Dokumentasi sejumlah personel Batalion Infantri Lintas Udara 433 Kostrad berbaris saat mengikuti upacara pelepasan pasukan penjaga perbatasan di dermaga Lantamal VI Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (15/8). (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Fuad M Basya, menyatakan, empat prajurit Batalion Infantri 134 Tuah Sakti, Batam, luka-luka akibat dipukuli dan ditembak di bagian kaki oleh oknum anggota Brigade Mobil kepolisian setempat karena salah sasaran.
"Keempat korban sudah dilarikan ke rumah sakit umum," kata Basya, saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Ia menegaskan, dalam kejadian tersebut tidak ada bentrokan, namun yang terjadi penahanan sepihak oleh polisi kepada anggota TNI AD itu yang sedang melintas.
"Bukan bentrokan. Sementara informasi yang saya terima, justru ada penahanan sepihak oleh polisi," katanya.
Dijelaskan, sesaat sebelum kejadian, ada patroli polisi setempat yang sedang melakukan penggerebekan di lokasi penimbunan BBM, Minggu malam (21/9).
Pada saat itu pula, sepulang apel malam, dua anggota TNI AD itu melihat ada keramaian dan berhenti.
"Ada patroli polisi sedang menggerebek penimbunan BBM. Pulang apel dua orang anggota TNI melihat ada rame-rame dan berhenti. Malah ditangkap, digebuki dan ditembak kakinya," jelas Basya.
Dua anggota TNI AD yang dihentikan itu sempat tergeletak, kemudian ada dua anggota lagi yang melintas dan bergegas ke Markas Brigade Mobil setempat yang tidak jauh dari lokasi.
Ternyata dua personel TNI AD itu lagi-lagi mendapatkan perlakuan sama. Keempat anggota TNI yang terluka tembak itu Prajurit Satu AK, Prajurit Dua HS, Prajuit Kepala EB, dan Prajurit Satu ES.
"Anggota batalion infantri itu sempat ada yang ingin keluar, tetapi sudah ditahan komandan batalionnya, jangan sampai keluar kesatrian," ujarnya.
Basya mengatakan, saat ini TNI masih menggali informasi dari pihak-pihak terlibat dalam aksi penembakan dan penganiayaan.
"Saat ini sudah ada pertemuan antara komandan Korem dan kepala Kepolisian Daerah untuk mediasi," tuturnya.
Kapuspen TNI menegaskan, aksi oknum Brigade Mobil kepolisian setempat itu tidak dibenarkan dan melanggar hukum, karena itu pihaknya mendesak agar kasus tersebut diproses hukum.
"Tidak dibenarkan bertindak seperti itu. Kami minta agar pelaku diproses secara hukum. Kalau ada anggota kami yang juga melanggar, akan kami tindak. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi tindakan susulan," ujar Basya.
Detik-detik Penembakan Anggota TNI AD Bentrokan antara anggota TNI dan personel Polri kembali terjadi. Pada Minggu 21 September 2014, sekitar pukul 21.45 WIB, 4 anggota TNI dari Batalyon 134/Tuah Sakti, Batam, tertembak di depan Markas Komando (Mako) Brimob Polda Kepulauan Riau (Kepri), Kawasan Tembesi, Batam.
Diduga pelaku penembakan 4 prajurit TNI itu adalah anggota Brimob Polda Kepri. Berikut detik-detik terjadinya peristiwa itu seperti disampaikan Brigjen TNI Andika Perkasa Kepala Dinas Penerangan TNI AD dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (22/9/2014).
Pukul 20.00 WIB
Anggota Polda Kepri dan Brimobda Kepri menggerebek gudang BBM solar milik N yang berada di depan Perumahan Cipta Asri, Jalan Trans Barelang Tembesi Batu Aji, Batam. Saat penggerebekan didapati 1 unit sedan merah yang diduga sebagai mobil pelangsir BBM solar, masuk menuju gudang tersebut.
Mengetahui ada penggerebekan oleh anggota Polda dan Brimobda Kepri, mobil tersebut kabur. Anggota Polda dan Brimobda Kepri pun mengejar dan mengeluarkan tembakan ke arah ban mobil sedan merah tersebut.
Pukul 21.30 WIB
Anggota Polda dan Brimobda Kepri keluar dari gudang minyak tersebut dan pada saat bersamaan melintas Pratu Ari Kusdiyanto (anggota Kesehatan Kompi Markas Yonif 134/TS) dan Prada Hari Sulistiyo (anggota Kompi Bantuan Yonif 134/TS) yang baru selesai melaksanakan apel malam di Yonif 134/TS.
