Sabtu, 16 November 2013

Guspurla Koarmatim Kerahkan 6 Kapal Perang Jaga Perairan Indonesia Timur

http://img24.imageshack.us/img24/4921/kapalkrirencong.jpg
Ilustrasi KRI TNI AL
Dalam waktu dekat, Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmatim mengerahkan enam kapal perang untuk menjaga perairan laut wilayah Indonesia Timur. Unsur kekuatan laut yang dikerahkan yakni satu kapal markas jenis Landing Platform Dock (LPD) KRI Surabaya-591, tiga Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Rencong-622, KRI Tongkol-652, KRI Ajak-653 kemudian dua kapal Buru Ranjau (BR) KRI Pulau Raas-722 dan KRI Pulau Rimau-724.

Enam unsur kapal perang tersebut menjalankan tugas operasi tempur dan patroli laut di wilayah Indonesia Bagian Timur dengan sandi Operasi Tameng Hiu-13. Selain mengerahkan unsur kapal perang, Guspurla Koarmatim juga mengerahkan komponen Sistem Armada Terpadu (SSAT) TNI AL lainnya yakni, satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) Pasukan Khusus Laut terdiri dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim, penyelam tempur dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim, satu Peleton Pasukan Intai Para Amfibi Marinir serta menyiapkan unsur pangkalan.

Operasi Tameng Hiu-13 juga didukung dengan pesawat intai maritim jenis Cassa dan helikopter dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda, Surabaya. Seluruh komponen satgas telah siap berangkat menuju daerah operasi mulai pertengahan bulan November 2013 hingga akhir Desember mendatang.

Tugas operasi ini meliputi patroli batas wilayah laut serta penindakan tindak pelanggran dan kejahatan di laut diantaranya pencurian ikan (Illegal Fishing), imigran gelap (Illegal Entry), penyelundupan hasil hutan (Illegal Logging), dan tindak kejahatan di laut lainnya. Selain itu satuan tugas tersebut juga akan menyiapkan tindakan pertolongan dan pencarian korban berupa Search and Rescue (SAR) di laut akibat kapal tenggelam, bencana alam dan situasi darurat lainnya.

Untuk memelihara naluri tempur prajurit dan memantapkan kegiatan operasi, unsur-unsur Satgas melaksanakan berbagai macam serial latihan seperti latihan mauvra taktis, komunikasi Flash Exercise dan Flag Hoist kemudian latihan SAR, pembekalan di laut/ Replanishment At Sea (RAS), penembakan senjata artileri (Gun Fire Exercise) serta latihan penanggulangan tindak kejahatan aspek laut yakni Visit Boarding Search and Seizure (VBSS).

Rencana Operasi Tameng Hiu-13 dibahas secara intensif dalam rapat yang dipimpin oleh Komandan Guspurla Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos di Mako Guspurla Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jum’at (15/11). Rapat pemantapan ini dihadiri Asisten Intelijen Danguspurla Koarmatim Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katiandaho, Asisten Operasi Danguspurla Koarmatim Kolonel laut (P) Andi Abdul Aziz serta para pejabat yang terlibat dalam Satgas Operasi Tameng Hiu 2013.

(Dispenarmatim)

  TNI AL  

Parasailing Latihan Tempur Penerbang Koopsau

Parasailing Latihan Tempur Penerbang KoopsauJAKARTA - Para penerbang Tempur Koopsau II baru- baru ini melaksanakan Latihan Parasailing di Tanjung Benoa Bali. Kegiatan Parasailing merupakan kegiatan rutin penerbang tempur jajaran Koopsau II. Kali ini, latihan diikuti sebanyak 26 Orang Penerbang Tempur jajaran Koopsau II yang berasal dari Madiun dan Makassar.

Pelaksanaan Parasailing di Tanjung Benoa Bali bertujuan untuk melatih eject dan rescue para penerbang tempur TNI Angkatan Udara dibawah jajaran Koopsau II apabila terjadi situasi darurat pada saat melaksanakan tugas.

Sebelum pelaksanaan Latihan didahului dengan melaksanakan Apel Kesiapan Latihan Parasailing tahun 2013 dan bertindak selaku Pengambil apel adalah Pangkoopsau II Marsda TNI Agus Supriatna dihadiri oleh Pejabat Koopsau II, Pejabat Lanud Ngurah Rai serta Pendukung yang berasal dari Lanud Ngurah Rai.

Jumlah Personel yang mengikuti Parasailing Penerbang Tempur Jajaran Koopsau II tahun 2013 kali ini sebanyak 75 Personel yang terdiri dari 13 orang sebagai Kolat, 26 orang peserta kegiatan di tambah 26 orang Pendukung dari Lanud Ngurah Rai.

Setelah selesai melaksanakan kegiatan para Peserta kembali ke satuan masing masing dengan menggunakan Pesawat Hercules C-130 berikut dengan Alpal Pendukung Latihan sedangkan Rombongan Pangkoopsau II beserta Kolat bertolak dengan menggunakan Pesawat Boing 737.


  Siaga  

Wajah TNI AU ditentukan Komando Pendidikan TNI AU

Yogyakarta - Komando Pendidikan TNI AU berperan dan fungsi strategis dalam menentukan wajah TNI AU pada masa kini dan masa depan, sekaligus pusat pengetahuan, nilai-nilai, pembentuk, dan pelestari budaya militer di lingkungan TNI AU.

Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Kolonel Penerbang Wahyu Anggono, di Yogyakarta, Jumat, mengutip sambutan tertulis Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, itu.

Hari ini, komando utama di bidang pendidikan TNI AU itu berulang tahun ke-68. Para pendiri TNI AU, pada saat itu, telah merintis dan meletakkan dasar-dasar tentang pembangunan kekuatan militer udara Indonesia.

Komando Pendidikan TNI AU bertanggung jawab mencetak sekitar 85 persen SDM di TNI AU; mulai dari pendidikan dasar tamtama, bintara, sekolah lanjutan di semua strata, hingga kursus-kursus singkat, dan sebagainya. Ratusan pendidikan dijalani komando pendidikan ini saban tahun.

"Pasti semua tahu seluruh prajurit TNI AU lahir dan dididik melalui lembaga pendidikan. Disadari atau tidak, ilmu pengetahuan, nilai-nilai, dan budaya militer yang berkembang di lingkungan organisasi TNI AU adalah hasil akumulasi kerja keras lembaga pendidikan Komando Pendidikan TNI AU," katanya.

Komando pendidikan ini bermula dari Sekolah Penerbang di Pangkalan Udara Maguwo pada 15 November 1945, yang disusul sekolah-sekolah lain di lingkungan matra udara itu.

