Badan Penelitian dan Pengembangan - SLT Latih 90 mm
Senjata Lawan Tank (SLT) Latih 90 mm (Foto Defense Studies) |
Sementara teknologi dikembangkan untuk melindungi prajurit dalam kendaraan lapis baja dari pengaruh yang dapat dilakukan untuk serangan lawan. Disisi lain penciptaan teknologi baru terus dikembangkan untuk melawan serangan sebuah tank mengasumsikan peran ofensif dengan menjadi lebih mobile. Selama ada tank akan ada spesisifik senjata anti-tank. Senjata Anti-tank perang berkembang sebagai tindakan balasan terhadap ancaman tank di medan pertempuran.
Senjata anti-tank yang dirancang untuk menghancurkan kendaraan tank dari posisi defensive untuk menembus kendaraan lapis baja. Senjata anti-tank dikembagkan mulai tahun 1930-an di berbagai negara. Senjata anti tank bisa mengalahkan tank dari jarak 500 m yang bersifat portabel dan mudah untuk disembunyikan. Kebanyakan efek senjata didasarkan pada efek penghancuran yang mengakibatkan perkembangan bahan peledaknya yang berbahan eksplosive tinggi dan lazim disebut High Explosive Anti Tank (HEAT). Pengaruh penghancuran ini bergantung sepenuhnya pada energi kinetik dari sebuah ledakan, bukan kecepatan putaran balistik pada kerusakan yang ditimbulkan untuk menembus lapis baja.
Pertahanan menetralisir serangan tank merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki setiap pasukan infanteri, termasuk TNI AD di medap pertempuran. Senjata lawan Tank (SLT) merupakan alat yang digunakan menjalankan kemampuan netralisir tersebut. Sampai saat ini TNI AD memiliki 5 jenis SLT peleton dan 5 jenis SLT Kompi yang tersebar di seluruh satuan infanteri dan tidak memiliki munis latihnya sehingga prajurit tidak dapat melaksanakan latihan menembak.
(Foto Audryliahepburn) |
Disamping perendam, daya kejut serta efek panas yang ditimbulkan dari pembakaran sebuah munisi dalam selongsong SLT. Dengan adanya pembuatan prototipe Senjata Lawan Tank (SLT) latih yang berkerjasama dengan pihak indutri dengan kemampuan local contens dapat dipenuhi dari dalam negeri sehingga suku cadang serta perawatan dapat dilakukan dalam negeri, maka SLT latih tersebut telah memenuhi syarat pembuatan serta penggunaan oleh pihak user.
Kebutuhan Akan SLT Latih
Dengan memperhatikan bahwa setiap batalyon mempunyai SLT peluru tajam
sebagai bekal pokok, dimana jumlah batalyon di Indonesia sekitar 200
batalyon, tentulah sangat riskan, maka kebutuhan akan SLT latih sangat
penting sekali, untuk bisa dipenuhi dan membuat prajurit andal di
lapangan.
Prototipe Senjata Lawan Tank Latih kaliber 90 mm
Produk
baru yang ditampilkan untuk matra darat diantaranya adalah Senjata
Lawan Tank dengan nama SLT Latih 64 mm dan dengan kaliber yang lebih
besar yaitu 90 mm. Demikian juga roket pertahanan 2 tingkat “Kartika”
yang mampu menjangkau sasaran darat hingga 21 km dan kecepatan hingga
2-3 mach.
Spesifikasi SLT Latih :
- Kaliber : 90 mm
- Panjang Senjata : 930 mm
- Berat Senjata : 5 kg
- Jarak Capai : ± 40 m
- Munisi Pendorong : MU 5 TJ
Kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan dengan PT Pindad.(GM)
<♆>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.