Setelah Pertemuan 3 Menteri Luar NegeriPertemuan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto dengan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh. (Dok. TInstagram @prabowo)
Australia, India, dan Indonesia dikabarkan akan mengadakan dua pertemuan virtual antara menteri luar negeri dan pertahanan masing-masing. Ini dilakukan untuk meningkatkan kerja sama regional dan keamanan maritim di kawasan Indo-Pasifik.
Ditulis Hindustan Times, pertemuan virtual yang rencananya diadakan pada akhir September nanti, akan berlatar belakang "tindakan China yang semakin agresif di seluruh kawasan". Mulai dari kebuntuan perbatasan dengan India hingga klaim teritorial di Laut China Selatan yang didukung oleh konsentrasi aset militer.
Informasi ini muncul dari sebuah sumber, dengan tidak menyebut nama namun mengetahui perkembangan tersebut. Pertemuan akan dimulai dari masing-masing menteri luar negeri, Marise Payne dari Australia, Subrahmanyam Jaishankar dari India, dan Menlu RI Retno Lestari Priansari Marsudi.
Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan para menteri pertahanan masing-masing negara.
"Ini adalah trilateral yang bergerak cepat dengan para menteri pertahanan dan luar negeri diharapkan bertemu dalam beberapa bulan mendatang. Ketiga negara tersebut memiliki kepentingan yang sama di Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif," kata sumber tersebut dikutip Kamis (3/9/2020).
Lebih lanjut, menurut sumber tersebut, para menteri luar negeri akan fokus bekerja secara kolaboratif untuk memperkuat lembaga-lembaga regional. Seperti KTT Asia Timur (EAS), yang mencakup negara-negara ASEAN dan mitra wicara mereka, serta 22 anggota Indian Ocean Rim Association (IORA).
Sedangkan para menteri pertahanan akan fokus pada kerja sama keamanan maritim pada pertemuan mereka berikutnya. Para pejabat yang bekerja dalam prakarsa tersebut telah menciptakan istilah "minilateral" untuk menggambarkan pertemuan ketiga negara.
"Dengan demokrasi terbesar di dunia, India, demokrasi tertua di Asia, Australia, dan demokrasi mayoritas Muslim terbesar dalam bentuk Indonesia, kami pikir ini bisa menjadi salah satu minilateral terpenting di kawasan ini," lanjut sumber tersebut.
Namun saat CNBC Indonesia meminta konfirmasi mengenai pertemuan tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah membantah hal tersebut.
"Terlalu jauh dan spekulatif kalau membayangkan atau mengkaitkan pertemuan trilateral tersebut dengan suatu kerjasama militer. Sejalan dengan politik luar negeri bebas aktif, Indonesia tidak mempunyai tradisi membangun aliansi militer," ujar Teuku saat dihubungi CNBC Indonesia.
"Sementara itu, saya tidak tahu agenda yang akan dibahas terkecuali yang sudah disampaikan Menlu RI, yaitu pertemuan untuk membahas kerjasama penanganan Covid-19."
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sempat men-tweet soal pembahasan pertemuan trilateral yang akan datang dengan mitranya dari Australia, Payne. Ini dilakukan selama panggilan telepon pada 26 Agustus lalu.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Djojohadikusumo sempat berkunjung ke New Delhi, India pada akhir Juli. Ia memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk membahas perluasan kerjasama keamanan dan kegiatan China di wilayah tersebut, menurut sumber itu.
♖ CNBC
Australia, India, dan Indonesia dikabarkan akan mengadakan dua pertemuan virtual antara menteri luar negeri dan pertahanan masing-masing. Ini dilakukan untuk meningkatkan kerja sama regional dan keamanan maritim di kawasan Indo-Pasifik.
Ditulis Hindustan Times, pertemuan virtual yang rencananya diadakan pada akhir September nanti, akan berlatar belakang "tindakan China yang semakin agresif di seluruh kawasan". Mulai dari kebuntuan perbatasan dengan India hingga klaim teritorial di Laut China Selatan yang didukung oleh konsentrasi aset militer.
Informasi ini muncul dari sebuah sumber, dengan tidak menyebut nama namun mengetahui perkembangan tersebut. Pertemuan akan dimulai dari masing-masing menteri luar negeri, Marise Payne dari Australia, Subrahmanyam Jaishankar dari India, dan Menlu RI Retno Lestari Priansari Marsudi.
Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan para menteri pertahanan masing-masing negara.
"Ini adalah trilateral yang bergerak cepat dengan para menteri pertahanan dan luar negeri diharapkan bertemu dalam beberapa bulan mendatang. Ketiga negara tersebut memiliki kepentingan yang sama di Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif," kata sumber tersebut dikutip Kamis (3/9/2020).
Lebih lanjut, menurut sumber tersebut, para menteri luar negeri akan fokus bekerja secara kolaboratif untuk memperkuat lembaga-lembaga regional. Seperti KTT Asia Timur (EAS), yang mencakup negara-negara ASEAN dan mitra wicara mereka, serta 22 anggota Indian Ocean Rim Association (IORA).
Sedangkan para menteri pertahanan akan fokus pada kerja sama keamanan maritim pada pertemuan mereka berikutnya. Para pejabat yang bekerja dalam prakarsa tersebut telah menciptakan istilah "minilateral" untuk menggambarkan pertemuan ketiga negara.
"Dengan demokrasi terbesar di dunia, India, demokrasi tertua di Asia, Australia, dan demokrasi mayoritas Muslim terbesar dalam bentuk Indonesia, kami pikir ini bisa menjadi salah satu minilateral terpenting di kawasan ini," lanjut sumber tersebut.
Namun saat CNBC Indonesia meminta konfirmasi mengenai pertemuan tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah membantah hal tersebut.
"Terlalu jauh dan spekulatif kalau membayangkan atau mengkaitkan pertemuan trilateral tersebut dengan suatu kerjasama militer. Sejalan dengan politik luar negeri bebas aktif, Indonesia tidak mempunyai tradisi membangun aliansi militer," ujar Teuku saat dihubungi CNBC Indonesia.
"Sementara itu, saya tidak tahu agenda yang akan dibahas terkecuali yang sudah disampaikan Menlu RI, yaitu pertemuan untuk membahas kerjasama penanganan Covid-19."
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sempat men-tweet soal pembahasan pertemuan trilateral yang akan datang dengan mitranya dari Australia, Payne. Ini dilakukan selama panggilan telepon pada 26 Agustus lalu.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Djojohadikusumo sempat berkunjung ke New Delhi, India pada akhir Juli. Ia memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk membahas perluasan kerjasama keamanan dan kegiatan China di wilayah tersebut, menurut sumber itu.
♖ CNBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.