✈️ 8 unit diantaranya sebagai hadiah✈️ Pesawat Tempur Rafale Prancis [istimewa]
Di tengah meningkatnya ketegangan antara Yunani dan Turki, Prancis dilaporkan akan menjual 18 jet unit tempur Dassault Rafale untuk melawan tetangga Mediterania-nya tersebut. Jet tempur buatan Prancis itu telah jadi sorotan media setelah India menerima pasokan pertama di tengah bentrokan dengan China.
Menurut laporan media lokal Yunani yang dikutip Eurasiantimes, Selasa (1/9/2020), kontrak jual beli antara pemerintah Prancis dan Yunani sedang dalam tahap lanjut, yang akan membuat Angkatan Udara Hellenic menambahkan skuadron Rafale ke armada Lockheed F-16 Fighting Falcons, Dassault Mirage 2000, dan McDonnell-Douglas F-4 Phantom II mereka. Kesepakatan tersebut dilaporkan akan selesai pada akhir tahun ini.
Laporan lain menyebutkan bahwa kesepakatan itu akan berlanjut dalam dua bagian, dengan bagian pertama adalah pembelian 10 unit jet tempur Rafale baru, sementara yang kedua adalah sisanya yang akan diberikan sebagai hadiah untuk Athena.
Bahkan, delapan Rafale di antaranya yang hendak dijual Prancis ke Yunani tersebut adalah jet yang sama jenisnya dengan jet tempur yang membom fasilitas Turki di pangkalan udara al-Watiya di Libya.
Dassault Rafale adalah pesawat tempur bermesin ganda Prancis. Pesawat tempur multiperan ini dilengkapi dengan berbagai senjata. Rafale dirancang untuk mendukung supremasi udara, interdiction, pengintaian udara, dukungan darat, in-depth strike, anti- serangan kapal, dan misi pencegahan nuklir.
Pesawat ini dilengkapi dengan dua mesin Snecma M88, yang masing-masing mampu memberikan daya dorong kering hingga 50 kN (11.250 lbf) dan 75 kN (16.900 lbf) dengan afterburner. M88 memungkinkan Rafale untuk melakukan supercruise sambil membawa empat rudal dan satu tangki drop. Meskipun bukan benar-benar pesawat siluman, Rafale dirancang untuk reduced radar cross-section (RCS) dan infrared signature, yang berarti ia memiliki beberapa fitur siluman, yang tidak dibesar-besarkan atau terlalu dibesar-besarkan.
Jika kesepakatan kedua negara itu tercapai, jet-jet tempur Rafale akan menambah kekuatan udara yang luar biasa bagi Angkatan Udara Yunani, saat mereka melawan pasukan Turki dalam sengketa wilayah Mediterania.
Ketegangan antara Ankara dan Athena telah melonjak selama beberapa hari terakhir setelah Yunani mempersoalkan eksplorasi energi Turki di Mediterania Timur. Ankara berdalih memiliki hak eksplorasi di perairan tersebut yang didasarkan pada pulau-pulau kecil di dekat pantai Turki.
Turki, negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania, telah mengirimkan kapal bor untuk mengeksplorasi cadangan minyak dan gas di landas kontinennya. Ankara menyatakan Turki dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC) memiliki hak di wilayah tersebut.
Baru-baru ini, Uni Emirat Arab (UEA) bergabung dengan daftar negara yang mendukung Yunani, di mana negara Arab itu mengirimkan empat jet tempur F-16 untuk ikut serta dalam latihan bersama dengan Angkatan Udara Hellenic. Menurut laporan tersebut, jet-jet F-16 akan ditempatkan di pangkalan udara Teluk Souda dan akan melakukan latihan militer bersama dengan angkatan bersenjata Yunani di Mediterania timur.
Setelah langkah tersebut, pejabat Turki segera membalas dengan mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan menembak jatuh pesawat tempur Emirat jika mendekati atau melakukan pelanggaran wilayah udaranya. "Kami tidak akan ragu untuk menembak jatuh setiap pesawat UEA jika mendekati perairan Turki atau area kerja Oruç Reis dekat Pulau Kreta di Mediterania timur," kata sumber pertahanan Turki kepada Al-Quds Al-Araby.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menyatakan bahwa negaranya tidak mencari masalah dengan Yunani, dan dialog itu bisa menjadi satu-satunya solusi. “Jika kita bertindak dengan akal sehat dan nalar, kita dapat menemukan solusi yang sama-sama menguntungkan yang memenuhi kepentingan semua orang,” katanya. (min)
Di tengah meningkatnya ketegangan antara Yunani dan Turki, Prancis dilaporkan akan menjual 18 jet unit tempur Dassault Rafale untuk melawan tetangga Mediterania-nya tersebut. Jet tempur buatan Prancis itu telah jadi sorotan media setelah India menerima pasokan pertama di tengah bentrokan dengan China.
