PAL Indonesia akan membangun dua unit kapal selam Scorpene Evolved di Surabaya. (Naval Group)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengharapkan pembangunan kapal selam Scorpene Evolved di galangan PT PAL Indonesia akan mencapai lebih dari 50 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“(Semoga) lebih dari 50 persen, karena dibangun dari awal di dalam negeri (PT PAL), tapi kita masih dibantu oleh pihak luar dalam hal ini Naval Group, Prancis untuk membangun Scorpene Evolved dari awal,” ujar Ali di Jakarta, Selasa (14/5).
Oleh karena itu, Ali mengharapkan kontrak pengadaan dua unit Scorpene Evolved antara Kementerian Pertahanan (Kemhan), PT PAL, dan Naval Group, pada Maret 2024 lalu segera mencapai status efektif dan bisa langsung dikerjakan untuk pembangunan kapal pertama di Surabaya.
“Harapannya bisa langsung dikerjakan dan mulai dari kapal pertama akan dibangun di PT PAL. Pihak Naval Group juga sudah bersedia untuk membangun kapal selam dari awal di PT PAL dan ini memakan waktu yang cukup lama,” jelasnya.
“Yang penting nanti dari industri perkapalan kita, PT PAL harus menyiapkan sumber daya manusianya untuk bisa membangun kapal selam di negaranya sendiri dari awal,” imbuh Ali.
Sementara PT PAL mengungkapkan telah menggandeng dua mitra strategis, yaitu Syncrolift Amerika Serikat dan PT PP (Persero) untuk melengkapi fasilita infrastruktur pembangunan kapal selam Scorpene Evolved, di antaranya adalah shiplift dan dermaga.
CMO PT PAL Willgo Zainar menjelaskan fasilitas shiplift dan dermaga yang akan dibangun merupakan bagian dari infrastruktur utama untuk mendukung proses operasional bisnis PT PAL, khususnya pembangunan dan pemeliharaan kapal selam.
Teknologi yang digunakan pada shiplift ini tergolong modern, seperti kemampuan normal lifting capacity 6000 ton hingga maximum lifting capacity 9240 ton, transfer system total capacity 3690 ton dengan dimensi panjang platform 100 meter dilengkapi penggerak electrical motor dan tersertifikasi oleh Lloyds Register.
Nantinya, pembuatan platform shiplift dibuat secara mandiri dan sepenuhnya dibangun oleh PT PAL. Hal ini selaras dengan fokus pemerintah terhadap kemandirian maka penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk.
“Kerja sama strategis ini akan menjadi catatan sejarah bagi industri pertahanan dalam upaya pemenuhan fasilitas industri untuk meningkatkan kapabilitas bidang pembangunan dan pemeliharaan kapal selam,” kata Willgo.
Adapun kapal selam Scorpene Evolved yang akan dimiliki oleh Indonesia ini memiliki panjang 71 meter dengan kecepatan maksimum 20 knot dengan persenjataan torpedo Black Shark, missile SM 39 serta dapat disematkan torpedo F21 dan dilengkapi non-akustik sensor dan sistem komunikasi.
Selain itu, Scorpene Evolved yang mampu menyelam hingga kedalaman 300 m laut ini juga mempunyai kemampuan indiscretion sekitar 4,5 persen untuk tidak terdeteksi musuh saat beroperasi di bawah air. Dengan teknologi Full Lithium-Ion Battery, kapal selam ini unggul dalam hal daya tahan dan kinerja untuk misi jangka panjang dan menjaga keberlanjutan operasional di laut.
Scorpene Evolved ini juga dilengkapi teknologi Acoustic Discretion Technology for Minimising Radiated Noise dan Planar Array, yaitu jenis antena di lingkungan laut yang dapat mendeteksi dan menganalisis informasi dengan lebih akurat dan cepat untuk respon yang lebih efisien terhadap situasi di lapangan. (at)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengharapkan pembangunan kapal selam Scorpene Evolved di galangan PT PAL Indonesia akan mencapai lebih dari 50 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“(Semoga) lebih dari 50 persen, karena dibangun dari awal di dalam negeri (PT PAL), tapi kita masih dibantu oleh pihak luar dalam hal ini Naval Group, Prancis untuk membangun Scorpene Evolved dari awal,” ujar Ali di Jakarta, Selasa (14/5).
Oleh karena itu, Ali mengharapkan kontrak pengadaan dua unit Scorpene Evolved antara Kementerian Pertahanan (Kemhan), PT PAL, dan Naval Group, pada Maret 2024 lalu segera mencapai status efektif dan bisa langsung dikerjakan untuk pembangunan kapal pertama di Surabaya.
“Harapannya bisa langsung dikerjakan dan mulai dari kapal pertama akan dibangun di PT PAL. Pihak Naval Group juga sudah bersedia untuk membangun kapal selam dari awal di PT PAL dan ini memakan waktu yang cukup lama,” jelasnya.
“Yang penting nanti dari industri perkapalan kita, PT PAL harus menyiapkan sumber daya manusianya untuk bisa membangun kapal selam di negaranya sendiri dari awal,” imbuh Ali.
Sementara PT PAL mengungkapkan telah menggandeng dua mitra strategis, yaitu Syncrolift Amerika Serikat dan PT PP (Persero) untuk melengkapi fasilita infrastruktur pembangunan kapal selam Scorpene Evolved, di antaranya adalah shiplift dan dermaga.
CMO PT PAL Willgo Zainar menjelaskan fasilitas shiplift dan dermaga yang akan dibangun merupakan bagian dari infrastruktur utama untuk mendukung proses operasional bisnis PT PAL, khususnya pembangunan dan pemeliharaan kapal selam.
Teknologi yang digunakan pada shiplift ini tergolong modern, seperti kemampuan normal lifting capacity 6000 ton hingga maximum lifting capacity 9240 ton, transfer system total capacity 3690 ton dengan dimensi panjang platform 100 meter dilengkapi penggerak electrical motor dan tersertifikasi oleh Lloyds Register.
Nantinya, pembuatan platform shiplift dibuat secara mandiri dan sepenuhnya dibangun oleh PT PAL. Hal ini selaras dengan fokus pemerintah terhadap kemandirian maka penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk.
“Kerja sama strategis ini akan menjadi catatan sejarah bagi industri pertahanan dalam upaya pemenuhan fasilitas industri untuk meningkatkan kapabilitas bidang pembangunan dan pemeliharaan kapal selam,” kata Willgo.
Adapun kapal selam Scorpene Evolved yang akan dimiliki oleh Indonesia ini memiliki panjang 71 meter dengan kecepatan maksimum 20 knot dengan persenjataan torpedo Black Shark, missile SM 39 serta dapat disematkan torpedo F21 dan dilengkapi non-akustik sensor dan sistem komunikasi.
Selain itu, Scorpene Evolved yang mampu menyelam hingga kedalaman 300 m laut ini juga mempunyai kemampuan indiscretion sekitar 4,5 persen untuk tidak terdeteksi musuh saat beroperasi di bawah air. Dengan teknologi Full Lithium-Ion Battery, kapal selam ini unggul dalam hal daya tahan dan kinerja untuk misi jangka panjang dan menjaga keberlanjutan operasional di laut.
Scorpene Evolved ini juga dilengkapi teknologi Acoustic Discretion Technology for Minimising Radiated Noise dan Planar Array, yaitu jenis antena di lingkungan laut yang dapat mendeteksi dan menganalisis informasi dengan lebih akurat dan cepat untuk respon yang lebih efisien terhadap situasi di lapangan. (at)
⚓️ IDM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.