP Yudistira 8003 ✬
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Moechgiyarto SH, M.Hum, resmi meluncurkan kapal patroli klas A2 Kapal Polisi (KP) Yudistira 8003, bertempat di Direktorat Polisi Perairan Korpolairud Baharkam Polri, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (02/ 05) malam.
Menurut Kabaharkam Polri, peluncuran KP Yudistira 8003 merupakan rangkaian kegiatan pembangunan kapal polisi klas A2 sebagai penambahan alut bagi Kepolisian, Khususnya Korpolairud Baharkam Polri, dan merupakan kapal terbesar yang akan dimiliki Ditpolair dengan spesifikasi: panjang (73 meter); lebar (11,35 m); dan kecepatan yang diharapkan sampai dengan 18 knot.
“Kapal Polisi Yudistira 8003 akan menjadi ujung tombak pelaksanaan tugas Kepolisian, khususnya di wilayah perairan Indonesia,” kata Komjen Pol Moechgiyarto.
Dalam kesempatan yang baik ini, tak lupa, Kabaharkam Polri menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, baik internal maupun eksternal, yang telah mendukung Polri khususnya Korpolairud, dalam proses pengadaan sampai proses pembangunan KP Yudistira 8003.
“Proses pengembangan, perancangan, sampai pembangunan fisik kapal, dengan memberdayakan potensi dalam negeri melalui PT Daya Radar Utama (DRU) yang melibatkan skill anak bangsa, patut kita apresiasi setinggi-tingginya,” ungkap Komjen Pol Moechgiyarto.
Selanjutnya, peluncuran ditandai dengan penekanan tombol sirene yang dilakukan Kabaharkam Polri, didampingi Kakorpolairud Baharkam Poli, Dirpolair Korpolairud Baharkam Poli, dan Dirut PT DRU,
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Moechgiyarto SH, M.Hum, resmi meluncurkan kapal patroli klas A2 Kapal Polisi (KP) Yudistira 8003, bertempat di Direktorat Polisi Perairan Korpolairud Baharkam Polri, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (02/ 05) malam.
Menurut Kabaharkam Polri, peluncuran KP Yudistira 8003 merupakan rangkaian kegiatan pembangunan kapal polisi klas A2 sebagai penambahan alut bagi Kepolisian, Khususnya Korpolairud Baharkam Polri, dan merupakan kapal terbesar yang akan dimiliki Ditpolair dengan spesifikasi: panjang (73 meter); lebar (11,35 m); dan kecepatan yang diharapkan sampai dengan 18 knot.
“Kapal Polisi Yudistira 8003 akan menjadi ujung tombak pelaksanaan tugas Kepolisian, khususnya di wilayah perairan Indonesia,” kata Komjen Pol Moechgiyarto.
Dalam kesempatan yang baik ini, tak lupa, Kabaharkam Polri menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, baik internal maupun eksternal, yang telah mendukung Polri khususnya Korpolairud, dalam proses pengadaan sampai proses pembangunan KP Yudistira 8003.
“Proses pengembangan, perancangan, sampai pembangunan fisik kapal, dengan memberdayakan potensi dalam negeri melalui PT Daya Radar Utama (DRU) yang melibatkan skill anak bangsa, patut kita apresiasi setinggi-tingginya,” ungkap Komjen Pol Moechgiyarto.
Selanjutnya, peluncuran ditandai dengan penekanan tombol sirene yang dilakukan Kabaharkam Polri, didampingi Kakorpolairud Baharkam Poli, Dirpolair Korpolairud Baharkam Poli, dan Dirut PT DRU,
Sultan Brunei Tertarik Alusista buatan RI
Bertemu Jokowi Di Istana Bogor Sultan Brunei menyatakan ketertarikan membeli alutsista buatan Indonesia saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A) ✬
Sultan Brunei Hassanal Bolkiah menyatakan tertarik untuk membeli alat sistem utama pertahanan (alutsista) buatan PT Pindad (Persero). Ketertarikan tersebut disampaikan Sultan Brunei saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis (3/5). Hanya saja, ia tidak menyebut alat tempur spesifik yang diminati Brunei Darussalam.
"Makanya nanti beliau (Sultan Brunei) akan memantau pameran di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang memamerkan produksi PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL," kata Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari kepada wartawan di Istana Bogor.
