Ilustrasi Hovercraft Zubr class (wikipedia) Indonesia menjajaki kesepakatan kerja sama di bidang maritim dengan Rusia. Salah satu hal yang ditekankan adalah kesempatan Indonesia untuk belajar mengembangkan kapal berteknologi tinggi seperti hovercraft sampai kapal cepat.
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah menyampaikan keinginan tersebut kepada Penasihat Kepresidenan sekaligus Ketua Dewan Maritim Rusia Nikolai Patrushev sebelum penandatanganan kesepakatan.
“Kami ingin menjajaki kemitraan dengan Rusia untuk mengembangkan teknologi maritim modern seperti hovercraft, hydrofoil, kapal penangkap ikan, dan kapal berkecepatan tinggi yang efisien dan ramah lingkungan,” kata AHY dalam konsultasi bilateral Indonesia-Rusia di Fairmont, Jakarta Pusat pada Kamis (6/11).
AHY menilai pengembangan kapal berteknologi tinggi tersebut perlu dilakukan untuk memastikan keandalan, keamanan dan efisiensi layanan transportasi maritim di Indonesia. Hal itu juga menjadi langkah untuk modernisasi armada sekaligus menambah kapasitas layanan di berbagai rute penting termasuk di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.
“Dengan pengalaman panjang Rusia di bidang industri kapal, kami berharap dapat mengembangkan rantai pasok peralatan kapal yang tangguh untuk mendukung pemeliharaan kapal logistik nasional secara lebih efisien,” ujar AHY.
Poin kerja sama yang ditawarkan oleh AHY kepada Rusia meliputi peningkatan kapasitas dan kapabilitas angkutan laut dengan alih teknologi, kerja sama ilmiah dan teknis di bidang maritim, dan pengembangan infrastruktur pelabuhan yang berkelanjutan.
Selain itu, hal yang juga ditawarkan adalah kerja sama industri galangan kapal, pendidikan dan pelatihan di sektor maritim sampai pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
“Penandatanganan MoU yang berfokus pada enam bidang kerja sama ini menjadi landasan kuat untuk kerja sama jangka panjang di sektor maritim dan infrastruktur. Kedua, kami yakin kerja sama ini akan menghasilkan langkah-langkah nyata dalam waktu dekat,” kata AHY.
Merespons hal tersebut, Penasihat Kepresidenan sekaligus Ketua Dewan Maritim Rusia Nikolai Patrushev juga menyinggung visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Menurutnya, hal itu bisa didukung dengan terbentuknya ekonomi maritim baik di tingkat regional dan global. Untuk itu, ia juga menyatakan kesiapan Rusia untuk berbagi pengalaman dengan Indonesia.
“Rusia telah memperoleh pengalaman besar di bidang industri, sains, teknologi, dan persiapan pekerja dan kami siap berbagi pengalaman,” ujar Nikolai Patrushev.
💫 Kumparan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.