Batalyon Kavaleri 7/Panser Khusus (Sersus) lahir tahun 23 Juli 1962. Terbilang lebih muda dibandingkan sejumlah satuan-satuan kavaleri lain di lingkungan TNI AD. Oleh karena itu Yonkav 7 waktu terbentuk dibekali panser-panser eks Inggris yang tergolong baru saat itu.
M3 Stuart KNIL di Jawa Tengah |
Pada Masa itu, sejumlah pemuda menggunakan panser-panser atau mobil lapis baja hasil rampasan Jepang, Belanda dan Inggris. Walau belum terorganisasi rapi dan kuantintas kekuatan yang terbilang minim, mereka sudah berani unjuk gigi. Tepatnya saat pihak sekutu membombardir Surabaya habis-habisan pada November 1945.
Ketika Belanda angkat kaki dari Tanah air, barulah TNI melakukan penataan organisasi di lingkungannya. Termasuk kavaleri, tanggal 9 Februari 1950, Komando kavaleri TNI AD resmi terbentuk. Namanya Komando Pasukan Berlapis Baja. Kekuatannya terbagi menjadi empat Eskadron Kavaleri dengan penempatan yang menyebar di Bandung, Magelang, Palembang dan Medan. Komando Pasukan Berlapis Baja mengeporasikan ranpur eks KNIL, seperti tank M3 Stuart dan mobil lapis baja Ford Lynx.
Hanya dalam tempo empat bulan, organisasi pasukan lapis baja dimekarkan menjadi tujuh eskadron. Selain itu dibentuk juga Inspektorat Kavaleri (kemudian menjadi Pusenkav) dan Pusat Pendidikan Kavaleri yang berkedudukan di Bandung, Jawa Barat. Pemekaran dilanjutkan dengan peremajaan arsenal kavaleri TNI AD pada tahun 1956. Tipe yang diborong ada beragam. Seperti panser Ferret, Saladin, dan Saracen, semua dari Inggris. Kemudian tank AMX 13 dari Perancis hingga tank PT-76, panser BRDM, K-61 dan BTR-40 dari Rusia.
⚔ Eks Yonkav 1
Era 1960-an kembali terjadi perubahan dalam tubuh organisasi Korps Kavaleri TNI AD. Nama Batalyon Kavaleri, yang dikenal sebagai Yonkav TNI AD kembali bertambah menjadi dua batalyon, seperti Yonkav 8/Tank dan Yonkav 7/Panser (khusus pengamanan ibukota). Kedua Yonkav TNI AD diresmikan oleh Menpangad (kini KSAD) Mayjen Ahmad Yani di Tegalega. Dalam perkembangan selanjutnya Yonkav 8 di tempatkan di Pasuruan, Jawa Timur. Sementara Yonkav 7 sebagai satu elemen lapis baja pengamanan ibukota.
Sebetulnya untuk membentuk dua satuan tadi, Korps Kavaleri TNI AD berasal dari hasil gabungan Batalyon Krida Yudha Turangga I dan II. Proses ini dilakukan setelah Operasi Pagar Betis menumpas pemberontak DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat. Yonkav 7 sebetulnya berasal dari kekuatan Yonkav 1, yang sekarang menjadi Satuan lapis baja Divisi I Kostrad. Kekuatan Yonkav 7 tadinya tersebar di beberapa tempat di Ibukota serta Kompi Markasnya di Merdeka Barat. Kemudian karena ada pembangunan Monumen Nasional (Monas), kekuatan utama Yonkav 7 lalu dikumpulkan di Cijantung mulai tahun 1972.
Sebetulnya untuk membentuk dua satuan tadi, Korps Kavaleri TNI AD berasal dari hasil gabungan Batalyon Krida Yudha Turangga I dan II. Proses ini dilakukan setelah Operasi Pagar Betis menumpas pemberontak DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat. Yonkav 7 sebetulnya berasal dari kekuatan Yonkav 1, yang sekarang menjadi Satuan lapis baja Divisi I Kostrad. Kekuatan Yonkav 7 tadinya tersebar di beberapa tempat di Ibukota serta Kompi Markasnya di Merdeka Barat. Kemudian karena ada pembangunan Monumen Nasional (Monas), kekuatan utama Yonkav 7 lalu dikumpulkan di Cijantung mulai tahun 1972.
⚔ Basisnya Saracen
Panser Saracen TNI AD (Foto Ipenk 666) |
Setiap personil biasanya dididik selama tiga bulan dan diharuskan mahir menembak, komunikasi hingga pemeliharaan. Ini berfungsi jika ada yang terluka saat operasi, maka persomil lain dapat menggantikannya.
Panser-panser Inggris yang memperkuat Yonkav 7 perlahan digantikan dengan panser V-150 yang berjumlah 58 unit pada pertengahan tahun 1970. Proyek pengadaan panser asal AS ini dinamakan Proyek Gilling Wesi. Selama masa tugasnya, panser-panser asal Inggris Yonkav 7 pernah dilibatakan dalam beragam tugas, salah satunya yang menonjol, saat panser Saracen dipakai untuk mengusung jenazah tujuh Pahlawan Revolusi pasca peristiwa G30S/PKI.
- Sumber Commando, 2005 -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.