PAL Indonesia akan membangun dua unit kapal selam Scorpene Evolved di Surabaya. (Naval Group)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengungkapkan rencana untuk mencari kapal selam interim atau sementara sembari menunggu pembangunan dua unit Scorpene Evolved.
“Untuk membangun Scorpene membutuhkan waktu 5–7 tahun. Untuk itu, kita harus ada kapal selam interim itu,” ungkap Ali di sela acara seminar tentang kapal selam di Jakarta, Selasa (14/5).
Rencana untuk interim tersebut, Ali mengatakan tidak menutup kemungkinan bakal mengambil pilihan unit kapal selam dari beberapa negara yang telah ia kunjungi dalam kunjungan kerjanya pada beberapa waktu terakhir.
“Tidak menutup kemungkinan pilihannya dari berbagai negara yang sudah saya kunjungi,” kata Ali.
Ia mengatakan, pihaknya meninjau semua industri galangan kapal selam terkemuka di sejumlah negara, khususnya yang memproduksi kapal selam konvensional dan non-nuklir yang menggunakan Air-Independent Propulsion (AIP) system hingga Lithium Ion-Battery.
“Kita meninjau semua industri galangan kapal selam terkemuka, khususnya yang konvensional dan non-nuklir, tapi sudah menggunakan pendorongan yang modern, seperti AIP, Lithium Ion-Battery atau pendorongan lain yang sekarang sedang digiatkan oleh para industri kapal selam,” jelas Ali.
Masih menunggu kontrak efektif
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali (kanan) berbincang dengan peserta pameran saat berlangsungnya Seminar Internasional Kapal Selam di Jakarta, Selasa (14/5/2024). Seminar yang bertemakan Future Submarine tersebut membahas tentang kemajuan TNI AL dalam potensi memodernisasi kapal selamnya dengan teknologi berbasis Air Independent Propultion (AIP) dan Lithium Ion Batery (LIB). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Pada kesempatan tersebut, Ali mengungkapkan pembangunan dua unit Scorpene Evolved untuk menambah postur kekuatan TNI AL masih menunggu kontrak efektif. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) dengan Naval Group dan PT PAL menandatangani kontrak pengadaan dua unit Scorpene, pada Kamis (28/3) lalu.
“Nanti memang ada kontrak dengan pihak Naval Group dan ini akan dimulai setelah efektif. Harapannya bisa langsung dikerjakan di PT PAL,” ungkap Ali.
Ia berharap, pembangunan dari unit pertama Scorpene Evolved nantinya dibangun di PT PAL. “Dari pihak Naval Group sudah bersedia untuk membangun kapal selam dari awal di PT PAL dan ini memakan waktu cukup lama,” ujar Ali.
“Untuk itu kita masih harus menyiapkan fasilitas-fasilitas lainnya yang bisa mendukung program (pembangunan Scorpene Evolved) ini jalan,” sambungnya.
Kunjungi industri kapal selam Cina dan Jerman
Sebelumnya, Ali dalam rangkaian kunjungan kerjanya sempat mengunjungi beberapa industri galangan kapal di Cina, seperti Jiangnan Shipyard di Shanghai, dan Wuchang Shipyard di Wuhan, pada April lalu. Ali mendapatkan penjelasan tentang kemampuan industri pertahanan strategis Cina antara lain destroyer kelas 052D dan kapal selam S26.
Ali juga sempat mengunjungi galangan produsen kapal selam Thyssen Krupp Marine System (TKMS) di Jerman, pada tahun lalu. Ia pun menerima penjelasan mengenai kapal selam tipe Howaldtswerke Deutsche Werft (HWD) 212 dan tipe 214 yang menjadi salah satu kapal selam tercanggih buatan TKMS Jerman dengan teknologi hybrid. (at)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengungkapkan rencana untuk mencari kapal selam interim atau sementara sembari menunggu pembangunan dua unit Scorpene Evolved.
“Untuk membangun Scorpene membutuhkan waktu 5–7 tahun. Untuk itu, kita harus ada kapal selam interim itu,” ungkap Ali di sela acara seminar tentang kapal selam di Jakarta, Selasa (14/5).
Rencana untuk interim tersebut, Ali mengatakan tidak menutup kemungkinan bakal mengambil pilihan unit kapal selam dari beberapa negara yang telah ia kunjungi dalam kunjungan kerjanya pada beberapa waktu terakhir.
“Tidak menutup kemungkinan pilihannya dari berbagai negara yang sudah saya kunjungi,” kata Ali.
Ia mengatakan, pihaknya meninjau semua industri galangan kapal selam terkemuka di sejumlah negara, khususnya yang memproduksi kapal selam konvensional dan non-nuklir yang menggunakan Air-Independent Propulsion (AIP) system hingga Lithium Ion-Battery.
“Kita meninjau semua industri galangan kapal selam terkemuka, khususnya yang konvensional dan non-nuklir, tapi sudah menggunakan pendorongan yang modern, seperti AIP, Lithium Ion-Battery atau pendorongan lain yang sekarang sedang digiatkan oleh para industri kapal selam,” jelas Ali.
Masih menunggu kontrak efektif
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali (kanan) berbincang dengan peserta pameran saat berlangsungnya Seminar Internasional Kapal Selam di Jakarta, Selasa (14/5/2024). Seminar yang bertemakan Future Submarine tersebut membahas tentang kemajuan TNI AL dalam potensi memodernisasi kapal selamnya dengan teknologi berbasis Air Independent Propultion (AIP) dan Lithium Ion Batery (LIB). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Pada kesempatan tersebut, Ali mengungkapkan pembangunan dua unit Scorpene Evolved untuk menambah postur kekuatan TNI AL masih menunggu kontrak efektif. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) dengan Naval Group dan PT PAL menandatangani kontrak pengadaan dua unit Scorpene, pada Kamis (28/3) lalu.
“Nanti memang ada kontrak dengan pihak Naval Group dan ini akan dimulai setelah efektif. Harapannya bisa langsung dikerjakan di PT PAL,” ungkap Ali.
Ia berharap, pembangunan dari unit pertama Scorpene Evolved nantinya dibangun di PT PAL. “Dari pihak Naval Group sudah bersedia untuk membangun kapal selam dari awal di PT PAL dan ini memakan waktu cukup lama,” ujar Ali.
“Untuk itu kita masih harus menyiapkan fasilitas-fasilitas lainnya yang bisa mendukung program (pembangunan Scorpene Evolved) ini jalan,” sambungnya.
Kunjungi industri kapal selam Cina dan Jerman
Sebelumnya, Ali dalam rangkaian kunjungan kerjanya sempat mengunjungi beberapa industri galangan kapal di Cina, seperti Jiangnan Shipyard di Shanghai, dan Wuchang Shipyard di Wuhan, pada April lalu. Ali mendapatkan penjelasan tentang kemampuan industri pertahanan strategis Cina antara lain destroyer kelas 052D dan kapal selam S26.
Ali juga sempat mengunjungi galangan produsen kapal selam Thyssen Krupp Marine System (TKMS) di Jerman, pada tahun lalu. Ia pun menerima penjelasan mengenai kapal selam tipe Howaldtswerke Deutsche Werft (HWD) 212 dan tipe 214 yang menjadi salah satu kapal selam tercanggih buatan TKMS Jerman dengan teknologi hybrid. (at)
⚓️ IDM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.