infografis Radar GCI GM-403 (antara) 🛰
TNI Angkatan Udara berencana menempatkan radar-radar baru buatan Thales dan Retia di beberapa lokasi di Indonesia, diantaranya di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) dan di wilayah Papua seperti di Sorong dan Jayapura.
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Andyawan Martono Putra saat ditemui di kompleks Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, menjelaskan radar-radar buatan Thales, Perancis, nantinya ditempatkan di kawasan yang berbeda dengan radar-radar buatan Retia, Ceko.
“Kami ada dua (pengadaan, red.), ada pengadaan dari Thales, satu lagi dari Eropa Timur sehingga nanti kita bagi yang di Eropa Timur di mana dan sebagian dari Eropa (Barat, red.) sehingga nanti semua terkelompok,” kata Andyawan menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers selepas acara Kasau Awards 2024.
Dia menyebutkan beberapa tempat yang direncanakan menjadi lokasi radar, diantaranya di Sorong, Papua Barat Daya; Jayapura, Papua; dan Tambolaka, Nusa Tenggara Timur.
“Ada daerah Sumatera, ada lengkap semuanya,“ kata Wakil KSAU.
Dia menambahkan beberapa radar baru yang dibeli Indonesia dari Perancis dan Ceko juga akan menggantikan radar-radar lama yang saat ini memperkuat pertahanan udara Indonesia.
“Ada beberapa yang nanti mengganti radar-radar kita yang lama. Radar kita yang lama teknologinya dari 1970-an, 1980-an, kita ganti,” kata Andyawan.
Sementara itu, terkait penempatan radar untuk pertahanan udara di IKN, Wakil KSAU menyatakan radar untuk IKN tidak ditempatkan di Ibu Kota Nusantara, melainkan di sekitar IKN.
“Penempatannya, sudah kami rapatkan, tentunya tidak di IKN, tetapi sekitar IKN sehingga nanti bisa mem-back up wilayah udara sekitar IKN. Kami juga sudah punya perspektif pertahanan udara di sekitar IKN. Tidak hanya radar, tetapi ada penugasan pesawat di sana, air defense weapon ada di sana,” kata Wakil KSAU.
Kementerian Pertahanan RI membeli 13 radar GCI dari Thales dan 12 radar dari Retia Ceko untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia. Dalam pengadaan radar GCI, Thales bekerja sama dengan PT Len Industri untuk memproduksi 13 radar tersebut.
Octopath diproduksi di PT Len
Radar Retia Ceko (Retia) 📡
Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin dalam sesi jumpa pers bersama jajaran direksi Defend ID di Jakarta, awal Juli 2024, menjelaskan pengadaan radar GCI pesanan Indonesia saat ini masuk tahap produksi. “Progress-nya bisa dibilang 70–80 persen,” kata Bobby.
Dia melanjutkan dalam kerja sama produksi radar GCI, PT Len juga memproduksi komponen utama radar yang disebut octopath.
“Octopath itu kita produksi sendiri. Jadi, komponen utamanya radar itu produksi dalam negeri,” kata dia.
Tidak hanya itu, perakitan akhir (final assembly) dari 13 radar Ground Control Interception (GCI) GM-403 pesanan Indonesia dari Thales juga berlangsung di fasilitas milik PT Len Industri di Len Technopark, Subang, Jawa Barat.
TNI Angkatan Udara berencana menempatkan radar-radar baru buatan Thales dan Retia di beberapa lokasi di Indonesia, diantaranya di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) dan di wilayah Papua seperti di Sorong dan Jayapura.
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Andyawan Martono Putra saat ditemui di kompleks Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, menjelaskan radar-radar buatan Thales, Perancis, nantinya ditempatkan di kawasan yang berbeda dengan radar-radar buatan Retia, Ceko.
“Kami ada dua (pengadaan, red.), ada pengadaan dari Thales, satu lagi dari Eropa Timur sehingga nanti kita bagi yang di Eropa Timur di mana dan sebagian dari Eropa (Barat, red.) sehingga nanti semua terkelompok,” kata Andyawan menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers selepas acara Kasau Awards 2024.
Dia menyebutkan beberapa tempat yang direncanakan menjadi lokasi radar, diantaranya di Sorong, Papua Barat Daya; Jayapura, Papua; dan Tambolaka, Nusa Tenggara Timur.
“Ada daerah Sumatera, ada lengkap semuanya,“ kata Wakil KSAU.
Dia menambahkan beberapa radar baru yang dibeli Indonesia dari Perancis dan Ceko juga akan menggantikan radar-radar lama yang saat ini memperkuat pertahanan udara Indonesia.
“Ada beberapa yang nanti mengganti radar-radar kita yang lama. Radar kita yang lama teknologinya dari 1970-an, 1980-an, kita ganti,” kata Andyawan.
Sementara itu, terkait penempatan radar untuk pertahanan udara di IKN, Wakil KSAU menyatakan radar untuk IKN tidak ditempatkan di Ibu Kota Nusantara, melainkan di sekitar IKN.
“Penempatannya, sudah kami rapatkan, tentunya tidak di IKN, tetapi sekitar IKN sehingga nanti bisa mem-back up wilayah udara sekitar IKN. Kami juga sudah punya perspektif pertahanan udara di sekitar IKN. Tidak hanya radar, tetapi ada penugasan pesawat di sana, air defense weapon ada di sana,” kata Wakil KSAU.
Kementerian Pertahanan RI membeli 13 radar GCI dari Thales dan 12 radar dari Retia Ceko untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia. Dalam pengadaan radar GCI, Thales bekerja sama dengan PT Len Industri untuk memproduksi 13 radar tersebut.
Octopath diproduksi di PT Len
Radar Retia Ceko (Retia) 📡
Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin dalam sesi jumpa pers bersama jajaran direksi Defend ID di Jakarta, awal Juli 2024, menjelaskan pengadaan radar GCI pesanan Indonesia saat ini masuk tahap produksi. “Progress-nya bisa dibilang 70–80 persen,” kata Bobby.
Dia melanjutkan dalam kerja sama produksi radar GCI, PT Len juga memproduksi komponen utama radar yang disebut octopath.
“Octopath itu kita produksi sendiri. Jadi, komponen utamanya radar itu produksi dalam negeri,” kata dia.
Tidak hanya itu, perakitan akhir (final assembly) dari 13 radar Ground Control Interception (GCI) GM-403 pesanan Indonesia dari Thales juga berlangsung di fasilitas milik PT Len Industri di Len Technopark, Subang, Jawa Barat.
📡 antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.