Menunggu persetujuan Rusia
Rudal jelajah supersonik bersama India-Rusia, BrahMos (Morung Express)
India dan Indonesia dilaporkan segera memfinalisasikan sebuah kesepakatan pertahanan pembelian rudal jelajah supersonik BrahMos. Menurut laporan India Today mengutip sejumlah sumber pertahanan di India, kesepakatan itu masih menunggu persetujuan dari Rusia.
Menurut sejumlah pejabat, semua negosiasi dan pembicaraan antara New Delhi dan Jakarta telah rampung, dan kesepakatan langsung ditandagangani begitu Rusia memberikan persetujuan. Jika disetujui, kesepakatan ini akan menjadi tonggak signifikan bagi ambisi ekspor alat pertahanan India, khususnya peningkatan kemampuan ekspor teknologi militer canggih ke negara mitra strategis.
Sebelumnya pada April 2023, India telah berhasil mengamankan pengadaan BrahMos oleh pemerintah Filipina senilai 375 juta dolar AS, di mana menurut kesepakatan itu, Manila akan menerima tiga baterai rudal. Sistem rudal BrahMos, dengan jarak jelajah hingga 290 kilometer dan kecepatan hingga Mach 2,8, menebalkan kemampuan pertahanan laut Filipina.
Ketertarikan Indonesia untuk membeli rudal BrahMos sejalan dengan upaya memodernisasi pertahanan dan tujuan keamanan kawasan. Potensi kesepakatan juga diperkiarakan akan memperkuat hubungan bilateral, khususnya setelah Indonesia bergabung dengan kelompok BRICS pada Januari 2024.
Dikembangkan bersama oleh Organisasi Pengembangan dan Penelitian Pertahanan India (DRDO) dan Mashinostroyenia Rusia, rudal BrahMos di antara rudal supersonic tercepat di dunia. Dikenal akan presisinya, kecepatan, dan kemampuang untuk diluncurkan dari pangkalan darat, laut dan udara, sistem rudal BrahMos telah menarik ketertarikan dari negara-negara Asia Tenggara di tengah berkembangkan dinamika geopolitik.
Pada pekan lalu, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Donny Ermawan Taufanto menyatakan Indonesia belum membeli rudal jelajah supersonik BrahMos produksi India hingga saat ini. Meski begitu, Donny mengakui pembahasan terkait BrahMos ikut dibincangkan ketika Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Kepala Staf Pertahanan Angkatan Bersenjata (CDS) India Jenderal Anil Chauhan pada Selasa pekan lalu.
“Oh, belum,” kata Donny di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, saat jumpa pers usai pertemuan dimaksud.
Dalam pertemuan itu, menurut Donny, CDS India Jenderal Anil menyampaikan bahwa rudal BrahMos telah digunakan untuk operasi berbagai, baik ground-to-ground, ground-to-sea, ataupun air-to-ground.
“Mereka (India) juga sudah memodifikasi (pesawat) Sukhoi mereka (untuk) bisa membawa BrahMos, tapi kita masih belum ada kontrak dengan India untuk BrahMos,” imbuh Wamenhan.
Selain itu, Donny menyebut Jenderal Anil sempat menawarkan untuk memodifikasi Sukhoi milik RI agar dilengkapi dengan rudal BrahMos. Namun, hal itu belum bisa direalisasikan lantaran belum ada kontrak resmi terkait BrahMos antara Indonesia dan India.
“Tadi memang ditawarkan untuk bisa memodifikasi Sukhoi kita untuk bisa membawa BrahMos, ya, tapi kan kita sendiri belum, untuk membeli BrahMos juga belum,” tuturnya menjelaskan.
India sejatinya telah menjajaki peluang kolaborasi teknologi rudal BrahMos dengan RI saat Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) India Laksamana Dinesh K. Tripathi melakukan lawatan ke Jakarta pada Desember 2024. Dalam lawatan itu, Laksamana Tripathi, salah satunya, menemui KSAL RI Laksamana TNI Muhammad Ali di Markas Besar TNI AL, Cilangkap.
Laksamana Ali menjelaskan peluang kolaborasi teknologi pertahanan, termasuk perihal rudal BrahMos, memang menjadi salah satu topik diskusi dalam pertemuannya dengan Tripathi.
Walaupun demikian, Ali enggan berkomentar banyak, terutama terkait kemungkinan adanya rencana pembelian rudal BrahMos, karena urusan pengadaan alutsista menjadi kewenangan Kementerian Pertahanan.
