Karimun,
Kepulauan Riau (ANTARA News) - Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro,
meninjau lahan untuk keperluan pembangunan markas batalion dan
pangkalan Marinir TNI-AL, di Tanjung Sebatak, Kecamatan Tebing,
Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat.
Yusgiantoro dan rombongan mendarat di Bandar Udara Sei Bati, Tebing, Jumat pagi, setelah terbang memakai helikopter TNI-AL.
Dia didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo, Wakil Kepala Staf TNI-AL, Laksamana Madya TNI Marsetio, Panglima Komando Armada Indonesia Kawasan Barat, Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, dan Komandan Korps Marinir TNI-AL, Mayor Jenderal TNI Marinir M Alfan Baharudin.
Bupati Karimun, Nurdin Basirun, turut serta dalam tinjauan itu, juga Komandan Pangkalan TNI-AL (Lanal) Tanjung Balai Karimun Letkol (P) Sawa, dan Kapolres Karimun, AKBP Benyamin Sapta.
"Tadi saya sudah melihat lahan di Sebatak dan akan dikaji kelayakannya untuk pembangunan batalyon dan pangkalan marinir," kata Yusgiantoro.
"Ada tiga atau empat titik, tadi juga Bupati juga mengusulkan satu lahan lagi, namun agak jauh dari laut. Sedangkan pangkalan marinir tentu harus dekat dengan laut. Namun demikian, kita akan kaji mana yang tepat untuk itu," ucapnya.
Mengenai luas lahan yang dibutuhkan, Menhan mengatakan sekitar 20 hektare.
"Luas lahan di Tanjung Sebatak memang hanya 4 hektare, tapi Bupati bilang tak ada masalah, bisa ditambah," ucapnya.
Dia mengatakan pembangunan pangkalan marinir merupakan salah satu upaya untuk memperkuat pertahanan di daerah perbatasan, di antaranya khusus untuk angkatan laut.
"Kita terus membaca kekuatan kita di perbatasan, tentunya juga bertujuan untuk mengamankan pulau-pulau terluar. Sekarang dan dalam dua hari ini kami akan terus mengumpulkan data, kita kaji mana yang layak untuk seterusnya kita laporkan kepada Presiden," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Karimun Nurdin Basirun menyambut baik rencana pembangunan pangkalan marinir di Tanjung Sebatak karena Karimun sebagai daerah yang berbatasan dengan Singapura, Malaysia dan Selat Malaka membutuhkan pertahanan yang kuat.
"Memang kebijakan pembangunan di daerah perbatasan harus diperkuat dalam segala aspek, baik ekonomi, sosial budaya dan pertahanan. Ini porsi beliaulah (Menhan) untuk meninjau dan menentukan langkah-langkah untuk memperkuat pertahanan. Apalagi, Karimun merupakan daerah investasi yang tentunya harus didukung rasa aman dan nyaman," katanya.
Baharudin mengatakan, batalion dan pangkalan Marinir TNI-AL yang nanti dibangun akan dilengkapi dengan peralatan tempur seperti artileri, roket dan perahu tempur.
"Batalyon marinir yang akan dibangun ini cukup besar, kekuatan pasukan sekitar 700 personel dan dipimpin seorang perwira berpangkat letnan kolonel," ucapnya. (*)
Yusgiantoro dan rombongan mendarat di Bandar Udara Sei Bati, Tebing, Jumat pagi, setelah terbang memakai helikopter TNI-AL.
Dia didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo, Wakil Kepala Staf TNI-AL, Laksamana Madya TNI Marsetio, Panglima Komando Armada Indonesia Kawasan Barat, Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, dan Komandan Korps Marinir TNI-AL, Mayor Jenderal TNI Marinir M Alfan Baharudin.
Bupati Karimun, Nurdin Basirun, turut serta dalam tinjauan itu, juga Komandan Pangkalan TNI-AL (Lanal) Tanjung Balai Karimun Letkol (P) Sawa, dan Kapolres Karimun, AKBP Benyamin Sapta.
"Tadi saya sudah melihat lahan di Sebatak dan akan dikaji kelayakannya untuk pembangunan batalyon dan pangkalan marinir," kata Yusgiantoro.
"Ada tiga atau empat titik, tadi juga Bupati juga mengusulkan satu lahan lagi, namun agak jauh dari laut. Sedangkan pangkalan marinir tentu harus dekat dengan laut. Namun demikian, kita akan kaji mana yang tepat untuk itu," ucapnya.
Mengenai luas lahan yang dibutuhkan, Menhan mengatakan sekitar 20 hektare.
"Luas lahan di Tanjung Sebatak memang hanya 4 hektare, tapi Bupati bilang tak ada masalah, bisa ditambah," ucapnya.