Menlu Retno yang mendamping Presiden Jokowi bertemu Sultan Brunei menyatakan dalam pertemuan Brunei Darussalam dan Indonesia juga sepakat untuk memperbaiki hubungan perdagangan yang saat ini nilainya tengah menyusut. Adapun, perbaikan tersebut akan dilakukan dengan mencari bidang investasi baru, di mana hasil produksinya bisa memperbaiki neraca perdagangan kedua negara.
Menlu RI menyatakan selama ini nilai perdagangan kedua negara sedang lesu lantaran harga minyak, yang merupakan komoditas utama, Brunei Darussalam juga tengah anjlok. Sehingga menurutnya, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah berharap agar kedua negara bisa menggali potensi investasi yang sedianya bisa dilakukan kedua negara.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan kedua negara di tahun 2017 tercatat US$ 107,07 juta atau turun 39,29 persen dibanding tahun 2016 sebesar US$ 176,39 juta. Pelemahan ini jauh lebih dalam lagi jika dibandingkan tahun 2015, di mana nilai perdagangan antar kedua negara mencapai US$ 222,66 juta.
"Mereka sebelumnya banyak mengekspor minyak ke Indonesia. Tapi karena harga minyak yang turun otomatis maka nilai perdagangan turun. Kami perlu mencari jalan agar perdagangan ditingkatkan dengan menggali bidang perdagangan dan investasi apa yang dilakukan kedua negara," jelas Retno.
Menurut Menlu RI, beberapa kerja sama investasi yang mungkin akan dijajaki di kemudian hari antara Brunei dan Indonesia adalah perkapalan dan pelabuhan serta pengembangan bersama dua varietas padi hibrida yakni sembada B9 dan sembada 188.
"Namun memang secara investasi tidak disinggung ihwal komitmen angka," kata Menlu Retno.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, neraca perdagangan antara Indonesia dan Brunei Darussalam selalu mencatat surplus. Pada 2017, Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan Brunei Darussalam sebesar US$ 22,03 juta atau meningkat signifikan dari tahun sebelumnya US$ 940 ribu.
Sultan Brunei Hassanal Bolkiah menyatakan tertarik untuk membeli alat sistem utama pertahanan (alutsista) buatan PT Pindad (Persero). Ketertarikan tersebut disampaikan Sultan Brunei saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis (3/5). Hanya saja, ia tidak menyebut alat tempur spesifik yang diminati Brunei Darussalam.
"Makanya nanti beliau (Sultan Brunei) akan memantau pameran di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang memamerkan produksi PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL," kata Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari kepada wartawan di Istana Bogor.
Menlu Retno yang mendamping Presiden Jokowi bertemu Sultan Brunei menyatakan dalam pertemuan Brunei Darussalam dan Indonesia juga sepakat untuk memperbaiki hubungan perdagangan yang saat ini nilainya tengah menyusut. Adapun, perbaikan tersebut akan dilakukan dengan mencari bidang investasi baru, di mana hasil produksinya bisa memperbaiki neraca perdagangan kedua negara.
Menlu RI menyatakan selama ini nilai perdagangan kedua negara sedang lesu lantaran harga minyak, yang merupakan komoditas utama, Brunei Darussalam juga tengah anjlok. Sehingga menurutnya, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah berharap agar kedua negara bisa menggali potensi investasi yang sedianya bisa dilakukan kedua negara.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan kedua negara di tahun 2017 tercatat US$ 107,07 juta atau turun 39,29 persen dibanding tahun 2016 sebesar US$ 176,39 juta. Pelemahan ini jauh lebih dalam lagi jika dibandingkan tahun 2015, di mana nilai perdagangan antar kedua negara mencapai US$ 222,66 juta.
"Mereka sebelumnya banyak mengekspor minyak ke Indonesia. Tapi karena harga minyak yang turun otomatis maka nilai perdagangan turun. Kami perlu mencari jalan agar perdagangan ditingkatkan dengan menggali bidang perdagangan dan investasi apa yang dilakukan kedua negara," jelas Retno.
Menurut Menlu RI, beberapa kerja sama investasi yang mungkin akan dijajaki di kemudian hari antara Brunei dan Indonesia adalah perkapalan dan pelabuhan serta pengembangan bersama dua varietas padi hibrida yakni sembada B9 dan sembada 188.
"Namun memang secara investasi tidak disinggung ihwal komitmen angka," kata Menlu Retno.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, neraca perdagangan antara Indonesia dan Brunei Darussalam selalu mencatat surplus. Pada 2017, Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan Brunei Darussalam sebesar US$ 22,03 juta atau meningkat signifikan dari tahun sebelumnya US$ 940 ribu.
