Jakarta ☆ Sekoci itu digunakan untuk mendorong para imigran menjauh dari wilayah terirorial negeri itu.
Besarnya biaya pembelian sekoci terungkap dalam sebuah surat yang diletakkan di meja senat oleh Asisten Menteri Imigrasi, Michaelia Cash.
Dilansir dari harian Sydney Morning Herald (SMH), Selasa 25 Februari 2014, pemerintahan Abbott terindikasi membeli kapal sekoci penyelamat itu dengan harga lebih dari AUD 200 ribu atau Rp 2 miliar per buahnya. Sementara Fairfax Media memiliki data sejauh ini rezim Abbott sudah membeli sekitar 12 sekoci penyelamat. Tiga di antaranya telah digunakan.
Padahal sekoci-sekoci itu hanya bisa dipakai sekali saja. Sekoci ini adalah perahu boat tertutup berwarna oranye dengan pintu dan berbagai kelengkapan di dalamnya.
Data tersebut diungkap Cash sesuai dengan ketentuan yang diwajibkan oleh kelompok oposisi untuk menyampaikan dokumen itu ke hadapan Senat.
Menurut data yang dimiliki SMH, angka lebih dari AUD 200 ribu atau Rp 2 miliar sudah dilebihkan terlebih dahulu dan bukan angka asli. Pemerintah Australia membeli sekoci penyelamat itu dari sebuah perusahaan China.
Hal itu turut dibenarkan oleh juru bicara perusahaan Jiangyinshi Beihai. Kepada Fairfax Media, perusahaan ini mengaku menjual sekoci penyelamat itu seharga A$ 46 ribu atau Rp 482 juta. Harga itu belum termasuk modifikasi dan biaya pengiriman ke Australia.
Namun, menurut media Australia, seharusnya biaya pengiriman tidak diperlukan karena pejabat bea cukai Australia telah mengirimkan kapalnya, Ocean Protector, untuk menjemput sekoci penyelamat itu dari Singapura.
Proses pembelian kapal sekoci penyelamat itu pun tidak melalui proses tender. Pemerintah memilih menggunakan proses pembelian kompetitif dari sebuah perusahaan yang kerap berhubungan dengan Petugas Layanan Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai Negeri Kanguru.
Pemerintah RI baru-baru ini telah mengirimkan nota protes kepada Australia karena telah mendorong balik sekoci penyelamat itu ke perairan RI. Sebagai bentuk protes, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, telah memanggil Duta Besar Australia untuk RI, Greg Moriarty ke Gedung Kementerian Luar Negeri.
Marty mengatakan Pemerintah RI tidak dapat menerima kebijakan perlindungan perbatasan. Bahkan, Negeri Kanguru, kata Marty juga ikut melanggar komitmennya dalam konvensi pengungsi.
"Mereka seolah-olah bisa mendorong begitu saja masalahnya ke negara tetangga dan lepas tangan seolah-olah ini bukan masalah Australia," kata Marty.
Saat ditanya lebih lanjut berapa banyak total sekoci penyelamat yang sebenarnya telah dibeli Pemerintahan Abbott, Cash menolak menjelaskan dengan alasan demi keamanan.
♞ Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.