Bom P100 Live Aksi Sukhoi TNI AU melancarkan serangan bom [TNI AU] ✬
PT Dahana (Persero) siap memasok 535 unit bom P100 Live untuk kebutuhan militer Indonesia. Bom P100 Live adalah bom pesawat udara hasil pengembangan dalam negeri yang antara lain digunakan sebagai munisi pesawat jenis Sukhoi. Munisi tersebut diproduksi bersama oleh PT Dahana (Persero) dan PT Sari Bahari.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana (Persero), Heri Heriswan, mengatakan Dahana dan Sari Bahari bekerja sama memproduksi 535 unit bom P100 Live secara bertahap.
Pengadaan bom P100 Live adalah bagian dari kontrak pengadaan senilai US$ 6,4 juta antara Dahana dengan Kementerian Pertahanan yang dibiayai lewat kredit ekspor. Kontrak tersebut juga mencakup pengadaan bom jenis OVAB 250 yang masih harus diimpor dan kesepakatan transfer teknologi produksi fuse dari Armaco, Bulgaria.
Dahana saat ini masih menunggu kontrak kredit ekspor berlaku efektif sebelum melanjutkan produksi ke tahap pengisian casing. Perjanjian berlaku efektif setelah penandatanganan perjanjian antara Kementerian Keuangan dan PT BNI (Persero).
“Bahan baku berupa casing bom semua sudah siap, sekarang tinggal pengisian. Apabila kontrak efektif maka pengisian akan secepatnya dilakukan,” papar Heri, Minggu (8/1/2017).
Heri menjelaskan Indonesia adalah negara ketiga setelah Rusia dan Bulgaria yang mampu memproduksi sendiri bom untuk pesawat jenis Sukhoi.
Bom P100 Live adalah hasil pengembangan dari bom latih P100. P100 Live adalah bom kaliber 100 dengan dimensi panjang 1.100 milimeter, diameter 273 milimeter, berat 100–120 kilogram.
Tingkat kandungan dalam negeri bom tersebut sebesar 88,83%. Sari Bahari bertindak sebagai produsen casing, sedangkan Dahana bertindak sebagai produsen hulu ledak.
Heri mengatakan P100 Live buatan Indonesia bisa digunakan untuk pesawat standar NATO mapun standar Rusia. Perawatan dan penyimpanan bom produksi dalam negeri tersebut juga lebih mudah karena proses pelepasan bom tidak menggunakan bahan peledak (impulse cartridge).
“Yang jelas bom buatan dalam negeri juga lebih efisien dalam proses pengiriman dan perbaikan jika dibutuhkan. Kami juga meproduksi dua bom ukuran lebih besar yaitu bom P250 dan bom P500,” kata Heri.
Heri mengatakan bom P100 buatan Indonesia juga menarik minat pemerintah negara-negara tetangga, termasuk Malaysia. Namun, dia menjelaskan ekspor produk industri strategis seperti bom P100 ke negara lain harus melalui kajian yang matang.
“Beberapa negara memang berminat, tetapi harus ekstra hati-hati karena kami juga harus melindungi teknologi yang kami kembangkan,” kata Heri.
PT Dahana (Persero) siap memasok 535 unit bom P100 Live untuk kebutuhan militer Indonesia. Bom P100 Live adalah bom pesawat udara hasil pengembangan dalam negeri yang antara lain digunakan sebagai munisi pesawat jenis Sukhoi. Munisi tersebut diproduksi bersama oleh PT Dahana (Persero) dan PT Sari Bahari.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana (Persero), Heri Heriswan, mengatakan Dahana dan Sari Bahari bekerja sama memproduksi 535 unit bom P100 Live secara bertahap.
Pengadaan bom P100 Live adalah bagian dari kontrak pengadaan senilai US$ 6,4 juta antara Dahana dengan Kementerian Pertahanan yang dibiayai lewat kredit ekspor. Kontrak tersebut juga mencakup pengadaan bom jenis OVAB 250 yang masih harus diimpor dan kesepakatan transfer teknologi produksi fuse dari Armaco, Bulgaria.
Dahana saat ini masih menunggu kontrak kredit ekspor berlaku efektif sebelum melanjutkan produksi ke tahap pengisian casing. Perjanjian berlaku efektif setelah penandatanganan perjanjian antara Kementerian Keuangan dan PT BNI (Persero).
“Bahan baku berupa casing bom semua sudah siap, sekarang tinggal pengisian. Apabila kontrak efektif maka pengisian akan secepatnya dilakukan,” papar Heri, Minggu (8/1/2017).
Heri menjelaskan Indonesia adalah negara ketiga setelah Rusia dan Bulgaria yang mampu memproduksi sendiri bom untuk pesawat jenis Sukhoi.
Bom P100 Live adalah hasil pengembangan dari bom latih P100. P100 Live adalah bom kaliber 100 dengan dimensi panjang 1.100 milimeter, diameter 273 milimeter, berat 100–120 kilogram.
Tingkat kandungan dalam negeri bom tersebut sebesar 88,83%. Sari Bahari bertindak sebagai produsen casing, sedangkan Dahana bertindak sebagai produsen hulu ledak.
Heri mengatakan P100 Live buatan Indonesia bisa digunakan untuk pesawat standar NATO mapun standar Rusia. Perawatan dan penyimpanan bom produksi dalam negeri tersebut juga lebih mudah karena proses pelepasan bom tidak menggunakan bahan peledak (impulse cartridge).
“Yang jelas bom buatan dalam negeri juga lebih efisien dalam proses pengiriman dan perbaikan jika dibutuhkan. Kami juga meproduksi dua bom ukuran lebih besar yaitu bom P250 dan bom P500,” kata Heri.
Heri mengatakan bom P100 buatan Indonesia juga menarik minat pemerintah negara-negara tetangga, termasuk Malaysia. Namun, dia menjelaskan ekspor produk industri strategis seperti bom P100 ke negara lain harus melalui kajian yang matang.
“Beberapa negara memang berminat, tetapi harus ekstra hati-hati karena kami juga harus melindungi teknologi yang kami kembangkan,” kata Heri.
♞ Bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.