♞ CNN
ILSV Brimob
Indonesian Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala ILSV pesenan Brimob [adityowaskito] ✬
Beredar penampakan ILSV produksi PT Jala yang dipesan Brimob.
Kendaraan hasil rancang anak bangsa ini mengunakan mesin dan chasis toyota.
Diberitakan adityowakito dalam instagramnya, bahwa Brimob telah memesan sebanyak 20 unit.
Beredar penampakan ILSV produksi PT Jala yang dipesan Brimob.
Kendaraan hasil rancang anak bangsa ini mengunakan mesin dan chasis toyota.
Diberitakan adityowakito dalam instagramnya, bahwa Brimob telah memesan sebanyak 20 unit.
♞ Garuda Militer
[Foto] KRI Ardadedali 404
Produksi DSME Korea KRI Ardadedali merupakan kapal selam dengan sistem tempur terbaru, sistem operasi yang ditingkatkan, tiang penetrasi tanpa lambung, dan akomodasi yang nyaman. Kapal ini memiliki bobot 1.400 ton dengan panjang 61,3 meter dan lebar 7,6 meter. Kapal selam tersebut memiliki kecepatan 21 knot di bawah air dan mampu menampung 41 orang.
Kapal selam tempur ini sedang menuju Pangkalan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya.
Kapal selam produksi DSME ini dilengkapi dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm. KRI Ardadedali juga memiliki peluru kendali antikapal permukaan yang merupakan modemisasi armada kapal selam TNI AL. [Berikut screenshoot dari Youtube]
Kapal selam tempur ini sedang menuju Pangkalan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya.
Kapal selam produksi DSME ini dilengkapi dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm. KRI Ardadedali juga memiliki peluru kendali antikapal permukaan yang merupakan modemisasi armada kapal selam TNI AL. [Berikut screenshoot dari Youtube]
RI-Ceko Bidik Volume Perdagangan Dua Kali Lipat
Di antaranya adalah industri pertahanan MLRS Vampire Marinir ✬
Pemerintah Indonesia dan Ceko sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara, terutama melalui penguatan kerja sama di sektor industri.
“Seharusnya kerja sama perdagangan yang terjadi saat ini bisa lebih ditingkatkan. Untuk itu, Indonesia menargetkan peningkatan volume perdagangan antar kedua negara sebanyak dua kali lipat,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sesuai keterangannya diterima di Jakarta, Rabu.
Hal ini mengemuka dari hasil pertemuan bilateral antara Airlangga dengan Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ceko, Vladimir Bratl di Praha, Rabu pagi (2/5) waktu setempat.
Ceko merupakan mitra dagang Indonesia terbesar keempat di kawasan Eropa Tengah dan Timur setelah Rusia, Ukraina dan Polandia.
Selama tahun 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesia mencapai USD 34,35 juta. Sedangkan, periode 2016-2017, investasi Ceko di sektor manufaktur mencapai 499,5 ribu dolar AS untuk tiga proyek yang meliputi industri logam dasar, barang logam, serta mesin dan elektronik.
Airlangga menyebutkan, potensi kerja sama industri kedua negara yang masih berpeluang untuk segera dikembangkan, di antaranya adalah industri pertahanan, gelas, keramik, pembangkit listrik tenaga air, serta pesawat terbang (komponen dan MRO).
“Kami meyakini kolaborasi Indonesia dan Ceko di sektor industri bisa saling melengkapi dan menguntungkan bagi kedua belah pihak,” ungkapnya.
Selain itu, Menperin menyampaikan, Pemerintah Ceko juga ingin bermitra dengan Indonesia dalam pengembangan industri berbasis mineral.
Hal ini sejalan dengan fokus Kementerian Perindustrian dalam upaya mendorong hilirisasi di dalam negeri agar meningkatkan nilai tambah sumber daya alam lokal.
“Kami telah memfasilitasi melalui pembangunan sejumlah kawasan industri terpadu, khususnya di luar Jawa,” tuturnya.
Daerah yang dimaksud di antaranya, Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan, dan Kawasan Industri Konawe Sulawesi Tenggara.
Di samping itu, lanjut Airlangga, kedua negara sepakat untuk menjadikan masing-masing negara sebagai gerbang masuknya produk dan investasi.
