JAD diduga melakukan serangan berdarah di Jalan Thamrin Jakarta pada Januari 2016 yang menewaskan empat warga sipil. (Reuters/Amateur video via Reuters) ●
Amerika Serikat memasukkan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ke dalam daftar organisasi teroris.
Diberitakan AFP, Rabu (11/1), Departemen Luar Negeri Amerika menyebut bahwa JAD adalah “satu kelompok teroris berbasis di Indonesia yang didirikan pada 2015 dan terdiri dari hampir dua lusin kelompok-kelompok ekstrimis Indonesia” yang berbaiat pada ISIS.
JAD dituding sebagai pelaku serangan berdarah di Jalan Thamrin, Jakarta tahun lalu.
Para pejabat pemerintah AS mengatakan militan JAD melakukan serangan dengan pistol dan bom bunuh diri yang menyebabkan empat warga sipil serta empat pelaku tewas dalam serangan ISIS pertama di Asia Tenggara tersebut.
Setelah memasukkan organisasi ini ke dalam daftar organisasi teroris, warga AS dilarang berhubugan bisnis dengan JAD dan properti di AS yang terkait dengan kelompok ini akan dibekukan.
JAD dikaitkan dengan serangkaian rencana serangan di Indonesia, seperti serangan bom di gereja yang menewaskan seorang balita serta rencana serangan bom bunuh diri menjelang Natal.
Selain itu, pemerintah AS juga mengumumkan sanksi terhadap empat militan, dua diantaranya warga Indonesia, dalam upaya memutus jaringan ISIS ke sistem finansial internasional.
Bahrumsyah, warga Indonesia yang bertempur dengan ISIS di Suriah dan diyakini sebagai pemimpin unit kelompok ini di Asia Tenggara dan diduga memerintahkan serangan di Indonesia serta mengirim dana kepada militan.
Warga Indonesia lain adalah Aman Abdurrahman, yang kini dipenjara dan memerintahkan serangan di Jl. Thamrin tersebut. Dia dianggap sebagai pemimpin de fakto seluruh pendukung ISIS di Indonesia.
Meski telah dipenjara sejak 2010, dia berhasil merekrut militan untuk bergabung dengan ISIS dan diduga terus berkomunikasi dengan para pemimpin kelompok jihadis itu. Dia juga diduga aktor utama propaganda ISIS di Indonesia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun CNNIndonesia.com dari berbagai sumber aparat antiteror, JAD adalah kelompok yang dipimpin oleh Aman Abdurahman. Kelompok ini adalah salah satu sempalan dari Jamaah Ansharut Tauhid yang berafiliasi dengan ISIS.
Kelompok ini beroperasi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Maluku. Para pimpinan dari masing-masing wilayah itu pernah beberapa kali melakukan pertemuan, termasuk di Malang, Jawa Timur.
Mereka membicarakan persamaan persepsi, pembentukan struktur dan rencana amaliyah atau aksi teror. Selain itu, mereka juga menyebarkan pahamnya, merekrut anggota baru dan memberangkatkan WNI ke untuk bergabung dengan ISIS di Suriah.
Kepolisian memperkirakan sebanyak 600 WNI berangkat ke Suriah sepanjang 2016. Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan mereka hijrah untuk bergabung dengan dua kelompok teroris, ISIS dan sempalan kelompok teroris Al Qaeda, Jabhat al Nusra.
"Sebanyak 600 orang lebih yang berangkat hingga hari ini," kata Tito belum lama ini.
Dia menyebutkan, mayoritas WNI yang berangkat ke Suriah bertujuan untuk bergabung dengan ISIS. Menurutnya, mereka berasal dari JAD.
Di Indonesia, sejumlah penangkapan terhadap jaringan JAD sudah dilakukan Detasemen Khusus Antiteror Polri. Terakhir, polisi menangkap empat terduga teroris di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat.
Selain itu, terduga teroris yang ditangkap di Tangerang Selatan dan Majalengka pun terkait dengan jaringan ini. Bahkan, dapat dikatakan hampir semua penangkapan yang dilakukan polisi belakangan ini berhubungan dengan JAD. (yns)
Amerika Serikat memasukkan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ke dalam daftar organisasi teroris.