"Catatan sejarah yang harus diingat, sekolah penerbang ini sebagai bagian dari Komando Pendidikan TNI AU adalah satu-satunya organisasi pertama di TNI AU yang memiliki usia lebih tua dari usia TNI AU," katanya.

  Antara  

15 Ribu Marinir Segera Ditempatkan di Papua

http://www.elshinta.com/v2003a/images/foto/TNI-AL%20copy.jpgJakarta, Sebanyak 15 ribu prajurit marinir segera ditempatkan di Sorong, Papua untuk mendukung keamanan dan pertahanan komando wilayah laut timur.

Kesatuan baru ini merupakan bagian yang nantinya akan menjadi Divisi III Marinir.

Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Marsetio saat menghadiri HUT Korps Marinir di Cilandak, Jakarta, Jumat (15/11) siang.

Kasal mengatakan, pembangunan markas komando sudah dilaksanakan sejak 2012 lalu, dan sesuai target pada tahun 2013 ini pembangunan sarana dan prasarana Divisi III telah selesai.

Selain pembangunan markas komando, di kompleks KM16 ini lanjut Kasal, juga akan dibangun barak-barak mariner, perumahan untuk anggota dan fasilitas penunjang lainnya.

Saat ini mabes TNI AL tinggal menunggu peraturan presiden turun, yang dijelaskan Kasal akan terbit pada awal 2014. Sambil menunggu perpres tersebut, TNI AL terus melengkapi kebutuhan alutsista terbaru.

Lebih lanjut, Kasal mengatakan, pembentukan Divisi III Marinir di Sorong Papua sudah menjadi kebutuhan pokok. Saat ini marinir baru memiliki setingkat tiga brigade, yaitu di Surabaya, Jakarta dan Lampung. Sementara tugas marinir sendiri menjangkau seluruh Indonesia, terlebih untuk pengamanan pulau terluar yang tidak berpenghuni, menjadi kewajiban marinir.

Untuk wilayah Indonesia bagian timur, kekuatan marinir masih dirasakan kurang karena baru ada kekuatan setingkat satu batalyon. Dengan kekuatan tersebut dinilai tidak cukup ideal untuk mengamankan wilayah Papua yang luas.


  Elshinta  

Satpur Kodam Siliwangi Dilengkapi Ton Pemukul

Kodam III/Siliwangi melengkapi satuan tempurnya dengan peleton pemukul. Ton pemukul itu dihadirkan di tiap-tiap batalyon infateri yang dimiliki Kodam III guna menunjang tugas utama.

Dalam keterangan yang diterima Sabtu (16/11), proses pembentukan Ton Pemukul itu diresmikan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim di Mayonif 300 Raider Banjar Kedaton Kabupaten Cianjur. "Pembentukan peleton pemukul di tiap-tiap Yonif bertujuan agar Yonif di jajaran Kodam III/Siliwangi mempunyai satu peleton yang memiliki kemampuan raider guna menunjang pelaksanaan tugas pokok," katanya.

Prajurit yang digembleng diharapkan memiliki minimal lima kemampuan dasar. Mereka mampu melaksanakan pertempuran jarak dekat dengan berbagai bentuk sasaran, kemudian memahami dan melaksanakan operasi Raid (penyerangan), baik untuk pembebasan tawanan maupun penghancuran.

Tak hanya itu, prajurit terpilih itu mampu melaksanakan operasi mobil udara (mobud) secara terbatas, infiltrasi dan eksfiltrasi dalam operasi raid, dan tak kalah penting berkemampuan melaksanakan serbuan gedung.

Latihan tersebut diikuti oleh lima Peleton atau sekitar 200 prajurit yang berasal dari lima Satpur Jajaran Kodam III/Siliwangi. Kelima Satpur tersebut yakni Yonif 301/PKS Sumedang, 310/KK Sukabumi, Yonif 312/KH Subang, 315/GRD Bogor dan 320/BP Pandeglang.

Latihan akan berlangsung selama satu bulan dengan dipusatkan di Yonif 300/RBK Cianjur. Pangdam III/Siliwangi meminta para prajurit terpilih itu memanfaatkan kesempatan tersebut dengan kesungguhan. "Kepercayaan ini tentu saja harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya serta dibuktikan dengan keseriusan dalam mengikuti latihan," katanya.

Pangdam pun menekankan agar pelaksanaan latihan diupayakan memberikan nilai tambah berupa peningkatan kemampuan baik pada tingkat perorangan, maupun peleton sebagai bekal tugas yang dihadapi.


  Suara Merdeka  

Selama Seminggu Satu Hercules TNI Diperbantukan ke Filipina

hercules-subJAKARTA Pesawat Hercules TNI C 130 A-1323 akan membantu distribusi barang bantuan yang telah menumpuk ke lokasi korban dan juga akan mengevakuasi korban bencana. Keberadaan pesawat ini direncanakan akan berada di Filipina selama satu minggu mulai tanggal 15 sampai dengan 21 November 2013, Jumat (15/11/2013).

Pengiriman pesawat ini sesuai dengan permintaan pemerintah Filipina kepada pemerintah Indonesia, dalam rangka membantu proses dropping bantuan dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI ke affected area, utamanya Tacloban. Hal ini juga sebagai bentuk kepedulian pemerintah Indonesia kepada pemerintah Filipina serta sebagai solidaritas sesama negara Asean.

Menurut rencana besok pagi akan diberangkatkan lagi pesawat TNI. Pesawat tersebut akan tinggal landas dari Halim Perdanakusuma Indonesia dengan membawa bantuan dan beberapa orang wartawan Indonesia. Adapun rute penerbangan yang ditempuh adalah Halim-Balikpapan-Manado-Cebu Filipina.

Sebelumnya, TNI telah mengirimkan tiga pesawat hercules untuk membawa bantuan berupa makanan siap saji, obat-obatan, pakaian, genset dan selimut untuk korban bencana Topan Haiyan yang berada di Filipina.

(puspen TNI/sir)

  ● Poskota  

Strategi Dogfight

Betulkah perang modern berdasarkan konsep pengambilan keputusan dalam duel udara yang dikembangkan oleh Kolonel John Boyd dari USAF?
Satria Dirgantara, Medan


Saya menduga yang Anda maksudkan adalah konsep OODA Loop, sebuah konsep pengambilan keputusan hasil analisis Kolonel John Boyd seorang penerbang tempur Angkatan Udara Amerika Serikat. Perjalanan terciptanya teori ini diawali pada saat ia menjadi penerbang F-86 Sabre dan harus mengembangkan taktik menghadapi pesawat MiG-15 Korea Utara dalam Perang Korea.

