Renstra TNI 2015-2019 Pemberian kenaikan pangkat untuk Perwira Tinggi (Pati) TNI di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (16/9). (Foto: Adityo Nugroho)
Saat pemberian kenaikan pangkat untuk Perwira Tinggi (Pati) TNI di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (16/9), Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 menjadi momentum peningkatan peranan TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Menurut Panglima TNI, penyusunan Renstra TNI 2015-2019 harus menjadi prioritas untuk dijadikan bahan briefing kepada pemerintahan baru, antara lain memuat hal-hal berikut.
★ Pertama, prediksi ancaman dan peluang terhadap pilihan dan tantangan yang harus dihadapi Indonesia di dalam dan luar negeri yang relevan pada penguatan profesionalisme prajurit, kesejahteraan, dan pengembangan alutsista dari Renstra sebelumnya.
Pasalnya, dalam Renstra sebelumnya, anggaran untuk alutsista kurang dari Rp 40 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, tentunya Alutsista TNI yang terbagi tiga matra terbilang minim.
★ Kedua, substansi briefing tentang optimalisasi peran dan tanggung jawab TNI dan Angkatan dalam membangun proses dan bagaimana pimpinan sipil, dalam hal ini Presiden, memberikan bimbingan, komando, dan petunjuk operasional kepada TNI, dihadapkan kepada tantangan ancaman di dalam dan luar negeri, di antaranya ancaman faktual Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Terkait perkembangan ISIS, Moeldoko mengintruksikan untuk lebih waspada dan meningkatkan keamanan dini.
“Saya selaku Panglima TNI memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI, khususnya jajaran intelijen TNI, untuk mewaspadai setiap pergerakan yang berkembang di daerah tugas, yang cenderung memilih save house yang jauh dari pengamatan pihak keamanan serta mencari peluang membangun komunikasi dan kerja sama yang intensif dengan intelijen Angkatan Bersenjata lain dalam rangka mengidentifikasi ‘sabuk merah’ sel-sel ISIS,” tegasnya.
Saat pemberian kenaikan pangkat untuk Perwira Tinggi (Pati) TNI di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (16/9), Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menegaskan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 menjadi momentum peningkatan peranan TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Menurut Panglima TNI, penyusunan Renstra TNI 2015-2019 harus menjadi prioritas untuk dijadikan bahan briefing kepada pemerintahan baru, antara lain memuat hal-hal berikut.
★ Pertama, prediksi ancaman dan peluang terhadap pilihan dan tantangan yang harus dihadapi Indonesia di dalam dan luar negeri yang relevan pada penguatan profesionalisme prajurit, kesejahteraan, dan pengembangan alutsista dari Renstra sebelumnya.
Pasalnya, dalam Renstra sebelumnya, anggaran untuk alutsista kurang dari Rp 40 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, tentunya Alutsista TNI yang terbagi tiga matra terbilang minim.
★ Kedua, substansi briefing tentang optimalisasi peran dan tanggung jawab TNI dan Angkatan dalam membangun proses dan bagaimana pimpinan sipil, dalam hal ini Presiden, memberikan bimbingan, komando, dan petunjuk operasional kepada TNI, dihadapkan kepada tantangan ancaman di dalam dan luar negeri, di antaranya ancaman faktual Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Terkait perkembangan ISIS, Moeldoko mengintruksikan untuk lebih waspada dan meningkatkan keamanan dini.
“Saya selaku Panglima TNI memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI, khususnya jajaran intelijen TNI, untuk mewaspadai setiap pergerakan yang berkembang di daerah tugas, yang cenderung memilih save house yang jauh dari pengamatan pihak keamanan serta mencari peluang membangun komunikasi dan kerja sama yang intensif dengan intelijen Angkatan Bersenjata lain dalam rangka mengidentifikasi ‘sabuk merah’ sel-sel ISIS,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.