Dia mengatakan pembangunan pangkalan marinir merupakan salah satu upaya untuk memperkuat pertahanan di daerah perbatasan, di antaranya khusus untuk angkatan laut.
"Kita terus membaca kekuatan kita di perbatasan, tentunya juga bertujuan untuk mengamankan pulau-pulau terluar. Sekarang dan dalam dua hari ini kami akan terus mengumpulkan data, kita kaji mana yang layak untuk seterusnya kita laporkan kepada Presiden," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Karimun Nurdin Basirun menyambut baik rencana pembangunan pangkalan marinir di Tanjung Sebatak karena Karimun sebagai daerah yang berbatasan dengan Singapura, Malaysia dan Selat Malaka membutuhkan pertahanan yang kuat.
"Memang kebijakan pembangunan di daerah perbatasan harus diperkuat dalam segala aspek, baik ekonomi, sosial budaya dan pertahanan. Ini porsi beliaulah (Menhan) untuk meninjau dan menentukan langkah-langkah untuk memperkuat pertahanan. Apalagi, Karimun merupakan daerah investasi yang tentunya harus didukung rasa aman dan nyaman," katanya.
Baharudin mengatakan, batalion dan pangkalan Marinir TNI-AL yang nanti dibangun akan dilengkapi dengan peralatan tempur seperti artileri, roket dan perahu tempur.
"Batalyon marinir yang akan dibangun ini cukup besar, kekuatan pasukan sekitar 700 personel dan dipimpin seorang perwira berpangkat letnan kolonel," ucapnya. (*)
Menhan Tinjau Lokasi Mako Batalyon 10 Marinir
Menteri pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro didampingi sejumlah petinggi
TNI melihat kawasan Barelang dari atas jembatan Tengku Fisabilillah,
Kamis (3/5). (Foto: Noviwandra)
4 Mei 2012, Galang : Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro beserta sejumlah petinggi Angkatan Laut Mabes meninjau lokasi pembangunan Markas Komando (Mako) Batalyon 10 Angkatan Laut (AL) Marinir di Pulau Galang, Kamis (3/5).
Menhan tiba di Bandara Hang Nadim Batam sekitar pukul 16.00 WIB. Rombongan disambut Danguskamla, Danlantamal Tanjungpinang, Korem 033/WP, Danlanal Batam dan Dandim Batam. Usai istirahat di ruangan VVIV Bandara, Menhan beserta rombongan berangkat menuju Pulau Galang.
Di Galang, selain melihat lokasi pembangunan Mako Batalyon 10, rombongan Menhan juga sempat berhenti di Jembatan 5. Di situ, Danlantamal Tanjungpinang memberi penjelasan tentang peta lokasi wilayah Kepri yang berdekatan dengan negara Singapura dan Malaysia.
Kemudian, rombongan bergerak menuju lokasi pengungsian Kamp Vietnam. Informasinya, Menhan akan menuju Pulau Nipah, Jumat (4/5) ini dengan menggunakan helikopter milik Angkatan Laut. Sedangkan untuk rombongan yang lain, dari Batam akan menuju Karimun untuk kemudian berlayar menuju ke Pulau Nipah menggunakan kapal. Selain Menhan, Menteri Kelautan dan Perikanan dikabarkan juga akan ikut dalam rombongan.
4 Mei 2012, Galang : Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro beserta sejumlah petinggi Angkatan Laut Mabes meninjau lokasi pembangunan Markas Komando (Mako) Batalyon 10 Angkatan Laut (AL) Marinir di Pulau Galang, Kamis (3/5).
Menhan tiba di Bandara Hang Nadim Batam sekitar pukul 16.00 WIB. Rombongan disambut Danguskamla, Danlantamal Tanjungpinang, Korem 033/WP, Danlanal Batam dan Dandim Batam. Usai istirahat di ruangan VVIV Bandara, Menhan beserta rombongan berangkat menuju Pulau Galang.
Di Galang, selain melihat lokasi pembangunan Mako Batalyon 10, rombongan Menhan juga sempat berhenti di Jembatan 5. Di situ, Danlantamal Tanjungpinang memberi penjelasan tentang peta lokasi wilayah Kepri yang berdekatan dengan negara Singapura dan Malaysia.
Kemudian, rombongan bergerak menuju lokasi pengungsian Kamp Vietnam. Informasinya, Menhan akan menuju Pulau Nipah, Jumat (4/5) ini dengan menggunakan helikopter milik Angkatan Laut. Sedangkan untuk rombongan yang lain, dari Batam akan menuju Karimun untuk kemudian berlayar menuju ke Pulau Nipah menggunakan kapal. Selain Menhan, Menteri Kelautan dan Perikanan dikabarkan juga akan ikut dalam rombongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.