Konsep yang dikenal dengan OODA Loop atau Lingkaran Observe-Orient-Decision-Action (Amati-Orientasi-Putuskan-Kerjakan). Hal ini mengacu pada keuntungan strategis seorang pengambil keputusan jika bisa menempatkan dirinya pada posisi lebih unggul dari lawannya. Dimulai dengan mendapatkan informasi terbaik melalui kemampuan mengamati situasi pertempuran dengan baik, selanjutnya bisa melakukan analisis terbaik serta kemudian mengambil keputuskan terbaik dan akhirnya bertindak sesuai keunggulan itu, dan proses ini berulang terus hingga lawan lumpuh atau kalah cepat dari kita.

Konsep OODA Loop kemudian dikembangkan tidak saja bagi pertempuran udara namun juga pada level operasional pertempuran darat laut dan udara serta pada level strategis., Kolonel John Boyd. Teori yang mendasari OODA Loop adalah bahwa proses pengambilan keputusan di dalam pikiran kita terjadi sesuai dengan siklus berpikir melalui berulangnya kegiatan observasi, orientasi, keputusan, dan tindakan yang terjadi dalam menanggapi berbagai situasi.

Premis dasar adalah bahwa kecepatan pengambilan keputusan kita harus lebih cepat dari lawan sehingga kita bisa lebih lincah dan waspada terhadap situasi terakhir. Dengan informasi yang lengkap, analisis yang akurat, keputusan yang jelas dan tindakan yang terukur menghasilkan. Meskipun atmosfer pertempuran sangat panas namun kita memiliki emosi dan perasaan yang tenang dan pikiran dingin untuk mengambil keputusan dan bertindak secara gamblang dan meyakinkan.

Diagram di atas menggambarkan bagaimana OODA Loop bekerja dalam situasi kehidupan nyata. Masukan dari lingkungan yang didapat dari berbagai sumber informasi, digabung hasil interaksi dengan lingkungan akan mengungkap kenyataan yang dibutuhkan. Kemudian melakukan analisis atau orientasi pada situasi yang terjadi melalui proses internal individu dan perkiraan hasil pengalaman dan pelatihan.

Kemudian tahap berikutnya proses pengambilan keputusan di mana dibandingkan apakah informasi situasi dengan diolah dalam proses berpikir individu bisa mengarah pada pengambilan keputusan. Akhirnya, keputusan terbaik diaktualisasikan dalam tindakan nyata operasional. Proses berulang terus menggunakan informasi perubahan tindakan lawan yang harus didahului atau diantisipasi langkah tindakan kita. Hal penting untuk diingat bahwa proses OODA Loop menggunakan konsep umpan balik yang menjadi komponen integral dari semua tahap pemikiran dengan informasi yang terus mengalir bolak-balik antara individu dan situasi. Inilah mengapa sistem informasi dengan dasar teknologi komunikasi informasi menjadi kebutuhan mutlak dalam perang modern.

Jelas konsep berpikir OODA Loop membutuhkan kebugaran mental dan fisik yang prima. Umumny untuk kebugaran fisik lebih dibutuhkan dalam situasi pertempuran yang sebenarnya. Sedangkan kebugaran mental dibutuhkan agar selama bertempur pembuat keputusan harus mampu selalu merebut keunggulan situasi, melalui keunggulan informasi dan keunggulan analisa untuk mampu mengambil keputusan dan bertindak dengan cepat disetiap fase konflik.

Meskipun konsep OODA Loop awalnya diperkenalkan pada militer namun ternyata sangat efektif saat diterapkan di dunia usaha juga. Alasannya adalah konsep pengambilan keputusan OODA Loop dapat digunakan untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan.

Dalam dunia bisnis sibuk, tidak ada waktu untuk kehilangan peluang dan kesempatan, terutama ketika keputusan bisnis yang cepat harus diambil segera. Konsep pengambilan keputusan OODA Loop terbukti juga memberikan dasar yang baik untuk kecepatan pengambilan keputusan bisnis. Para eksekutif bisnis modern mengadopsi konsep OODA Loop karena dengan ini mereka bisa menjaga tidak saja kemampuan kompetitif terhadap pesaing-pesaingnya juga kemampuan kompetitif mengetahui keinginan para pelanggan atau customer-nya.

Inilah jawaban kenapa teknologi komunikasi dan sistem informasi modern sangat dibutuhkan dunia bisnis modern. Dan tentunya juga jawaban kenapa spionase bisnis dan cyber warfare juga marak didunia bisnis modern. Baik untuk memenangkan pertempuran militer atau pertempuran bisnis kebutuhan akan Informasi adalah kunci dari pengambilan keputusan yang akurat untuk mengalahkan pesaing dan merebut kemenangan.

(Kol. Pnb. Agung "Sharky" Sasongkojati)

  Angkasa 

N-219 Yakin Bisa Dibuat

PT Dirgantara Indonesia yakin 90% kalau program pembuatan pesawat N-219 bakal jalan. Keyakinan itu didasari dengan sudah mengucurnya dana untuk pengembangannya dan adanya persetujuan DPR, tinggal menunggu kelengkapan dokumentasi. 

Kabar gembira karena program pesawat N-219 yang akan dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia (DI) bakal jalan. Program yang sudah dicanangkan sejak tahun 2002 itu akan melalui tahap pengajuan aplikasi untuk proses sertifikasi ke DKUPPU (Direktorat Kelaikan Udara Pengoperasian Pesawat Udara) Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Pengajuan type certificate application ini rencananya dilakukan pada Oktober ini.

“Kami akan ajukan aplikasi jika sudah mendapat signing contract dari LAPAN,” kata Budi Sampurno, Program Manager N-219, Direktorat Teknologi dan Pengembangan PT DI, awal September lalu di Bandung. Jika pengajuan aplikasi sertifikat untuk mendapatkan type certificate itu diajukan pada Oktober ini, berlakunya tiga tahun sampai Oktober 2016. Targetnya, pada kuartal pertama 2016, pesawat sudah mendapatkan sertifikasi untuk diproduksi.

Menurut Palmana Banandhi dari Tim Program N-219, tahun 2014 pesawat ditargetkan roll out dan setahun kemudian terbang perdana. Untuk terbang perdana, pesawat membutuhkan flight permit dengan mengaplikasi beberapa dokumen analisis teknis dan pengujian-pengujian di darat (ground). Izin terbang perdana (khusus) akan dikeluarkan DKUPPU setelah melalui pengecekan di darat dan lulus tes. “Starting dari situ, mulai flight test,” ujarnya. Setelah itu, untuk mendapatkan sertifikasi akhir, pesawat membutuh 630 flight hours. Saat ini, N-219 baru tahap preliminary design.

