Ilustrasi F15 EX (Boeing)
Diam-diam negara tetangga Singapura menyoroti pembelian jet tempur buatan Amerika Serikat (AS) yakni Boeing F-15EX Eagle-II, oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) belum lama ini.
Indonesia telah menyelesaikan kontrak kesepakatan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) terbesar dengan AS, untuk mendatangkan 24 unit F-15EX Eagle-II, Selasa (22/08/23).
Menurut situs Kemhan RI, Indonesia telah melewati proses negosiasi yang panjang hingga akhirnya mendapat izin dari Kongres AS untuk membeli 24 jet tempur F-15EX Eagle-II.
AS dikenal sangat ketat, soal negosiasi pengajuan untuk pembelian alutsista yang berteknologi tinggi kepada negara operator yang ingin memiliki perangkat militer buatannya.
Setelah melewati proses negosiasi yang panjang, Indonesia akhirnya disetujui oleh pemerintah AS untuk mendapatkan jet tempur multiperan mutakhir F-15EX Eagle-II pada 10 Februari 2022 lalu.
Namun, proses negosiasi dengan AS terkait pengadaan F-15EX Eagle-II dapat diselesaikan pada Agustus 2023 lalu.
Di bawah pengawasan Menhan RI, Prabowo Subianto dan Pejabat Boeing, Mark Sears maka Indonesia resmi memesan 24 unit jet tempur F-15EX Eagle-II dengan kode varian khusus yakni F-15IDN.
Pembelian jet tempur multiperan generasi 4.5 tersebut, pun kemudian mendapat sorotan dari banyak pihak di dunia. Bukan cuma Singapura, tetapi Pemerintah Tiongkok.
Sebuah artikel yang dipublis situs berita Singapura berbahasa China yakni Zaobao.com.sg, disebutkan bahwa “Amerika Serikat mencoba memperkuat militer Indonesia untuk melawan China.”
Grafis spesifikasi jet tempur Boeing F-15EX Eagle-II yang dibeli Indonesia dari Amerika Serikat. (Dok/Grafis/Tandaseru)
Situs berita tersebut menuliskan judul artikel tersebut yakni, ‘Menteri Pertahanan AS: Mendukung Modernisasi Militer Indonesia’.
Menurut situs tersebut, persetujuan atas pembelian jet tempur F-15EX Eagle-II dilakukan pada saat persaingan geopolitik AS-Tiongkok yang terus meningkat di kawasan ASEAN.
Oleh karena itu, AS pun menganggap pentingnya memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan ASEAN untuk mengimbangu pengaruh geopolitik Tiongkok termasuk Indonesia.
Menhan AS, Lloyd James Austin menekankan, pentingnya modernisasi militer Indonesia dalam pertemuan dengan sesama menhan dari Indonesia.
Melansir Reuters, dilaporkan bahwa Austin menjamu Menhan Indonesia Prabowo Subianto di Pentagon, Kamis (24/08/2023) usai penandatangan kesepakatan pembelian 24 unit jet tempur F-15EX Eagle-II di markas Boeing.
Pertemuan itu diduga bermuatan politik, dan Menhan Prabowo Subianto, diperkirakan AS akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan.
Pentagon mengatakan, dalam sebuah pernyataan, bahwa kedua menteri pertahanan Indonesia-AS sepakat untuk meningkatkan kemampuan pertahanan.
Dukungan AS juga ditunjukkan dengan klaim Tiongkok atas sebagian besar Laut China Selatan, melalui klaim sembilan garis putus-putus.
Dalam petanya memotong zona ekonomi ekslusif (ZEE), dari lima negara termasuk Indonesia.
Menhan RI Prabowo Subianto dan rombongan foto bersama pihak Boeing Company dengan latar belakang jet tempur F-15EX Eagle-II. (Dok/Kemhan-RI)
Dari pertemuan itu, Menhan Indonesia dan AS sepakat untuk berkomitmen menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan dengan menjaga tatanan ASEAN yang terbuka, inklusif, dan berbasis aturan.
Menhan AS Llyod Austin dan Prabowo juga mengatakan klaim Tiongkok di Laut Cina Selatan “tidak konsisten dengan hukum internasional,” menurut pernyataan Pentagon.
Seperti diketahui, konflik terbuka masih terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Sementara tensi di kawasan Indo Pasifik, juga memanas sebagai dampak uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara.
Kemudian tensi keamanan juga terus bereskalasi di Laut China Selatan, antara negara-negara ASEAN terhadap China sebagai dampak saling klaim kedaulatan atas wilayah laut yang strategis tersebut, serta memanasnya tensi antara Taiwan dan China.
Jet tempur F-15EX Eagle-II adalah versi paling mutakhir dari pesawat F-15 yang pernah dibuat oleh Boeing Amerika Serikat.
Jet tempur tipe ini memiliki fitur kontrol penerbangan digital fly-by-wire, sistem peperangan elektronik, kockpit kaca digital, serta kemampuan perangkat lunak terkini.
Spesifikasi lainnya, F-15EX memiliki kapasitas angkutnya mencapai 13,3 ton hingga memungkinkan jet tempur ini mengintegrasikan berbagai senjata, mulai dari rudal udara ke udara (air-to-air missile), rudal serang darat (air-to-ground missile), hingga bom pintar.
Dengan keseluruhan perangkat tempur ini, F-15EX menjadi alutsista yang multi-misi superioritas udara, pertahanan darat, dan pengamanan wilayah laut.
Maka pantaslah jika Menhan Prabowo mengatakan, bahwa pesawat tempur ini akan melindungi dan mengamankan wilayah Indonesia dengan kemampuan mutakhirnya.