Diberitakan AFP, Rabu (11/1), Departemen Luar Negeri Amerika menyebut bahwa JAD adalah “satu kelompok teroris berbasis di Indonesia yang didirikan pada 2015 dan terdiri dari hampir dua lusin kelompok-kelompok ekstrimis Indonesia” yang berbaiat pada ISIS.
JAD dituding sebagai pelaku serangan berdarah di Jalan Thamrin, Jakarta tahun lalu.
Para pejabat pemerintah AS mengatakan militan JAD melakukan serangan dengan pistol dan bom bunuh diri yang menyebabkan empat warga sipil serta empat pelaku tewas dalam serangan ISIS pertama di Asia Tenggara tersebut.
Setelah memasukkan organisasi ini ke dalam daftar organisasi teroris, warga AS dilarang berhubugan bisnis dengan JAD dan properti di AS yang terkait dengan kelompok ini akan dibekukan.
JAD dikaitkan dengan serangkaian rencana serangan di Indonesia, seperti serangan bom di gereja yang menewaskan seorang balita serta rencana serangan bom bunuh diri menjelang Natal.
Selain itu, pemerintah AS juga mengumumkan sanksi terhadap empat militan, dua diantaranya warga Indonesia, dalam upaya memutus jaringan ISIS ke sistem finansial internasional.
Bahrumsyah, warga Indonesia yang bertempur dengan ISIS di Suriah dan diyakini sebagai pemimpin unit kelompok ini di Asia Tenggara dan diduga memerintahkan serangan di Indonesia serta mengirim dana kepada militan.
Warga Indonesia lain adalah Aman Abdurrahman, yang kini dipenjara dan memerintahkan serangan di Jl. Thamrin tersebut. Dia dianggap sebagai pemimpin de fakto seluruh pendukung ISIS di Indonesia.
Meski telah dipenjara sejak 2010, dia berhasil merekrut militan untuk bergabung dengan ISIS dan diduga terus berkomunikasi dengan para pemimpin kelompok jihadis itu. Dia juga diduga aktor utama propaganda ISIS di Indonesia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun CNNIndonesia.com dari berbagai sumber aparat antiteror, JAD adalah kelompok yang dipimpin oleh Aman Abdurahman. Kelompok ini adalah salah satu sempalan dari Jamaah Ansharut Tauhid yang berafiliasi dengan ISIS.
Kelompok ini beroperasi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Maluku. Para pimpinan dari masing-masing wilayah itu pernah beberapa kali melakukan pertemuan, termasuk di Malang, Jawa Timur.
Mereka membicarakan persamaan persepsi, pembentukan struktur dan rencana amaliyah atau aksi teror. Selain itu, mereka juga menyebarkan pahamnya, merekrut anggota baru dan memberangkatkan WNI ke untuk bergabung dengan ISIS di Suriah.
Kepolisian memperkirakan sebanyak 600 WNI berangkat ke Suriah sepanjang 2016. Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan mereka hijrah untuk bergabung dengan dua kelompok teroris, ISIS dan sempalan kelompok teroris Al Qaeda, Jabhat al Nusra.
"Sebanyak 600 orang lebih yang berangkat hingga hari ini," kata Tito belum lama ini.
Dia menyebutkan, mayoritas WNI yang berangkat ke Suriah bertujuan untuk bergabung dengan ISIS. Menurutnya, mereka berasal dari JAD.
Di Indonesia, sejumlah penangkapan terhadap jaringan JAD sudah dilakukan Detasemen Khusus Antiteror Polri. Terakhir, polisi menangkap empat terduga teroris di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat.
Selain itu, terduga teroris yang ditangkap di Tangerang Selatan dan Majalengka pun terkait dengan jaringan ini. Bahkan, dapat dikatakan hampir semua penangkapan yang dilakukan polisi belakangan ini berhubungan dengan JAD. (yns)
★ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.