Proses panjang

Pembuatan pesawat buatan anak bangsa ini melalui proses yang sangat panjang. Kata Judho Birawono Santoso dari Tim Program N-219, pihaknya melakukan survei dan studi pasar sejak tahun 2004. Sebelum memasuki tahap produksi, PT DI melakukan requirement market, kebutuhannya, dan problemnya seperti apa. Tahun 2006 dilakukan penerbangan dengan Twin Otter untuk survei ke Papua, yang akan menjadi area penerbangannya. Diperoleh masukan, antara lain, pesawat harus bisa mendarat di pegunungan dengan landasan yang tidak rata dan panjang tak lebih dari 500 meter. Masukan lain juga diterima dari airline, misalnya tentang daya tempuh yang dibutuhkannya. Tahap ini disebut dengan fase requirement development, yang dilakukan sampai menemukan bentuk yang kira-kira dapat menjadi solusi nantinya.

Ada era ketika program ini nyaris tak terdengar beritanya. Tahun 2008, sewaktu Budi dipercaya khusus menangani N-219, banyak pekerjaan “administrasi” yang harus dilakukan agar program ini dapat diwujudkan. Kini ia optimis karena dana untuk pembangunan dan pengembangannya sudah ada. Dana Rp1 triliun untuk pengembangan proyek-proyek baru di PT DI sudah mengucur dan di sana ada bagian untuk N-219. Begitu pula dengan dana Rp310 miliar, yang diturunkan kepada LAPAN. Lembaga ini memang sudah ditugaskan untuk mengembangkan pesawat berkapasitas di bawah 30 penumpang sejak tahun 2008. LAPAN sebagai Reseach & Development dan PT DI sebagai manufakturnya.

Sebenarnya dana Rp310 miliar yang sudah menjadi pagu definitif tahun 2014 itu belum cukup untuk mengembangkan N-219 dalam satu tahun ke depan. Setelah melalui pengajuan dan yustifikasi dari Bappenas, akan dianggarkan lagi Rp90 miliar untuk tahun 2015. Jika sudah demikian, LAPAN sudah dapat memberikan kontrak tidak mengikat kepada PT DI; LAPAN sebagai pemilik proyek dan PT DI sebagai kontraktornya. “Kami tawarkan pada mereka untuk kerja bareng dengan kami. Kompensasi dari pemberian kontrak itu, kami kasih knowledge,” papar Budi.

Pengajuan aplikasi

Walaupun pemilik proyek N-219 itu LAPAN, tapi persyaratan untuk pengajuan sertifikasi itu harus yang memiliki DOA (Design Organization Approve), yang hanya dimiliki oleh PT DI. Menurut Budi, dulu regulator mengacu ke FAA (AS), yang membolehkan setiap badan usaha mengajukan aplikasi, selama objeknya memenuhi kriteria regulasi. Namun sekarang regulator mengacu ke EASA (Eropa), yang mensyaratkan pengajuan aplikasi harus organisasi yang memiliki DOA kelas D atau yang sudah diaudit mampu mendesain pesawat terbang.

“Kami akan perkenalkan pesawat N-219 ini mengarah ke komuter dengan regulasi CASR atau FAR 23. Ini pesawat kelas kecil dengan maksimum 19 penumpang,” tutur Budi. Pada FAR 23 ini ada kelas transpor, komuter, dam aerobatik. Dipilih kelas komuter karena bisa menjadi pesawat yang dapat terbang berjadwal, sementara kelas transpor harusnya hanya untuk pesawat carter saja. Bobot N-219 akan dibuat 15.500 pon (komuter sampai 19.000 pon, transpor 12.500 pon).(Reni Rohmawati)

  Angkasa 

Pertahanan Cyber Libatkan Semua Komponen Bangsa

Dalam menghadapi acaman pertahanan negara yang bersifat nir militer khususnya di bidang cyber, sebagai leading sector-nya adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), tetapi apabila ancaman tesebut sudah menyangkut kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa, maka Kementerian Pertahanan dan TNI mempunyai kewenangan penuh dengan didukung oleh seluruh komponen bangsa yang lain.

Demikian dikatakan Direktur Komponen Pendukung Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan) Ir Bennyta Suryo Septanto, MT, saat menjadi nara somber dalam Forum Discussion Group (FGD) tentang “Standarisasi Keamanan Informasi Pertahanan Siber Nasional”, Kamis (14/11) di Jakarta.

Lebih lanjut Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan mengatakan, dalam sistem pertahanan yang bersifat semesta, dalam menghadapi ancaman militer walaupun leading sector-nya itu TNI tatapi perlu didukung komponen lain. Demikian juga dalam menghadapi ancaman nir militer seperti ancaman cyber, walaupun leading sector-nya Kemenkominfo tentunya kementerian lainnya, TNI dan Polri serta komponen bangsa yang lain diharapkan juga terlibat.

“Sesuai dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bahwa ancaman cyber termasuk dalam ancaman nir militer, dimana dalam menghadapi ancaman nir militer leading sector adalah kementerian diluar pertahanan sesuai dengan jenis ancamannya”, jelasnya.

Dalam rangka menghadapi ancaman pertahanan negara di bidang cyber, Kemhan saat ini sedang membangun system pertahanan cyber nasional dengan menyiapkan regulasi, kelembanggaan/organisasi, infrastruktur pendukung dan menyiapkan Sumber Daya Manusia dengan mengadakan pelatihan-pelatihan.

FGD diselenggarakan oleh Ditjen Pothan Kemhan dan dihadiri kurang lebih 40 peserta yang berasal dari instansi pemerintah, akademisi dan komunitas IT. FGD ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan-masukan dari pihak-pihak terkait tentang bagaimana system pertahanan cyber nasional akan dibangun.

Selain Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan, FGD juga menghadirkan nara sumber Staff Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Luminto dan dimoderatori oleh Dosen Luar Biasa Jurusan Informatika ITB Setiadi Yazid, Ph.D.

  DMC  

Jumat, 15 November 2013

TNI Pesan 965 Truk Isuzu Senilai US$ 110 juta

Truk Isuzu (Kaskus)
Kementerian Pertahanan memesan 965 unit truk Isuzu untuk kebutuhan TNI dengan total nilai pembelian US$ 110 juta. Pengadaan truk untuk kendaraan taktis militer ini akan rampung sebelum Oktober 2014.

Demikian dikemukakan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat meninjau pabrik Isuzu di Fujisawa, Prefektur Kanagawa, sebelah barat Tokyo, Jumat (15/11). Pemesanan truk angkut TNI ini terbagi atas dua bagian, yakni 665 unit berkapasitas 2,5 ton dengan sistem penggerak roda 4x4 dan 300 unit berkapasitas 5 ton dengan sistem penggerak roda 6x4.

