"Serangan udara saja tidak akan mampu melakukan ini, tidak akan menyelesaikan hal ini, tidak akan menyelamatkan kota Kobane" Presiden AS Barack Obama (AFP PHOTO / Jim WATSON)
Presiden Barack Obama berunding dengan para panglimanya Rabu waktu setempat mengenai pertempuran sulit melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) setelah militer AS mengingatkan bahwa serangan udara saja tidak akan bisa mencegah ISIS menguasai Kobane yakni kota Suriah di perbatasan dengan Turki.
Setelah pertemuan dengan para pejabat teras Pentagon, Obama mengaku tidak akan ada kemenangan yang mudah melawan ISIS namun koalisi internasional telah terbentuk untuk melawan para ekstremis yang mengamuk di Irak dan Suriah itu.
"Serangan kami berlanjut, bersama dengan mitra-mitra kami. Ini tetap sebuah misi yang sulit," kata Obama yang diapit para pejabat tinggi militer, kepada wartawan.
"Seperti yang sudah saya isyaratkan sejak awal, ini bukanlah hal yang akan diselesaikan dalam semalam."
Obama mengatakan ada konsensus luas tidak saja di kawasan Timur Tengah namun juga di antara negara-negara di dunia bahwa ISIS adalah ancaman terhadap perdamaian, keamanan dan tatanan dunia yang membuat perilaku barbar mereka harus diperangi.
Juru bicara Pentagon telah menawarkan sebuah penaksiran medan perang yang terang benderang bahwa kekuatan udara AS semata tidak akan menyelamatkan kota Kobane dari ofensif militan ISIS di Suriah utara.
Pesawat tempur koalisi pimpinan AS boleh saja menyasar ISIS pada setiap kesempatan namun tanpa pasukan yang kompeten di darat, maka ada batas yang bisa dicapai dengan membom dari udara, kata juru bicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby.
"Serangan udara saja tidak akan mampu melakukan ini, tidak akan menyelesaikan hal ini, tidak akan menyelamatkan kota Kobane. Kami tahu itu. Dan kami telah mengatakan itu berulang kali," kata Kirby seperti dikutip AFP.ISIS kuasai sepertiga Kobane Pengungsi Kurdi Suriah menunggu transportasi di tengah badai pasir di perbatasan Turki-Suriah (REUTERS/Murad Sezer)
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menguasai lebih dari sepertiga kota Kobane yang terletak di perbatasan Suriah-Turki setelah pertempuran sengit yang menewaskan lusinan orang, lapor Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) seperti dikutip AFP.
"Kendati menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Kurdi, ISIS bergerak maju semalaman dan menguasai lebih dari sepertiga Kobane," kata Rami Abdel Rahman, direktur SOHR kepada AFP.
Dia mengatakan seorang pemimpin milisi Kurdi dan beberapa anak buahnya terbunuh manakala kaum militan menguasai sebuah bangunan yang mereka gunakan sebagai basis di timur laut kota itu.
SOHR mengatakan bahwa para petempur ISIS menutup sebuah area yang dipenuhi beberapa gedung pemerintah dan komando pasukan Kurdi YPG memerangi para militan itu.
Abdel Rahman mengatakan gerak maju ISIS melambat karena perlawanan dari Kurdi dan pemboman lewat udara oleh koalisi pimpinan AS.
Dia mengatakan salah satu serangan itu menerjang sebuah gedung pasukan keamanan Kurdi setelah dikuasai oleh militan ISIS. Namun meskipun diserang, ISIS kini mengendalikan sebagian besar wilayah timur kota itu dan maju dari sana ke bagian barat Kobane.
Mereka juga menguasai bagian-bagian selatan dari kota tersebut. SOHR mengungkapkan paling tidak 42 militan ISIS terbunuh dalam perang memperebutkan Kobane Rabu pekan ini, termasuk 23 orang selama serangan udara dari pasukan koalisi.
15 tentara Kurdi terbunuh, kata SOHR seperti dikutip AFP.Turki tak mau sendirian serang ISIS dari darat Tank Turki mengambil posisi di perbatasan Turki-Suriah di dekat kota Suruc, provinsi Sanliurfa, Turki (REUTERS/Umit Bektas)
Turki hari ini menyatakan tidak berharap sendirian memimpin operasi darat melawan para militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Suriah di tengah meningkatnya tekanan Bara terhadap Ankara untuk mengintervensi secara militer.