Keduanya akan pulang ke rumahnya di daerah Bengkong Laut sekaligus akan mengambil cucian laundry. Mereka tidak bersenjata. Di tengah perjalanan, 2 prajurit itu berhenti karena melihat ada keramaian di depan Perumahan Cipta Asri.
Selanjutnya pada saat bersamaan anggota Polda dan Brimobda Kepri menembak ke arah tanah di depan Perumahan Cipta Asri yang (kelihatannya tidak disengaja) mengenai Pratu Ari Kusdianto dan Prada Hari Sulistyo.
Pukul 21.45 WIB
Praka Eka Basri (anggota Kompi A, Yonif 134/TS) sedang menuju Simpang Tembesi untuk membelikan istrinya makanan. Praka Eka juga tidak bersenjata.
Saat melintas di depan Mako Brimob, Praka Eka Basri melihat 2 rekannya menderita luka tembak, dia pun singgah di depan Mako Brimob dan menanyakan kepada anggota Brimob alasan penembakan terhadap 2 anggota Yonif 134/TS.
Karena penjelasan dari anggota Brimob kurang jelas, terjadi adu mulut hingga pengeroyokan (pemukulan dengan gitar) terhadap Praka Eka Basri oleh anggota Brimob.
Pukul 21.50 WIB
Pratu Eko Syahputra, anggota Kompi Markas Yonif 134/TS, mendapat telepon dari kawannya tentang insiden keributan di depan Mako Brimob. Pratu Eko Syahputra yang juga tidak bersenjata, ingin mengetahui kejadian sebenarnya dan menuju depan Mako Brimob.
Namun setibanya di depan Mako Brimob, sebelum mengetahui apa yang terjadi, Pratu Eko juga ditembak oleh anggota Brimob.
Pukul 22.10 WIB
Pratu KS. Marpaung (anggota Provost Kompi A, Yonif 134/TS) mendapat laporan tentang insiden tersebut dan segera menuju depan Mako Brimobda bersama 1 anggotanya. Mereka tidak bersenjata.
Tiba di depan Mako Brimobda, Pratu KS. Marpaung mendapati Praka Eka Basri bersimbah darah di bagian wajah. Pratu KS Marpaung kemudian menyampaikan kepada anggota Brimob bahwa Praka Eka Basri adalah anggota Yonif 134/TS. Namun anggota Brimob tidak mempedulikan informasi itu dan membawa Eka Basri ke dalam Mako Brimob.
Pukul 22.19 WIB
Lettu Inf Irham Irawan/Pasi Intel Yonif 134/TS tiba di depan Mako Brimobda Kepri dan menyampaikan pada Wakasat Brimobda Kepri bahwa kedatangannya untuk menjemput anggotanya yang ditahan di Brimobda Kepri.
Saat pembicaraan di depan Mako Brimobda tersebut berlangsung, sekitar pukul 22.20 WIB Pasi Intel Yonif 134/TS mendengar suara letusan senjata dari dalam Mako Brimobda Kepri.
Tembakan tersebut diduga dilakukan anggota Brimobda terhadap Eka Basri di dalam Mako Brimobda. Setelah di desak oleh Lettu Inf Irham Irawan, sekitar pukul 22.45 WIB Eka Basri dibawa keluar oleh anggota Brimob dengan kondisi kepala berlumuran darah dan kaki sudah ditembak. Pasi Intel langsung membawa korban ke RSUD untuk diberikan pertolongan.
Pukul 23.00 WIB
Danyonif 134/TS tiba di depan Mako Brimob menemui Wakasat Brimob dan langsung menenangkan anggota Yonif 134/TS yang sudah ramai berkumpul di depan Mako Brimob.
Berikut 4 korban luka tembak pada insiden Minggu malam tersebut:
1. Eka Basri Praka/31050102130283
Jabatan Ta kipan A. Luka robek di kepala depan akibat dikeroyok, paha kiri tembus menuju belakang akibat tembakan.
2. Pratu Ari Kusdiyanto/31090067460190
Jabatan Ta Kes Kima Yonif 134/Ts. Luka 2 tembusan dipergelangan kaki kiri atas dan bawah akibat tembakan, proyektil masih bersarang. Rencana hari ini dilakukan operasi untuk mengeluarkan proyektil.
3. Prada Hari Sulistiyo/31130076800392
Jabatan Ta Ki Bant Yonif 134/Ts. Luka tembak dari jari telunjuk kaki kanan ke bahu kaki atas, proyektil masih bersarang. Rencana hari ini dilakukan operasi untuk mengeluarkan proyektil.
4. Pratu Eka Syahputra/31100367160789
Jabatan Ta Kima Yonif 134/TS. Luka tembak pada paha sebelah kanan.
Semua korban penembakan saat ini sedang menjalani perawatan di RSUD Embung Fatimah Batu Aji.(Mut)
★ antara | Liputan 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.