Dana pengadaan 965 kendaraan taktis TNI ini sepenuhnya disediakan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ sebagai lender melalui mekanisme pinjaman luar negeri. Pagu kredit untuk pembelian 665 unit kendaraan 2,5 ton 4x4 senilai US$ 50 juta. Sedang pagu kredit untuk pengadaan 300 truk sebesar US$ 60 juta.

Truk berkapasitas 2,5 ton yang berjumlah 665 unit seutuhnya diproduksi di Fujisawa, Jepang, karena permintaan pasar untuk truk dengan spesifikasi sebesar itu sangat minim. Konsumen Indonesia umumnya meminati truk dengan penggerak roda 2x4.

Harga on the road truk berkapasitas 2,5 ton yang diproduksi di Jepang sebesar US$ 74.500 per unit. Porsi biaya terbesar adalah cabin chasis yang mencapai US$ 54.300 per unit. Selebihnya adalah biaya winch US$ 4.900 dan karoseri US$ 15.300. Total biaya pengadaan 665 unit truk ini, d luar penambahan suku cadang dan biaya distribusi sebesar US4 49,5 juta.

Sedang harga on the road truk berkapasitas 5 ton 6x4 yang dibuat PT Isuzu Astra Motor Indonesia US$ 95.600 per unit. Porsi biaya terbesar adalah cabin chasis US$ 71.700, selebihnya, winch US$ 4.900 dan karoseri US$ 19.000 per unit. Di luar biaya tambahan suku cadang dan distribusi, total harga 300 unit truk ini sebesar US$ 28,6 juta.

Meski 665 unit truk Isuzu diproduksi di Jepang, perakitan dan pembuatan karoseri dilakukan di Indonesia, menggunakan pabrik PT Isuzu Astra Motor Indonesia. "Begitu dipesan, kami langsung produksi," kata Yohannes Nangoi, wakil presdir Isuzu Astra Motor Indonesia.

Pelayanan Purnajual

Ada tiga isu mengiringi pemesan truk Isuzu, yakni pertama harga yang dinilai lebih mahal, kenapa harus Isuzu, dan diproduksi di Jepang. Kedua, teknologi, dan ketiga, masalah purnajual. Yohanes menjelaskan, pabrik mobil di Indonesia belum memproduksi truk dengan penggerak roda 4x4. Pabrik yang ada hanya memproduksi truk yang paling banyak dipesan, yakni kendaraan dengan penggerak roda 4x2. Jika harus memproduksi truk 4x4, pabrik yang ada akan rugi karena produksi tidak memenuhi skala ekonomi.

TNI meminta truk dengan penggerak roda 4x4 agar lebih tahan medan berat. "Untuk isu pertama, daripada harus menggunakan kapasitas pabrik untuk memproduksi 4x2 dengan tambahan modifikasi menggunakan komponen dari Tiongkok atau negara lain, lebih baik memesan langsung dari Isuzu Motors Jepang yang sudah terbiasa memproduksi kendaraan dengan berbagai penggerak roda. Tak perlu modifikasi dan suku cadang tersedia, dan mutu sesuai standar internasional. Konsekuensinya, harga lebih mahal. Tapi, dengan kualitas ini, TNI punya kendaraan standar internasional. Jika diminta PBB untuk menjadi pasukan penjaga perdamaian, TNI tidak ada masalah dengan standar," ungkap Yohanes.

Kedua, Isuzu sudah menggunakan teknologi Euro-3. "Kami memakai common real engine yang disesuaikan dengan bahan bakar yang masih standar Euro-2 di Indonesia," kata Yohanes.

Ketiga, after sales service atau pelayanan purnajual. Ketersediaan sparepart Isuzu 24 jam. Untuk bisa memberikan pelayanan optimal sesuai janji, Isuzu memberikan pendidikan para mekanik. Setiap 15 unit dididik satu mekanik yang mempunyai kemampuan overhaul kendaraan. "Jadi akan ada 50-60 mekanik yang dididik untuk melayani truk Isuzu pesanan TNI yang mencapai 965 unit itu," ungkap Yohanes.

Isuzu Astra sudah mulai berproduksi tahun 2011 dengan kapasitas produksi 5.000 unit setahun dan penjualan 4.000 unit. Pada Januari 2015, pabrik Isuzu yang saat ini di Pondok Ungu, Bekasi, akan dipindahkan ke Karawang dan kapasitas produksi meningkat menjadi 18.000 unit per tahun. Isuzu pusat sudah menunjuk Indonesia sebagai basis produksi Isuzu untuk ASEAN.

Didirikan tahun 1916, Isuzu adalah pabrik otomotif pertama dan produsen truk terbesar di Jepang. Saat ini Isuzu dipasarkan di lebih dari 100 negara. Kapasitas produksi truk militer Isuzu Motors Jepang mencapai 700 unit per tahun.

  Berita Satu  

Hacker Indonesia sukses obok-obok data CIA dan NASA

Bukan hanya serangan bentuk DDoS dan deface saja yang ternyata bisa dilakukan oleh hacker Indonesia dalam serangan cybernya ke situs pemerintahan Australia. Baru saja, dedemit dunia maya ini juga berhasil mengumpulkan beberapa data rahasia dari CIA Australia.

Pantauan merdeka.com (14/11), hal ini pertama kali diungkap oleh akun Facebook bernama www.facebook.com/steril1337. Akun dengan alias Black'April tersebut membeberkan berbagai data dari database sistem pemerintahan Australia yang kemudian disimpan dalam pastebin.

Beberapa data yang diungkap pun sebenarnya bisa digolongkan kategori rahasia negara. Hal ini karena menyangkut adanya data dari CIA, NASA, dan berbagai misi yang akan diselenggarakan oleh agensi tersebut.

Untuk data yang pertama bocor adalah data mengenai agen CIA Nguyen Ricard. Data ini disalin dalam pastebin http://pastebin.com/7RnbRxa6.

Data yang kedua menyangkut username dan password pemilik akun di Ozi Pilots Online, sebuah situs yang mengindeks berbagai aktivitas terbang para pilot Australia. Data ini dibocorkan dalam http://pastebin.com/7FKJLytP.

Sementara, data mengenai pilot dan misi NASA diungkap melalui http://pastebin.com/Dv95UUwq. Selain itu, banyak lagi yang diungkap dalam pastebin tersebut.

Sampai saat ini sendiri perang cyber yang berkecamuk di Australia belum menunjukkan tanda usai. Hingga kini, hacker Indonesia terus berupaya merontokkan berbagai situs yang jadi afiliasi pemerintahan negeri kanguru tersebut.

