Mantan Perdana Menteri John Howard
Andrew Wilkie, anggota DPR Australia (House of Representatives) dari jalur independen menyatakan mantan Perdana Menteri John Howard memang seharusnya merasa malu karena telah mengirim tentara Australia ke Irak di tahun 2003. Wilkie mengatakan, Howard seharusnya diadili di Mahkamah Internasional atas keputusannya itu.
John Howard dalam wawancara dengan stasiun TV lokal di Australia mengakui dirinya merasa malu setelah mengetahui bahwa senjata pemusnah massal (WMD) yang dituduhkan dimiliki Saddam Husein ketika itu, ternyata tidak benar.
Tudingan bahwa Irak memiliki WMD itulah yang menjadi dasar penyerbuan Irak oleh pasukan multi nasional termasuk Australia di tahun 2003. Kini, mantan PM John Howard menyatakan merasa malu atas informasi yang tidak akurat tersebut.
Menurut Andrew Wilkie, seharusnya John Howard menghadapi tuntutan hukum di Mahkamah Internasional atas keputusannya mengirim tentara ke Irak, berdasarkan informasi yang tidak benar.
"Sejujurnya, saya kecewa karena para jaksa di Mahkamah Internasional belum berpikir untuk meminta pertanggungjawaban John Howard dengan tuduhan konspirasi melakukan pembunuhan massal," tegas Wilkie.
Mantan analis intelijen yang beralih karir menjadi politisi ini menambahkan, "Menyeret Australia ke dalam perang berdasarkan kebohongan adalah satu hal. Namun yang lebih buruk lagi adalah betapa merusaknya akibat perang tersebut bagi banyak orang."
Menurut Wilkie militan ISIS harus dikutuk atas perbuatan mereka, namun ia menambahkan kemunculan kelompok ini berakar dari kejadian Perang Irak 2003.
"Kita seharusnya tidak membubarkan militer Irak, tidak membubarkan birokrasi pemerintahan Irak - dua keputusan yang diambil setelah invasi yang telah membuka jalan bagi anarki yang kini harus kita hadapi," tuturnya.
"John Howard memang seharusnya sangat malu karena dia berbohong kepada rakyat Australia 11 setengah tahun lalu dan menyeret kita ke dalam perang yang tak perlu," tegasnya.
"Perang yang membunuh warga Irak dan yang lainnya yang tak terhitung jumlahnya. Perang yang menghancurkan negara itu dan telah menciptakan kondisi bagi berkembangnya bukan hanya ISIS tapi juga kelompok lainnya," tutur Andrew Wilkie.
Andrew Wilkie, anggota DPR Australia (House of Representatives) dari jalur independen menyatakan mantan Perdana Menteri John Howard memang seharusnya merasa malu karena telah mengirim tentara Australia ke Irak di tahun 2003. Wilkie mengatakan, Howard seharusnya diadili di Mahkamah Internasional atas keputusannya itu.
John Howard dalam wawancara dengan stasiun TV lokal di Australia mengakui dirinya merasa malu setelah mengetahui bahwa senjata pemusnah massal (WMD) yang dituduhkan dimiliki Saddam Husein ketika itu, ternyata tidak benar.
Tudingan bahwa Irak memiliki WMD itulah yang menjadi dasar penyerbuan Irak oleh pasukan multi nasional termasuk Australia di tahun 2003. Kini, mantan PM John Howard menyatakan merasa malu atas informasi yang tidak akurat tersebut.
Menurut Andrew Wilkie, seharusnya John Howard menghadapi tuntutan hukum di Mahkamah Internasional atas keputusannya mengirim tentara ke Irak, berdasarkan informasi yang tidak benar.
"Sejujurnya, saya kecewa karena para jaksa di Mahkamah Internasional belum berpikir untuk meminta pertanggungjawaban John Howard dengan tuduhan konspirasi melakukan pembunuhan massal," tegas Wilkie.
Mantan analis intelijen yang beralih karir menjadi politisi ini menambahkan, "Menyeret Australia ke dalam perang berdasarkan kebohongan adalah satu hal. Namun yang lebih buruk lagi adalah betapa merusaknya akibat perang tersebut bagi banyak orang."
Menurut Wilkie militan ISIS harus dikutuk atas perbuatan mereka, namun ia menambahkan kemunculan kelompok ini berakar dari kejadian Perang Irak 2003.
"Kita seharusnya tidak membubarkan militer Irak, tidak membubarkan birokrasi pemerintahan Irak - dua keputusan yang diambil setelah invasi yang telah membuka jalan bagi anarki yang kini harus kita hadapi," tuturnya.
"John Howard memang seharusnya sangat malu karena dia berbohong kepada rakyat Australia 11 setengah tahun lalu dan menyeret kita ke dalam perang yang tak perlu," tegasnya.
"Perang yang membunuh warga Irak dan yang lainnya yang tak terhitung jumlahnya. Perang yang menghancurkan negara itu dan telah menciptakan kondisi bagi berkembangnya bukan hanya ISIS tapi juga kelompok lainnya," tutur Andrew Wilkie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.