Dalam rangka mengapresiasikan atas dedikasi dan pengabdian sebagai mitrahaneg dan penegasan keluarga TNI, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyematkan bravet kehormatan dan baret hitam kepada para Gubernur se- Indonesia, Senin (6/10).
Seperti yang dilaporkan secara langsung oleh wartawan Jaringnews.com Luska Mujidayanti dari Surabaya, dalam pidato sambutannya di Dermaga Sea Raider, Mako Satuan Amphibi, Surabaya, Jawa Timur, Panglima TNI Jenderal Moeldoko berharap brevet kehormatan dan baret hitam yang dikenakan oleh para Gubernur menjadi pengikat kesatuan usaha TNI bersama pemerintah daerah dalam membangun daerah juga menghadapi berbagai ancaman yang mengganggu kedautan rakyat.
Menurut Moeldoko, TNI memakai sistem kompartemen satistik dimana lebih mengutamakan pertahanan terhadap pulau-pulau besar yang dipimpin oleh seorang gubernur.
Diharapkan para gubernur dapat memelihara dan menjaga wilayahnya masing-masing. TNI akan mengoptimalkan provinsi yang merupakan pangkal perlawanan yang harus dikembangkan dan perlu peningkatan.
Hal tersebut, tambah Moeldoko, sangat diharuskan karena apabila ada serangan dari musuh maka yang harus menghadapi adalah daerah pangkal perlawanan per wilayah atau provinsi.
Untuk itu, TNI menyiapkan dana Rp 800 milar untuk membangun pangkalan militer AU, AL dan AD di setiap provinsi.
Dalam penyematan hadir 26 Gubernur se Indonesia sedangkan lima Gubernur berhalangan hadir karena sedang ada tugas. Para Gubernur tersebut diantaranya Gubernur DIY Yokyakarta Sri Sultan Hamengku buwono X, Gubernur Sulawesi Selatan sekaligus kepala asosiasi Gubernur Indonesia Yasin Limpo, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Seperti yang dilaporkan secara langsung oleh wartawan Jaringnews.com Luska Mujidayanti dari Surabaya, dalam pidato sambutannya di Dermaga Sea Raider, Mako Satuan Amphibi, Surabaya, Jawa Timur, Panglima TNI Jenderal Moeldoko berharap brevet kehormatan dan baret hitam yang dikenakan oleh para Gubernur menjadi pengikat kesatuan usaha TNI bersama pemerintah daerah dalam membangun daerah juga menghadapi berbagai ancaman yang mengganggu kedautan rakyat.
Menurut Moeldoko, TNI memakai sistem kompartemen satistik dimana lebih mengutamakan pertahanan terhadap pulau-pulau besar yang dipimpin oleh seorang gubernur.
Diharapkan para gubernur dapat memelihara dan menjaga wilayahnya masing-masing. TNI akan mengoptimalkan provinsi yang merupakan pangkal perlawanan yang harus dikembangkan dan perlu peningkatan.
Hal tersebut, tambah Moeldoko, sangat diharuskan karena apabila ada serangan dari musuh maka yang harus menghadapi adalah daerah pangkal perlawanan per wilayah atau provinsi.
Untuk itu, TNI menyiapkan dana Rp 800 milar untuk membangun pangkalan militer AU, AL dan AD di setiap provinsi.
Dalam penyematan hadir 26 Gubernur se Indonesia sedangkan lima Gubernur berhalangan hadir karena sedang ada tugas. Para Gubernur tersebut diantaranya Gubernur DIY Yokyakarta Sri Sultan Hamengku buwono X, Gubernur Sulawesi Selatan sekaligus kepala asosiasi Gubernur Indonesia Yasin Limpo, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.