  Merdeka  

[Foto] HUT Korps Marinir Ke-68

Jakarta  KASAL Laksamana TNI Marsetio (kiri) selaku inspektur upacara melakukan pemeriksaan pasukan pada Upacara Peringatan HUT ke-68 Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Lapangan Apel Hartono Kesatrian Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (15/11). Pada peringatan HUT ke-68 Korps Marinir tahun 2013 bertema "68 Tahun Marinir Untuk Indonesia" ini juga digelar demo atraksi seperti bela diri Marine Martial Arts, penampilan kombinasi panahan, penyergapan dan perkelahian di atas tank amfibi BMP-3F dan serbuan mekanis dengan menggunakan kendaraan tempur.

KASAL Laksamana TNI Marsetio (kanan) didampingi Dankormar Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington (kiri) menghadiri Upacara Peringatan HUT ke-68 Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Lapangan Apel Hartono Kesatrian Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (15/11). Pada peringatan HUT ke-68 Korps Marinir tahun 2013 bertema "68 Tahun Marinir Untuk Indonesia" ini juga digelar demo atraksi seperti bela diri Marine Martial Arts, penampilan kombinasi panahan, penyergapan dan perkelahian di atas tank amfibi BMP-3F dan serbuan mekanis dengan menggunakan kendaraan tempur.

KASAL Laksamana TNI Marsetio (kedua kiri) selaku inspektur upacara melakukan pemeriksaan pasukan pada Upacara Peringatan HUT ke-68 Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Lapangan Apel Hartono Kesatrian Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (15/11). Pada peringatan HUT ke-68 Korps Marinir tahun 2013 bertema "68 Tahun Marinir Untuk Indonesia" ini juga digelar demo atraksi seperti bela diri Marine Martial Arts, penampilan kombinasi panahan, penyergapan dan perkelahian di atas tank amfibi BMP-3F dan serbuan mekanis dengan menggunakan kendaraan tempur.

KASAL Laksamana TNI Marsetio (kiri) selaku inspektur upacara melakukan pemeriksaan pasukan pada Upacara Peringatan HUT ke-68 Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Lapangan Apel Hartono Kesatrian Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (15/11). Pada peringatan HUT ke-68 Korps Marinir tahun 2013 bertema "68 Tahun Marinir Untuk Indonesia" ini juga digelar demo atraksi seperti bela diri Marine Martial Arts, penampilan kombinasi panahan, penyergapan dan perkelahian di atas tank amfibi BMP-3F dan serbuan mekanis dengan menggunakan kendaraan tempur.

Prajurit Korps Marinir menunjukkan keahlian bertarung di atas tank ketika demo atraksi usai Upacara Peringatan HUT ke-68 Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Lapangan Apel Hartono Kesatrian Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (15/11). Pada peringatan HUT ke-68 Korps Marinir tahun 2013 bertema "68 Tahun Marinir Untuk Indonesia" ini juga digelar demo atraksi seperti bela diri Marine Martial Arts, penampilan kombinasi panahan, penyergapan dan perkelahian di atas tank amfibi BMP-3F dan serbuan mekanis dengan menggunakan kendaraan tempur.

  Antara 

TNI AL akan Datangkan 54 Tank Amphibi dari Rusia

Jakarta  TNI terus melakukan modernisasi peralatan utama sistem persenjataan (alutsista). Bulan depan, sebanyak 54 tank jenis amphibi dari Rusia akan didatangkan TNI Angkatan Laut.

"Marinir pada akhir tahun ini di bulan Desember akan kedatangan 54 tank amphibi marinir dari Rusia," ujar Kepala Staf Angkatan Laut Marsekal TNI Marsetio usai menjadi inspektur upacara pada HUT Marinir ke-68 di Markas Komando Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (15/11/2013).

 

Tank lainnya yang akan datang adalah jenis BTR sebanyak 4 buah. Marsetio menambahkan pihaknya juga saat ini sedang menjalankan pengadaan 3 buah kapal selam yang dibeli dari pemerintah Korea Selatan.

"Kemudian 2 kapal Frigate yang dibangun di PT PAL. Kita tahun depan secara bertahap mulai April membeli 3 Frigate dari Inggris," sebutnya.

"Akan ada 16 kapal cepat roket, termasuk alutsista helikopter AKS sebanyak 14 buah," imbuhnya.

Sementara itu, terkait maraknya kapal asing masuk ke wilayah Indonesia, Marsetio menegaskan tidak akan melakukan kompromi untuk menindak.

"Kita tidak pandang bulu. Kita selesaikan semua," tegasnya.

  detik  

Roket Lapan diluncurkan di Morotai pada Desember

Roket LapanTim Lapan kembali melakukan survei lokasi untuk memastikan peluncuran roket di Wilayah Kecamatan Morotai Timur (Mortim) Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) pada Desember 2013 nanti.

Peluncuran roket dari tim Lapan yang sebelumnya akan dilakukan pada bulan November, dipastikan akan ditunda pada pekan kedua bulan Desember 2013, kata Wakil Bupati Pulau Morotai, Weni Paraisu ketika dihubungi dari Ternate, Kamis.

Ia mengatakan, dari tim Lapan kembali melakukan survei lokasi untuk peluncuran roket untuk memastikan tempat dan titik koordinat yang akan ditentukan untuk peluncuran nanti.

Menurutnya, selain melakukan penentuan titik koordinat tempat peluncuran roket dari Tim Lapan, rencananya dari tim Lapan juga akan meluncurkan pesawat tanpa awak yang akan dipantau melalui monitor.

Selain itu, pesawat tanpa awak sendiri rencana diluncurkan sebelum melakukan peluncuran roket yang berdiameter sekitar 50 mm guna memantau situasi dan keadaan sebelum dilakukan peluncuran roket.

Jadi bukan roket saja yang akan diluncurkan, tapi juga akan meluncurkan pesawat tanpa awak yang akan dipandu melalui monitor pengawas untuk memantau keadaan situasi sebelum dilakukan peluncuran, katanya.

Sekedar diketahui, untuk lokasi peluncuran roket lapan sendiri nantinya berjarak minimal 1,5 km dari pemukiman warga.

Bahkan atas peluncuran yang akan dilakukan, dari Lapan sendiri sebelumnya meminta dukungan dari Pemda Morotai untuk melakukan peluncuran roket yang dilokasikan di sangowo Mortim sebagai tempat peluncuran.

Wakil Bupati menyatakan, pemkab sendiri merespon kegiatan peluncuran roket dari Lapan, sementara untuk persiapan-persiapan yang akan dilakukan nanti dipastikan pada awal Desember sudah disiapkan, mulai dari bangunan untuk operator, VIP, dan beberapa tenda untuk para tim yang akan datang termasuk para pengunjung yang akan menyaksikan.

