Markas Besar agen keamanan Amerika, National Security Agency (NSA) di Fort Meade, Maryland. wikimedia.com
Badan intelijen sinyal Amerika Serikat, National Security Agency (NSA) dan Government Communications Headquarters (GCHQ) Inggris secara diam-diam dapat mengakses data perusahaan telekomunikasi raksasa Deutsche Telekom dan beberapa operator Jerman lainnya.
Menurut laporan majalah mingguan Jerman, Der Spiegel, edisi 14 September 2014, sebuah program NSA bernama "Treasure Map" bisa memberikan badan intelijen AS dan Inggris itu menguping secara langsung tentang jaringan operator itu sampai ke pengguna akhir yang menggunakan komputer, smartphone atau tablet.
Ini adalah pengungkapan terbaru atas praktik pengintaian secara elektronik yang dilakukan NSA dan GCHQ terhadap para sekutunya, yang sumbernya berasal dari dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden, mantan kontraktor NSA. Snowden kini berada di Rusia setelah mendapat suaka di negara itu.
Der Spiegel mengatakan, program pelacakan yang dijuluki "Google Earth of Internet" itu dapat digunakan untuk merencanakan serangan cyber. Sampai berita itu diturunkan, majalah itu belum berhasil mendapatkan komentar dari NSA atau GCHQ atas berita terbaru tersebut.
Operator satelit stasiun bumi Stellar, yang menurut Spiegel merupakan salah satu perusahaan Jerman yang menjadi target penyadapan, menanggapi dengan marah atas pengungkapan terbaru ini. "Sebuah serangan cyber seperti ini jelas-jelas melanggar hukum Jerman," kata bos Stellar, Christian Steffen.
Menanggapi laporan Spiegel, Deutsche Telekom operator lokal Netcologne mengatakan mereka belum mengidentifikasi adanya penerobosan terhadap data konsumen mereka. Tapi, kepala keamanan teknologi informasi Deutsche Telekom Thomas Tschersich mengatakan, "Akses yang dilakukan badan rahasia negara asing terhadap jaringan kami benar-benar tidak dapat diterima." Deutsche Telekom akan mencari kemungkinan penerobosan keamanan ini dan pihaknya telah memberi tahu pihak berwenang soal ini.
Pembocoran dokumen pengintaian besar-besaran NSA dan GCHQ, yang dimulai tahun lalu, telah memicu kemarahan di Jerman dan merusak hubungan baik antara Berlin dengan Washington, setelah terungkap bahwa yang juga menjadi sasaran penyadapan adalah telpon seluler Kanselir Angela Merkel.
Badan intelijen sinyal Amerika Serikat, National Security Agency (NSA) dan Government Communications Headquarters (GCHQ) Inggris secara diam-diam dapat mengakses data perusahaan telekomunikasi raksasa Deutsche Telekom dan beberapa operator Jerman lainnya.
Menurut laporan majalah mingguan Jerman, Der Spiegel, edisi 14 September 2014, sebuah program NSA bernama "Treasure Map" bisa memberikan badan intelijen AS dan Inggris itu menguping secara langsung tentang jaringan operator itu sampai ke pengguna akhir yang menggunakan komputer, smartphone atau tablet.
Ini adalah pengungkapan terbaru atas praktik pengintaian secara elektronik yang dilakukan NSA dan GCHQ terhadap para sekutunya, yang sumbernya berasal dari dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden, mantan kontraktor NSA. Snowden kini berada di Rusia setelah mendapat suaka di negara itu.
Der Spiegel mengatakan, program pelacakan yang dijuluki "Google Earth of Internet" itu dapat digunakan untuk merencanakan serangan cyber. Sampai berita itu diturunkan, majalah itu belum berhasil mendapatkan komentar dari NSA atau GCHQ atas berita terbaru tersebut.
Operator satelit stasiun bumi Stellar, yang menurut Spiegel merupakan salah satu perusahaan Jerman yang menjadi target penyadapan, menanggapi dengan marah atas pengungkapan terbaru ini. "Sebuah serangan cyber seperti ini jelas-jelas melanggar hukum Jerman," kata bos Stellar, Christian Steffen.
Menanggapi laporan Spiegel, Deutsche Telekom operator lokal Netcologne mengatakan mereka belum mengidentifikasi adanya penerobosan terhadap data konsumen mereka. Tapi, kepala keamanan teknologi informasi Deutsche Telekom Thomas Tschersich mengatakan, "Akses yang dilakukan badan rahasia negara asing terhadap jaringan kami benar-benar tidak dapat diterima." Deutsche Telekom akan mencari kemungkinan penerobosan keamanan ini dan pihaknya telah memberi tahu pihak berwenang soal ini.
Pembocoran dokumen pengintaian besar-besaran NSA dan GCHQ, yang dimulai tahun lalu, telah memicu kemarahan di Jerman dan merusak hubungan baik antara Berlin dengan Washington, setelah terungkap bahwa yang juga menjadi sasaran penyadapan adalah telpon seluler Kanselir Angela Merkel.
♞ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.