Posisi tawar Prancis di kancah internasional dan politik luar negerinya yang relatif lebih netral dibandingkan dengan negara Eropa membuat Prancis menjadi satu pilihan sumber pengadaan alutsista bagi Indonesia. Rafale [Dassault] ☆
Indonesia memastikan akan mendatangkan 6 dari total 42 pesawat jet tempur buatan Prancis Rafale, setelah Menhan Prabowo mengumumkannya pekan lalu. Hal ini sekaligus menjawab banyak pertanyaan mengenai teka-teki pembelian jet tempur RI, pasalnya Prabowo telah melakukan kunjungan ke banyak negara.
Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya TNI Donny Ermawan Taufanto mengungkapkan bahwa alasan pemilihan Rafale Prancis memiliki dasar kuat, salah satunya faktor arah politik Indonesia di dunia internasional.
"Terkait sumber pengadaan alutsista, politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif mengharuskan Indonesia untuk tidak mengikatkan diri secara apriori pada kekuatan dunia manapun. politik bebas aktif ini tercermin pada kebijakan pengadaan alutsista saat ini yang tidak berasal dari satu negara atau satu blok saja," katanya dalam Diskusi Menyongsong Pesawat Rafale yang diadakan Pusat Studi Air Power Indonesia, dikutip Jumat (18/2/22).
Pertimbangan geopolitik, geostrategi juga menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam pengadaan alutsista, selain pertimbangan faktor teknis. Karenanya, pemilihan Rafale ini sudah melalui pertimbangan yang matang, termasuk menyisihkan pengadaan alutsista dari negara adidaya lainnya.
"Di tengah kesulitan untuk mendapatkan alutsista dari Rusia, Prancis merupakan salah satu sumber pengadaan alutsista yang layak untuk dipertimbangkan," ujar Donny.
Hubungan Indonesia-Prancis yang relatif tidak banyak mengalami pasang surut juga menjadi faktor yang dipertimbangkan. Posisi tawar Prancis di kancah internasional dan politik luar negerinya yang relatif lebih netral dibandingkan dengan negara Eropa membuat Prancis menjadi satu pilihan sumber pengadaan alutsista bagi Indonesia.
"Produk industri pertahanan Perancis juga nggak kalah dibandingkan dengan produk AS dan negara Eropa lainnya, bahkan kandungan lokal dalam negeri Perancis di produk alutsista sangat tinggi," ujar Donny. (dce/dce)
Indonesia memastikan akan mendatangkan 6 dari total 42 pesawat jet tempur buatan Prancis Rafale, setelah Menhan Prabowo mengumumkannya pekan lalu. Hal ini sekaligus menjawab banyak pertanyaan mengenai teka-teki pembelian jet tempur RI, pasalnya Prabowo telah melakukan kunjungan ke banyak negara.
Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya TNI Donny Ermawan Taufanto mengungkapkan bahwa alasan pemilihan Rafale Prancis memiliki dasar kuat, salah satunya faktor arah politik Indonesia di dunia internasional.
"Terkait sumber pengadaan alutsista, politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif mengharuskan Indonesia untuk tidak mengikatkan diri secara apriori pada kekuatan dunia manapun. politik bebas aktif ini tercermin pada kebijakan pengadaan alutsista saat ini yang tidak berasal dari satu negara atau satu blok saja," katanya dalam Diskusi Menyongsong Pesawat Rafale yang diadakan Pusat Studi Air Power Indonesia, dikutip Jumat (18/2/22).
Pertimbangan geopolitik, geostrategi juga menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam pengadaan alutsista, selain pertimbangan faktor teknis. Karenanya, pemilihan Rafale ini sudah melalui pertimbangan yang matang, termasuk menyisihkan pengadaan alutsista dari negara adidaya lainnya.
"Di tengah kesulitan untuk mendapatkan alutsista dari Rusia, Prancis merupakan salah satu sumber pengadaan alutsista yang layak untuk dipertimbangkan," ujar Donny.
Hubungan Indonesia-Prancis yang relatif tidak banyak mengalami pasang surut juga menjadi faktor yang dipertimbangkan. Posisi tawar Prancis di kancah internasional dan politik luar negerinya yang relatif lebih netral dibandingkan dengan negara Eropa membuat Prancis menjadi satu pilihan sumber pengadaan alutsista bagi Indonesia.
"Produk industri pertahanan Perancis juga nggak kalah dibandingkan dengan produk AS dan negara Eropa lainnya, bahkan kandungan lokal dalam negeri Perancis di produk alutsista sangat tinggi," ujar Donny. (dce/dce)
★ CNBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.