  Antara  

Pawai Tank Ampibi Meriahkan Ultah Marinir ke-68

Jakarta - Marinir TNI AL menggelar ultah ke-68. Acara perayaan digelar meriah dengan dentum meriam dan atraksi militer.

Perayaan ultah digelar di Lapangan Pusat Komando Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan Jumat (15/11/2013) pagi ini. Upacara perayaan ulang tahun dipimpin oleh KSAL Laksamana TNI Marsetio dengan komandan Kolonel Marinir Edi Juardi.

Usai upacara, dentuman meriam langsung menggelegar beberapa kali menandai dimulainya atraksi. Lalu berturut-turut mobil panser, tank, dan bus pengangkut pasukan masuk ke lapangan.

Mobil-mobil untuk perang itu berputar-putar di lapangan, kemudian mengeluarkan asap. Setelahnya mobil-mobil mengeluarkan asap.

Meriam kembali menggelegar. Lalu pasukan yang ada di dalam kendaraan-kendaraan perang di lapangan keluar. Mereka berbaris rapi, lalu menari.

Sambil menari, pasukan-pasukan terlatih itu menembakkan senapan ke udara. Mereka bergerak kompak.

Kemudian ada aksi terjun payung, sniper, dan marinir martial art. Aksi-aksi menarik tersebut disajikan oleh pasukan dari Yontaifib I, Yontaifib II, dan Denjaka.

Selain itu juga dipamerkan beberapa peralatan perang marinir, di antaranya adalah roket multi laras dan sea rider.

  detik  

Empat Negara Siap Kerjasama Industri Pertahanan dengan Indonesia

Korea  Hubungan kerjasama Indonesia dan Korea Selatan khususnya kerjasama di bidang pertahanan terus meningkat. Korsel melihat bahwa Indonesia tepat sebagai mitra sejajar kerjasama untuk masa kini dan masa mendatang. Untuk itu, Korsel menyatakan komitmennya dalam kerjasama dengan Indonesia khususnya di bidang industri pertahanan.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Korea Selatan Baek Seung-joo saat pertemuan bilateral dengan Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin di sela-sela Forum Seoul Defence Dialogue (SDD) 2013, Senin (11/11) di The Westin Chosun, Seoul, Korea Selatan.

Usai pertemuan tersebut, Wamenhan RI menjelaskan bahwa kedua negara sepakat untuk mengimplementasikan MoU kerjasama pertahanan yang telah ditandatangani kedua negara pada tanggal 12 Oktober 2013.

"Korsel mempelajari 40 tahun hubungan dengan Indonesia, mereka melihat bahwa Indonesia tepat sebagai mitra sejajar kerjasama untuk masa kini dan masa depan, sebaliknya Indonesia menempatkan kerjasama dengan Korea Selatan menjadi comprehensive strategic partnership”, jelas Wamenhan RI.

Lebih lanjut Wamenhan RI mengungkapkan, di bidang industri pertahanan, kedua negara berharap kerjasama strategis khususnya pembangunan kapal selam dan pesawat tempur dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun kedepan.

Selain itu,  Korsel juga menaruh perhatian terhadap peningkatan kerjasama di bidang capacity building,  sebagai contoh Korsel telah mengirimkan instruktur bahasa-nya di Pusat Bahasa Badiklat Kemhan.

Korsel berkeinginan untuk terus memelihara hubungan personal baik militer maupun pejabat pertahanan agar antara tataran kebijakan dan implementasi  memiliki presepsi yang sama, dan yang utama untuk mempersiapkan hubungan kerjasama dalam jangka panjang ke depan.

Wamenhan RI menambahkan, Indonesia dan Korsel juga sepakat untuk memperluas dan meningkatkan kerjasama pertahanan kedua negara diantaranya kerjasama di bidang cyber defence. Kesepakatan tersebut akan ditindaklanjuti dalam langkah nyata dan menekankan pentingnya hubungan kerjasama dalam jangka panjang.

Selain pertemuan bilateral dengan Wamenhan Korsel, pada SDD 2013 tersebut Wamenhan RI juga melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pejabat senior pertahanan dari negara sahabat antara lain Secretary Policy Department of Defence Australia Michael Shoebridge, Deputy Permanent Secretary for Defence Thailand Admral Polawat Sirodom, dan Deputi Menhan Brunei Darussalam Dato Paduka Haji Pustappa bin Haji Sirait.

Wamenhan RI mengungkapkan, secara terpisah pejabat senior dari  tiga negara yaitu Thailand, Brunei Darussalam, dan Australia menyatakan kesiapan negaranya untuk bekerja sama mengembangkan industri pertahanan dengan Indonesia.

Mereka menilai Indonesia mempunyai potensi memproduksi Alutsista. Industri pertahanan Indonesia dinilai sudah menunjukkan hasil nyata baik untuk Alutsista darat, laut, maupun udara.

  DMC  

Kisah Wing Garuda dalam Operasi Trikora: Baku Tembak Hingga Pendaratan Darurat

Para pilot Wing Garuda yang terlibat dalam misi tempur untuk membebaskan Irian Barat dalam Operasi Trikora memiliki risiko sama seperti para pilot pesawat militer lainnya. Dalam kondisi genting mereka bahkan harus siap baku tembak saat berada di darat. 

Ketika pemerintah RI mencanangkan Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk membebaskan Irian Barat dari kolonialisme Belanda (1962), para awak dari maskapai penerbangan Garuda juga dilibatkan. Komando Tertinggi (KOTI) Trikora membentuk Wing Garuda (WG) dan Wing Garuda 011 (WG 011) yang merupakan kekuatan bala cadangan udara untuk mendukung kekuatan AURI. Tugas utama yang dibebankan kepada WG dan WG 011 adalah melaksanakan penerbangan penyusupan, penerjunan sukarelawan dan pasukan tempur, angkutan logistik, komando Kendali udara, pelacak cuaca, angkut personel, serta SAR.

Untuk melaksanakan sejumlah misi yang cukup riskan itu, WG dan WG 011 menggunakan pesawat-pesawat transpor seperti DC-3 Dakota, C-47 Skytrain, dan ConvairB-36. Dalam setiap penerbangannya para pilot WG dan WG 011 akan menghadapi risiko dihadang oleh pesawat-pesawat tempur Belanda yang saai itu tergolong canggih, yakni MK-06 Hawker Hunter, AS-4 Firefly, P2V-7 Neptune, dan B-26 Invader. Selain sergapan pesawat tempur penerbangan rahasia WG dan WG 011 juga kerap menghadapi cuaca buruk serta radar musuh sehingga harus terbang pada ketinggian rendah (tree top) di atas kawasan hutan lebat atau perairan yang ganas siang maupun malam hari. Setelah Irian Barat diserahkan ke pangkuan RI melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) pada 1 Oktober 1962, tugas yang harus dilaksanakan WG dan WG 011 untuk membereskan Irian Barat tetap berlangsung.