”Indonesia ingin Ceko juga sebagai gerbang untuk pasar Uni Eropa, sementara Ceko ingin Indonesia sebagai gerbang pasar ke Asean,” jelasnya.
Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ceko, Vladimir Bratl mengatakan, Ceko mempunyai kekuatan dalam pengembangan pesawat perintis.
Untuk itu, ceko berharap bisa berkolaborasi dengan Indonesia yang memiliki potensi untuk pengembangan di sektor industri tersebut.
Hal senada juga disampaikan sebelumnya oleh Wakil Menteri Luar Negeri Ceko, Martin Tlapa, bahwa Ceko sangat terbuka jika ada kesempatan untuk kerja sama dengan Indonesia di sektor industri kedirgantaraan terutama manufaktur pesawat jet.
Pemerintah Indonesia sedang mendorong tumbuhnya industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO).
Hal ini lantaran masih banyak potensi pengembangan sektor ini yang diintegrasikan dengan beberapa bandara di dalam negeri.
Apalagi, industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.
Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional naik hingga sekitar delapan persen dan Indonesia adalah merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India.
Pemerintah Indonesia dan Ceko sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara, terutama melalui penguatan kerja sama di sektor industri.
“Seharusnya kerja sama perdagangan yang terjadi saat ini bisa lebih ditingkatkan. Untuk itu, Indonesia menargetkan peningkatan volume perdagangan antar kedua negara sebanyak dua kali lipat,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sesuai keterangannya diterima di Jakarta, Rabu.
Hal ini mengemuka dari hasil pertemuan bilateral antara Airlangga dengan Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ceko, Vladimir Bratl di Praha, Rabu pagi (2/5) waktu setempat.
Ceko merupakan mitra dagang Indonesia terbesar keempat di kawasan Eropa Tengah dan Timur setelah Rusia, Ukraina dan Polandia.
Selama tahun 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesia mencapai USD 34,35 juta. Sedangkan, periode 2016-2017, investasi Ceko di sektor manufaktur mencapai 499,5 ribu dolar AS untuk tiga proyek yang meliputi industri logam dasar, barang logam, serta mesin dan elektronik.
Airlangga menyebutkan, potensi kerja sama industri kedua negara yang masih berpeluang untuk segera dikembangkan, di antaranya adalah industri pertahanan, gelas, keramik, pembangkit listrik tenaga air, serta pesawat terbang (komponen dan MRO).
“Kami meyakini kolaborasi Indonesia dan Ceko di sektor industri bisa saling melengkapi dan menguntungkan bagi kedua belah pihak,” ungkapnya.
Selain itu, Menperin menyampaikan, Pemerintah Ceko juga ingin bermitra dengan Indonesia dalam pengembangan industri berbasis mineral.
Hal ini sejalan dengan fokus Kementerian Perindustrian dalam upaya mendorong hilirisasi di dalam negeri agar meningkatkan nilai tambah sumber daya alam lokal.
“Kami telah memfasilitasi melalui pembangunan sejumlah kawasan industri terpadu, khususnya di luar Jawa,” tuturnya.
Daerah yang dimaksud di antaranya, Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan, dan Kawasan Industri Konawe Sulawesi Tenggara.
Di samping itu, lanjut Airlangga, kedua negara sepakat untuk menjadikan masing-masing negara sebagai gerbang masuknya produk dan investasi.
”Indonesia ingin Ceko juga sebagai gerbang untuk pasar Uni Eropa, sementara Ceko ingin Indonesia sebagai gerbang pasar ke Asean,” jelasnya.
Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ceko, Vladimir Bratl mengatakan, Ceko mempunyai kekuatan dalam pengembangan pesawat perintis.
Untuk itu, ceko berharap bisa berkolaborasi dengan Indonesia yang memiliki potensi untuk pengembangan di sektor industri tersebut.
Hal senada juga disampaikan sebelumnya oleh Wakil Menteri Luar Negeri Ceko, Martin Tlapa, bahwa Ceko sangat terbuka jika ada kesempatan untuk kerja sama dengan Indonesia di sektor industri kedirgantaraan terutama manufaktur pesawat jet.
Pemerintah Indonesia sedang mendorong tumbuhnya industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair, and overhaul (MRO).
Hal ini lantaran masih banyak potensi pengembangan sektor ini yang diintegrasikan dengan beberapa bandara di dalam negeri.
Apalagi, industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.
Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional naik hingga sekitar delapan persen dan Indonesia adalah merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India.
♞ antara
Langganan:
Postingan (Atom)