"Adalah tidak realistis mengharapkan Turki sendirian memimpin operasi darat," kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dalam konferensi pers bersama dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Ada tekanan yang terus meningkat terhadap Turki yang menjadi anggota kunci NATO agar menggunakan kekuatan militernya melawan militan ISIS di Suriah, namun Ankara sejauh ini tidak melakukan apa pun kendati mendapat otorisasi parlemen pekan lalu.
Pemerintah Turki mengatakan hanya siap melancarkan aksi militer jika ada upaya internasional bersama untuk menumbangkan Presiden Bashar al-Assad selain memerangi ISIS yang berusaha menguasai kota Kobane di perbatasan Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan sebuah zona aman untuk pengungsi yang disangga sebuah zona larangan terbang, mesti dibuat di dalam wilayah Suriah jika Ankara mempertimbangkan aksi militer di sana.
Namun masalah pembentukan zona penyangga di Suriah tidak dibicarakan oleh negara-negara anggota NATO untuk sementara ini, kata Stoltenberg.
"Kami membicarakan masalah ini sekarang selama pertemuan kami di sini. Soal itu belum ada di meja perundingan NATO apa pun dan bukanlah masalah yang telah dibincangkan di NATO," sambung dia.
Stoltenberg tampak prihatin dengan kian menekan Turki di depan publik dengan mengatakan bahwa militan ISIS menjadi ancaman terbesar rakyat Irak, rakyat Suriah dan kawasan Timur Tengah secara umum.
"Adalah penting untuk berdiri dalam solidaritas," sambung dia, seraya mengatakan NATO menyambut otorisasi parlemen Turki bagi aksi militer melawan ISIS.
"NATO selalu siaga menyokong semua sekutunya yang tengah menghadapi ancaman," tegas dia.
Cavusoglu mengatakan perdamaian sejati tidak pernah bisa dipulihkan di Suriah tanpa perginya Assad dan rezimnya.
Dia mengatakan serangan udara pimpinan AS terhadap kelompok militan sekarang ini tidak akan cukup menciptakan perdamaian di Suriah dan operasi darat yang berkoordinasi dengan pemberontak anti ISIS mesti menjadi pertimbangan.
"Serangan udara bisa membalikkan keseimbangan kekuasaan dan menghentikan ISIS, tetapi tidak akan cukup membersihkan kawasan dari ISIS," kata Cavusoglu.
"Oleh karena itu semua opsi lain, termasuk operasi darat, mesti dipertimbangkan dan Tentara Suriah Merdeka harus didukung," kata dia merujuk pasukan pemberontak anti-Assad seperti dikutip AFP.
Presiden Barack Obama berunding dengan para panglimanya Rabu waktu setempat mengenai pertempuran sulit melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) setelah militer AS mengingatkan bahwa serangan udara saja tidak akan bisa mencegah ISIS menguasai Kobane yakni kota Suriah di perbatasan dengan Turki.
Setelah pertemuan dengan para pejabat teras Pentagon, Obama mengaku tidak akan ada kemenangan yang mudah melawan ISIS namun koalisi internasional telah terbentuk untuk melawan para ekstremis yang mengamuk di Irak dan Suriah itu.
"Serangan kami berlanjut, bersama dengan mitra-mitra kami. Ini tetap sebuah misi yang sulit," kata Obama yang diapit para pejabat tinggi militer, kepada wartawan.
"Seperti yang sudah saya isyaratkan sejak awal, ini bukanlah hal yang akan diselesaikan dalam semalam."
Obama mengatakan ada konsensus luas tidak saja di kawasan Timur Tengah namun juga di antara negara-negara di dunia bahwa ISIS adalah ancaman terhadap perdamaian, keamanan dan tatanan dunia yang membuat perilaku barbar mereka harus diperangi.
Juru bicara Pentagon telah menawarkan sebuah penaksiran medan perang yang terang benderang bahwa kekuatan udara AS semata tidak akan menyelamatkan kota Kobane dari ofensif militan ISIS di Suriah utara.
Pesawat tempur koalisi pimpinan AS boleh saja menyasar ISIS pada setiap kesempatan namun tanpa pasukan yang kompeten di darat, maka ada batas yang bisa dicapai dengan membom dari udara, kata juru bicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby.
"Serangan udara saja tidak akan mampu melakukan ini, tidak akan menyelesaikan hal ini, tidak akan menyelamatkan kota Kobane. Kami tahu itu. Dan kami telah mengatakan itu berulang kali," kata Kirby seperti dikutip AFP.ISIS kuasai sepertiga Kobane Pengungsi Kurdi Suriah menunggu transportasi di tengah badai pasir di perbatasan Turki-Suriah (REUTERS/Murad Sezer)
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menguasai lebih dari sepertiga kota Kobane yang terletak di perbatasan Suriah-Turki setelah pertempuran sengit yang menewaskan lusinan orang, lapor Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) seperti dikutip AFP.