Salah satu misi yang berpotensi menimbulkan konflik bersenjata adalah ketika personel WG dan WG 001 ditugaskan Panglima Tertinggi (Presiden) untuk mengambil alih perusahaan penerbangan Belanda, De Kroonduif NV yang berada di Irian Barat. Tim dari WG kemudian membentuk satu kontingen yang kurang lebih terdiri dari 40 orang yang memiliki kemampuan mengelola perusahaan penerbangan, penerbang, dan teknisi. Sebagai pimpinan kontingen ditunjuk pilot senior Captain M Syafei, yang diberi wewenang penuh untuk mengelola perusahaan penerbangan yang diambil alih beserta fasilitas pendukungnya seperti hanggar, gudang suku cadang, fasilitas pemeliharaan, hotel, dan lainnya. Captain Syafei sendiri saat ini masih hidup sehat dan berumur 83 tahun serta masih aktif mengikuti dunia penerbangan Tanah Air dan sebagai pengajar di Jurusan Teknik Penerbangan, Universitas Trisakti, Jakarta.

Kontingen yang juga dibekali kemampuan bertempur itu dilantik oleh Presiden Sukarno pada 13 Desember 1962 melalui upacara sederhana dan singkat. Perasaan bahwa misi ke Irian Barat itu merupakan misi tempur sekali jalan (one way ticket) sangat terasa ketika Bung Karno memberi perintah yang intinya berbunyi, ‘’Kibarkanlah bendera-bendera ini (Merah Putih, bendera pasukan PBB, dan bendera Garuda) pada saat ayam berkokok tanggal 1 Januari 1963’’. Para pilot kontingen yang berjumlah 14 orang tidak hanya berdebar-berdebar karena adanya perintah bertempur itu, tapi juga was-was karena harus terbang di atas wilayah Irian Barat yang belum dikenal dan di bawahnya terhampar hutan belantara yang belum banyak disentuh manusia.

Untuk menghadapi kemungkinan terburuk setiap personel kontingen dibekali pistol. Agar tidak mencolok pistol ditaruh dalam koper dan ditempatkan secara tersembunyi. Untuk penggunaan persenjataan dan kemampuan tempur para personel Wing Garuda telah mendapat latihan militer dari TNI AU dan diselengarakan selama dua minggu di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Kontingen WG diberangkatkan ke Biak dari Lapangan Terbang Kemayoran, Jakarta pada 18 Desember 1962 pukul 03.00 dini hari menggunakan pesawat Lockheed L-188 Electra. Penerbangan berjalan lancar dan kontingen pun tiba di Lapangan Terbang Mokmer, Biak dengan selamat. Kontingen kemudian menuju ke gedung perkantoran De Kroonduif NV dan di luar dugaan disambut hangat oleh staf pimpinan perusahaan, Albert Janssen. Sebagai pimpinan rombongan Captain Syafei sangat salut terhadap para staf dan pekerja Belanda yang sangat kooperatif dan mematuhi keputusan undang-undang (tentang penyerahan Irian Barat yang disahkan oleh PBB) yang sedang berlaku. ‘’Mereka sama sekali tidak menunjukkan permusuhan. Secara politik Indonesia-Belanda memang bermusuhan tapi dalam hal profesi mereka benar-benar bertanggung-jawab dan kooperatif,’’ papar Syafei.

Tugas non penerbangan

Suasana di hari pertama yang menyejukkan itu tiba-tiba berubah drastis karena salah satu anggota kontingen, Gunadi, yang sedang mengendarai mobil secara tak sengaja telah menabark seorang penduduk Irian Barat sehingga mengalami luka cukup serius. Rupanya jalan di Irian Barat yang belum dikenal dan sikap penduduk Irian Barat yang masih sembrono menjadi penyebab kecelakaan fatal itu.

Insiden kecelakaan itu jelas menjadi potensi dari penduduk lokal untuk melancarkan aksi kekerasan. Tapi Janssen yang notabene berada di pihak ‘’musuh’’ ternyata bersikap kooperatif. Dengan pendekatan secara kekeluargaan insiden kecelakaan itu dapat diselesaikan tanpa menimbulkan konflik kekerasan. Pihak De Kroonduif rupanya sangat patuh hukum dan bersedia menyerahkan sejumlah pesawat dan fasiltasnya. Pesawat dan fasilitas yang diserahkan ke kontingen antara lain dua Dakota, tiga Twin Pioneer, tiga Beaver berikut terminal laut yang berada di tepi pantai Mokmer, fasilitas pemeliharaan, gudang suku cadang, dan lainnya. Berdasar pengalaman kontingen, manajemen dan organisasi segera disusun dengan nama perusahaan Garuda Irian Barat. Para personel Kontingen harus bekerja super cepat, hanya ada waktu satu minggu karena para personel Belanda dari Kroonduif akan segera pulang ke negaranya untuk merayakan Tahun Baru dan Natal.

Tugas yang paling membingungkan bagi Kontingen adalah ketika mengurus Hotel Rift karena sama sekali tidak memiliki pengalaman. Dengan prinsip pantang mundur Kontingen akhirnya bekerja dengan cara meniru pekerjaan rutin seperti yang dilakukan oleh karyawan Belanda sebelumnya. Pekerjaan yang sangat mendebarkan adalah ketika harus melakukan pengecatan pesawat Twin Pioneer sampai jauh malam menjelang akhir tahun. Untuk melaksanakan pengecatan pesawat yang dibutuhkan kemampuan khusus dilakukan Captain Syafei dibantu satu orang yang diutus oleh Departemen Perhubungan, Agil.

Cat warna Merah Putih Biru di lambung pesawat yang melambangkan bendera Belanda harus dihapus diganti warna Merah Putih dan regristasi PK. Menjelang malam Tahun Baru pun semua pekerjaan telah selesai. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan pada acara pengibaran bendera yang dialkukan keesokan harinya, semua personel Kontingen menyiagakan diri dengan senapan serbu dan pistolnya. Keadaan menjelang malam memang makin menegang karena di sejumlah kawasan di Kota Biak terjadi tembak-menembak. Tapi aksi tembak-menembak sporadis itu ternyata tidak meluas ke Mokmer. (A Winardi)

  Angkasa 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...