Merupakan MBT terunggul di kelasnya MBT Leopard 2A4 TNI AD
Pasukan TNI dari tiga matra beserta berbagai macam alat utama sistem persenjataan (alutsista) menunjukkan berbagai keahlian yang dimiliki pada puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-69 di Markas Koarmatim, Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 07 Oktober 2014.
Pada peringatan yang dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, TNI terus berupaya mewujudkan keberadaannya menjadi patriot sejati, profesional dan dicintai rakyat.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat, hari ini, Rabu (8/10/2014), TNI juga mengundang masyarakat untuk menghadiri acara syukuran yang akan dilaksanakan di Lapangan Kodam V Brawijaya. Pada acara tersebut TNI juga akan menampilkan beberapa alutsista terbaru yang dimiliki. Salah satunya adalah Main Batle Tank (MBT) Leopard.
Tank Leopard merupakan Main Battle Tank (MBT) TNI AD terbaru. Tank Buatan Jerman ini mulai hadir di Indonesia pada tahun 2014. Main Batlle Tank ini akan digunakan oleh satuan Kaveleri TNI AD.
MBT Leopard memiliki keunggulan dalam desain teknologi, yakni besaran kaliber meriam sebesar 120 milimeter, jarak capai, kemampuan penetrasi dan penghancurannya, stabilizer system, serta armor protection.
Tank ini juga memiliki keunggulan yang sangat menentukan yaitu, kemampuan firing control system dan automatic target tracking system sangat akurat, auto ammo loader guna mempercepat daya tembaknya, thermal imaging sight, laser range finder, dan balistik komputer.
Dari aspek taktis, MBT Leopard telah memenuhi ketentuan standar umum (KSU) materiil TNI AD dihadapkan dengan fungsi satuan kavaleri sebagai unsur penggempur.
Berdasarkan taktik pertempuran darat, Tank Leopard adalah tank yang terunggul di kelasnya. Keunggulan MBT Leopard adalah pada kemampuan daya gerak, tembak, daya kejut dan daya hancurnya.
Secara taktis, MBT Leopard dapat digunakan di daerah perkotaan maupun di perbukitan atau di daerah setengah tertutup. Meskipun beratnya mencapai 60 ton, namun tekanan gandar yang ditumpukan ke permukaan hanya sekitar 8 kg/cm2. Hal ini dimungkinkan, karena permukaan tumpu relatif luas.(kur)
Pasukan TNI dari tiga matra beserta berbagai macam alat utama sistem persenjataan (alutsista) menunjukkan berbagai keahlian yang dimiliki pada puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-69 di Markas Koarmatim, Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 07 Oktober 2014.
Pada peringatan yang dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, TNI terus berupaya mewujudkan keberadaannya menjadi patriot sejati, profesional dan dicintai rakyat.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat, hari ini, Rabu (8/10/2014), TNI juga mengundang masyarakat untuk menghadiri acara syukuran yang akan dilaksanakan di Lapangan Kodam V Brawijaya. Pada acara tersebut TNI juga akan menampilkan beberapa alutsista terbaru yang dimiliki. Salah satunya adalah Main Batle Tank (MBT) Leopard.
Tank Leopard merupakan Main Battle Tank (MBT) TNI AD terbaru. Tank Buatan Jerman ini mulai hadir di Indonesia pada tahun 2014. Main Batlle Tank ini akan digunakan oleh satuan Kaveleri TNI AD.
MBT Leopard memiliki keunggulan dalam desain teknologi, yakni besaran kaliber meriam sebesar 120 milimeter, jarak capai, kemampuan penetrasi dan penghancurannya, stabilizer system, serta armor protection.
Tank ini juga memiliki keunggulan yang sangat menentukan yaitu, kemampuan firing control system dan automatic target tracking system sangat akurat, auto ammo loader guna mempercepat daya tembaknya, thermal imaging sight, laser range finder, dan balistik komputer.
Dari aspek taktis, MBT Leopard telah memenuhi ketentuan standar umum (KSU) materiil TNI AD dihadapkan dengan fungsi satuan kavaleri sebagai unsur penggempur.
Berdasarkan taktik pertempuran darat, Tank Leopard adalah tank yang terunggul di kelasnya. Keunggulan MBT Leopard adalah pada kemampuan daya gerak, tembak, daya kejut dan daya hancurnya.
Secara taktis, MBT Leopard dapat digunakan di daerah perkotaan maupun di perbukitan atau di daerah setengah tertutup. Meskipun beratnya mencapai 60 ton, namun tekanan gandar yang ditumpukan ke permukaan hanya sekitar 8 kg/cm2. Hal ini dimungkinkan, karena permukaan tumpu relatif luas.(kur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.