"Kendati menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Kurdi, ISIS bergerak maju semalaman dan menguasai lebih dari sepertiga Kobane," kata Rami Abdel Rahman, direktur SOHR kepada AFP.
Dia mengatakan seorang pemimpin milisi Kurdi dan beberapa anak buahnya terbunuh manakala kaum militan menguasai sebuah bangunan yang mereka gunakan sebagai basis di timur laut kota itu.
SOHR mengatakan bahwa para petempur ISIS menutup sebuah area yang dipenuhi beberapa gedung pemerintah dan komando pasukan Kurdi YPG memerangi para militan itu.
Abdel Rahman mengatakan gerak maju ISIS melambat karena perlawanan dari Kurdi dan pemboman lewat udara oleh koalisi pimpinan AS.
Dia mengatakan salah satu serangan itu menerjang sebuah gedung pasukan keamanan Kurdi setelah dikuasai oleh militan ISIS. Namun meskipun diserang, ISIS kini mengendalikan sebagian besar wilayah timur kota itu dan maju dari sana ke bagian barat Kobane.
Mereka juga menguasai bagian-bagian selatan dari kota tersebut. SOHR mengungkapkan paling tidak 42 militan ISIS terbunuh dalam perang memperebutkan Kobane Rabu pekan ini, termasuk 23 orang selama serangan udara dari pasukan koalisi.
15 tentara Kurdi terbunuh, kata SOHR seperti dikutip AFP.Turki tak mau sendirian serang ISIS dari darat Tank Turki mengambil posisi di perbatasan Turki-Suriah di dekat kota Suruc, provinsi Sanliurfa, Turki (REUTERS/Umit Bektas)
Turki hari ini menyatakan tidak berharap sendirian memimpin operasi darat melawan para militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Suriah di tengah meningkatnya tekanan Bara terhadap Ankara untuk mengintervensi secara militer.
"Adalah tidak realistis mengharapkan Turki sendirian memimpin operasi darat," kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dalam konferensi pers bersama dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Ada tekanan yang terus meningkat terhadap Turki yang menjadi anggota kunci NATO agar menggunakan kekuatan militernya melawan militan ISIS di Suriah, namun Ankara sejauh ini tidak melakukan apa pun kendati mendapat otorisasi parlemen pekan lalu.
Pemerintah Turki mengatakan hanya siap melancarkan aksi militer jika ada upaya internasional bersama untuk menumbangkan Presiden Bashar al-Assad selain memerangi ISIS yang berusaha menguasai kota Kobane di perbatasan Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan sebuah zona aman untuk pengungsi yang disangga sebuah zona larangan terbang, mesti dibuat di dalam wilayah Suriah jika Ankara mempertimbangkan aksi militer di sana.
Namun masalah pembentukan zona penyangga di Suriah tidak dibicarakan oleh negara-negara anggota NATO untuk sementara ini, kata Stoltenberg.
"Kami membicarakan masalah ini sekarang selama pertemuan kami di sini. Soal itu belum ada di meja perundingan NATO apa pun dan bukanlah masalah yang telah dibincangkan di NATO," sambung dia.
Stoltenberg tampak prihatin dengan kian menekan Turki di depan publik dengan mengatakan bahwa militan ISIS menjadi ancaman terbesar rakyat Irak, rakyat Suriah dan kawasan Timur Tengah secara umum.
"Adalah penting untuk berdiri dalam solidaritas," sambung dia, seraya mengatakan NATO menyambut otorisasi parlemen Turki bagi aksi militer melawan ISIS.
"NATO selalu siaga menyokong semua sekutunya yang tengah menghadapi ancaman," tegas dia.
Cavusoglu mengatakan perdamaian sejati tidak pernah bisa dipulihkan di Suriah tanpa perginya Assad dan rezimnya.
Dia mengatakan serangan udara pimpinan AS terhadap kelompok militan sekarang ini tidak akan cukup menciptakan perdamaian di Suriah dan operasi darat yang berkoordinasi dengan pemberontak anti ISIS mesti menjadi pertimbangan.
"Serangan udara bisa membalikkan keseimbangan kekuasaan dan menghentikan ISIS, tetapi tidak akan cukup membersihkan kawasan dari ISIS," kata Cavusoglu.
"Oleh karena itu semua opsi lain, termasuk operasi darat, mesti dipertimbangkan dan Tentara Suriah Merdeka harus didukung," kata dia merujuk pasukan pemberontak anti-Assad seperti dikutip AFP.
★ Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.