Diam-diam negara tetangga Singapura menyoroti pembelian jet tempur buatan Amerika Serikat (AS) yakni Boeing F-15EX Eagle-II, oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) belum lama ini.
Indonesia telah menyelesaikan kontrak kesepakatan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) terbesar dengan AS, untuk mendatangkan 24 unit F-15EX Eagle-II, Selasa (22/08/23).
Menurut situs Kemhan RI, Indonesia telah melewati proses negosiasi yang panjang hingga akhirnya mendapat izin dari Kongres AS untuk membeli 24 jet tempur F-15EX Eagle-II.
AS dikenal sangat ketat, soal negosiasi pengajuan untuk pembelian alutsista yang berteknologi tinggi kepada negara operator yang ingin memiliki perangkat militer buatannya.
Setelah melewati proses negosiasi yang panjang, Indonesia akhirnya disetujui oleh pemerintah AS untuk mendapatkan jet tempur multiperan mutakhir F-15EX Eagle-II pada 10 Februari 2022 lalu.
Namun, proses negosiasi dengan AS terkait pengadaan F-15EX Eagle-II dapat diselesaikan pada Agustus 2023 lalu.
Di bawah pengawasan Menhan RI, Prabowo Subianto dan Pejabat Boeing, Mark Sears maka Indonesia resmi memesan 24 unit jet tempur F-15EX Eagle-II dengan kode varian khusus yakni F-15IDN.
Pembelian jet tempur multiperan generasi 4.5 tersebut, pun kemudian mendapat sorotan dari banyak pihak di dunia. Bukan cuma Singapura, tetapi Pemerintah Tiongkok.
Sebuah artikel yang dipublis situs berita Singapura berbahasa China yakni Zaobao.com.sg, disebutkan bahwa “Amerika Serikat mencoba memperkuat militer Indonesia untuk melawan China.”
Grafis spesifikasi jet tempur Boeing F-15EX Eagle-II yang dibeli Indonesia dari Amerika Serikat. (Dok/Grafis/Tandaseru)
Situs berita tersebut menuliskan judul artikel tersebut yakni, ‘Menteri Pertahanan AS: Mendukung Modernisasi Militer Indonesia’.
Menurut situs tersebut, persetujuan atas pembelian jet tempur F-15EX Eagle-II dilakukan pada saat persaingan geopolitik AS-Tiongkok yang terus meningkat di kawasan ASEAN.
Oleh karena itu, AS pun menganggap pentingnya memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan ASEAN untuk mengimbangu pengaruh geopolitik Tiongkok termasuk Indonesia.
Menhan AS, Lloyd James Austin menekankan, pentingnya modernisasi militer Indonesia dalam pertemuan dengan sesama menhan dari Indonesia.
Melansir Reuters, dilaporkan bahwa Austin menjamu Menhan Indonesia Prabowo Subianto di Pentagon, Kamis (24/08/2023) usai penandatangan kesepakatan pembelian 24 unit jet tempur F-15EX Eagle-II di markas Boeing.
Pertemuan itu diduga bermuatan politik, dan Menhan Prabowo Subianto, diperkirakan AS akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan.
Pentagon mengatakan, dalam sebuah pernyataan, bahwa kedua menteri pertahanan Indonesia-AS sepakat untuk meningkatkan kemampuan pertahanan.
Dukungan AS juga ditunjukkan dengan klaim Tiongkok atas sebagian besar Laut China Selatan, melalui klaim sembilan garis putus-putus.
Dalam petanya memotong zona ekonomi ekslusif (ZEE), dari lima negara termasuk Indonesia.
Menhan RI Prabowo Subianto dan rombongan foto bersama pihak Boeing Company dengan latar belakang jet tempur F-15EX Eagle-II. (Dok/Kemhan-RI)
Dari pertemuan itu, Menhan Indonesia dan AS sepakat untuk berkomitmen menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan dengan menjaga tatanan ASEAN yang terbuka, inklusif, dan berbasis aturan.
Menhan AS Llyod Austin dan Prabowo juga mengatakan klaim Tiongkok di Laut Cina Selatan “tidak konsisten dengan hukum internasional,” menurut pernyataan Pentagon.
Seperti diketahui, konflik terbuka masih terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Sementara tensi di kawasan Indo Pasifik, juga memanas sebagai dampak uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara.
Kemudian tensi keamanan juga terus bereskalasi di Laut China Selatan, antara negara-negara ASEAN terhadap China sebagai dampak saling klaim kedaulatan atas wilayah laut yang strategis tersebut, serta memanasnya tensi antara Taiwan dan China.
Jet tempur F-15EX Eagle-II adalah versi paling mutakhir dari pesawat F-15 yang pernah dibuat oleh Boeing Amerika Serikat.
Jet tempur tipe ini memiliki fitur kontrol penerbangan digital fly-by-wire, sistem peperangan elektronik, kockpit kaca digital, serta kemampuan perangkat lunak terkini.
Spesifikasi lainnya, F-15EX memiliki kapasitas angkutnya mencapai 13,3 ton hingga memungkinkan jet tempur ini mengintegrasikan berbagai senjata, mulai dari rudal udara ke udara (air-to-air missile), rudal serang darat (air-to-ground missile), hingga bom pintar.
Dengan keseluruhan perangkat tempur ini, F-15EX menjadi alutsista yang multi-misi superioritas udara, pertahanan darat, dan pengamanan wilayah laut.
Maka pantaslah jika Menhan Prabowo mengatakan, bahwa pesawat tempur ini akan melindungi dan mengamankan wilayah Indonesia dengan kemampuan mutakhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.