"Untuk masalah alutsista terkait dengan rudal BrahMos, memang ini menjadi salah satu opsi, kemungkinan. Kami masih meninjau apakah itu yang akan dipilih oleh Kementerian Pertahanan, tetapi nanti semuanya Kementerian Pertahanan yang mengatur," kata KSAL di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Rudal jelajah supersonik bersama India-Rusia, BrahMos (Morung Express) India dan Indonesia dilaporkan segera memfinalisasikan sebuah kesepakatan pertahanan pembelian rudal jelajah supersonik BrahMos. Menurut laporan India Today mengutip sejumlah sumber pertahanan di India, kesepakatan itu masih menunggu persetujuan dari Rusia.
Menurut sejumlah pejabat, semua negosiasi dan pembicaraan antara New Delhi dan Jakarta telah rampung, dan kesepakatan langsung ditandagangani begitu Rusia memberikan persetujuan. Jika disetujui, kesepakatan ini akan menjadi tonggak signifikan bagi ambisi ekspor alat pertahanan India, khususnya peningkatan kemampuan ekspor teknologi militer canggih ke negara mitra strategis.
Sebelumnya pada April 2023, India telah berhasil mengamankan pengadaan BrahMos oleh pemerintah Filipina senilai 375 juta dolar AS, di mana menurut kesepakatan itu, Manila akan menerima tiga baterai rudal. Sistem rudal BrahMos, dengan jarak jelajah hingga 290 kilometer dan kecepatan hingga Mach 2,8, menebalkan kemampuan pertahanan laut Filipina.
Ketertarikan Indonesia untuk membeli rudal BrahMos sejalan dengan upaya memodernisasi pertahanan dan tujuan keamanan kawasan. Potensi kesepakatan juga diperkiarakan akan memperkuat hubungan bilateral, khususnya setelah Indonesia bergabung dengan kelompok BRICS pada Januari 2024.
Dikembangkan bersama oleh Organisasi Pengembangan dan Penelitian Pertahanan India (DRDO) dan Mashinostroyenia Rusia, rudal BrahMos di antara rudal supersonic tercepat di dunia. Dikenal akan presisinya, kecepatan, dan kemampuang untuk diluncurkan dari pangkalan darat, laut dan udara, sistem rudal BrahMos telah menarik ketertarikan dari negara-negara Asia Tenggara di tengah berkembangkan dinamika geopolitik.
Pada pekan lalu, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Donny Ermawan Taufanto menyatakan Indonesia belum membeli rudal jelajah supersonik BrahMos produksi India hingga saat ini. Meski begitu, Donny mengakui pembahasan terkait BrahMos ikut dibincangkan ketika Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Kepala Staf Pertahanan Angkatan Bersenjata (CDS) India Jenderal Anil Chauhan pada Selasa pekan lalu.
“Oh, belum,” kata Donny di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, saat jumpa pers usai pertemuan dimaksud.
Dalam pertemuan itu, menurut Donny, CDS India Jenderal Anil menyampaikan bahwa rudal BrahMos telah digunakan untuk operasi berbagai, baik ground-to-ground, ground-to-sea, ataupun air-to-ground.
“Mereka (India) juga sudah memodifikasi (pesawat) Sukhoi mereka (untuk) bisa membawa BrahMos, tapi kita masih belum ada kontrak dengan India untuk BrahMos,” imbuh Wamenhan.
Selain itu, Donny menyebut Jenderal Anil sempat menawarkan untuk memodifikasi Sukhoi milik RI agar dilengkapi dengan rudal BrahMos. Namun, hal itu belum bisa direalisasikan lantaran belum ada kontrak resmi terkait BrahMos antara Indonesia dan India.
“Tadi memang ditawarkan untuk bisa memodifikasi Sukhoi kita untuk bisa membawa BrahMos, ya, tapi kan kita sendiri belum, untuk membeli BrahMos juga belum,” tuturnya menjelaskan.
India sejatinya telah menjajaki peluang kolaborasi teknologi rudal BrahMos dengan RI saat Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) India Laksamana Dinesh K. Tripathi melakukan lawatan ke Jakarta pada Desember 2024. Dalam lawatan itu, Laksamana Tripathi, salah satunya, menemui KSAL RI Laksamana TNI Muhammad Ali di Markas Besar TNI AL, Cilangkap.
Laksamana Ali menjelaskan peluang kolaborasi teknologi pertahanan, termasuk perihal rudal BrahMos, memang menjadi salah satu topik diskusi dalam pertemuannya dengan Tripathi.
Walaupun demikian, Ali enggan berkomentar banyak, terutama terkait kemungkinan adanya rencana pembelian rudal BrahMos, karena urusan pengadaan alutsista menjadi kewenangan Kementerian Pertahanan.
"Untuk masalah alutsista terkait dengan rudal BrahMos, memang ini menjadi salah satu opsi, kemungkinan. Kami masih meninjau apakah itu yang akan dipilih oleh Kementerian Pertahanan, tetapi nanti semuanya Kementerian Pertahanan yang mengatur," kata KSAL di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.