Menurut laporan media lokal Yunani yang dikutip Eurasiantimes, Selasa (1/9/2020), kontrak jual beli antara pemerintah Prancis dan Yunani sedang dalam tahap lanjut, yang akan membuat Angkatan Udara Hellenic menambahkan skuadron Rafale ke armada Lockheed F-16 Fighting Falcons, Dassault Mirage 2000, dan McDonnell-Douglas F-4 Phantom II mereka. Kesepakatan tersebut dilaporkan akan selesai pada akhir tahun ini.
Laporan lain menyebutkan bahwa kesepakatan itu akan berlanjut dalam dua bagian, dengan bagian pertama adalah pembelian 10 unit jet tempur Rafale baru, sementara yang kedua adalah sisanya yang akan diberikan sebagai hadiah untuk Athena.
Bahkan, delapan Rafale di antaranya yang hendak dijual Prancis ke Yunani tersebut adalah jet yang sama jenisnya dengan jet tempur yang membom fasilitas Turki di pangkalan udara al-Watiya di Libya.
Dassault Rafale adalah pesawat tempur bermesin ganda Prancis. Pesawat tempur multiperan ini dilengkapi dengan berbagai senjata. Rafale dirancang untuk mendukung supremasi udara, interdiction, pengintaian udara, dukungan darat, in-depth strike, anti- serangan kapal, dan misi pencegahan nuklir.
Pesawat ini dilengkapi dengan dua mesin Snecma M88, yang masing-masing mampu memberikan daya dorong kering hingga 50 kN (11.250 lbf) dan 75 kN (16.900 lbf) dengan afterburner. M88 memungkinkan Rafale untuk melakukan supercruise sambil membawa empat rudal dan satu tangki drop. Meskipun bukan benar-benar pesawat siluman, Rafale dirancang untuk reduced radar cross-section (RCS) dan infrared signature, yang berarti ia memiliki beberapa fitur siluman, yang tidak dibesar-besarkan atau terlalu dibesar-besarkan.
Jika kesepakatan kedua negara itu tercapai, jet-jet tempur Rafale akan menambah kekuatan udara yang luar biasa bagi Angkatan Udara Yunani, saat mereka melawan pasukan Turki dalam sengketa wilayah Mediterania.
Ketegangan antara Ankara dan Athena telah melonjak selama beberapa hari terakhir setelah Yunani mempersoalkan eksplorasi energi Turki di Mediterania Timur. Ankara berdalih memiliki hak eksplorasi di perairan tersebut yang didasarkan pada pulau-pulau kecil di dekat pantai Turki.
Turki, negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania, telah mengirimkan kapal bor untuk mengeksplorasi cadangan minyak dan gas di landas kontinennya. Ankara menyatakan Turki dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC) memiliki hak di wilayah tersebut.
Baru-baru ini, Uni Emirat Arab (UEA) bergabung dengan daftar negara yang mendukung Yunani, di mana negara Arab itu mengirimkan empat jet tempur F-16 untuk ikut serta dalam latihan bersama dengan Angkatan Udara Hellenic. Menurut laporan tersebut, jet-jet F-16 akan ditempatkan di pangkalan udara Teluk Souda dan akan melakukan latihan militer bersama dengan angkatan bersenjata Yunani di Mediterania timur.
Setelah langkah tersebut, pejabat Turki segera membalas dengan mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan menembak jatuh pesawat tempur Emirat jika mendekati atau melakukan pelanggaran wilayah udaranya. "Kami tidak akan ragu untuk menembak jatuh setiap pesawat UEA jika mendekati perairan Turki atau area kerja Oruç Reis dekat Pulau Kreta di Mediterania timur," kata sumber pertahanan Turki kepada Al-Quds Al-Araby.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menyatakan bahwa negaranya tidak mencari masalah dengan Yunani, dan dialog itu bisa menjadi satu-satunya solusi. “Jika kita bertindak dengan akal sehat dan nalar, kita dapat menemukan solusi yang sama-sama menguntungkan yang memenuhi kepentingan semua orang,” katanya. (min)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.