Kelompok Ansar al-Sharia yang terkait Al-Qaeda telah merebut sebuah pangkalan militer di bagian selatan Yaman. Insiden itu terjadi tatkala PBB mengkhawatirkan bahwa negeri itu di ambang keambrukan.Kedutaan AS, Inggris dan Prancis, di Yaman ditutup, terkait memburuknya keamanan.★
Ansar al-Sharia menyatakan mereka telah menanam bom di pangkalan militer di Kota Bayhan. Selanjutnya kelompok itu menyandera para tentara Yaman di pangkalan tersebut.
Pangkalan militer yang direbut Kamis (12/02) lalu terletak di Provinsi Shabwa, yang merupakan markas kubu Al-Qaeda. Dilaporkan, di pangkalan itu terdapat 1.000 tentara.
Para milisi menyita persenjataan berat dalam penyerbuan itu, kata seorang pejabat pemerintah Yaman kepada kantor berita AFP.
Penengah dari kalangan masyarakat adat berusaha membujuk kelompok itu untuk menarik diri, kata pejabat itu lagi.Ambang keambrukanYaman digambarkan berada di simpang jalan antara perang saudara dan disintegrasi★
Aksi Ansar al-Sharia merupakan indikasi terkini bahwa kelompok milisi di Yaman begitu marak. Pekan lalu, gerilyawan Houthi dari kelompok Shiah, menjatuhkan pemerintah di ibu kota Yaman, Sana'a.
Kelompok Houthi bergerak ke arah utara sehingga berhadapan langsung dalam konflik dengan kelompok Al-Qaeda di Yaman (AQAP) dan kelompok Sunni lain.
"Yaman ambruk di depan mata kita. Kita tak bisa sekadar berdiri dan menonton," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon di sidang Dewan Keamanan PBB.
Duta besar AS di Yaman, Jamal Benomar, memperingatkan bahwa negeri itu berada di persimpangan antara "perang saudara dan disintegrasi."
Ia mengatakan pula, instabilitas di sana bisa membangkitkan kembali AQAP, salah satu cabang Al-Qaeda yang paling aktif.
Karena keadaan di Yaman semakin genting, pemerintah Amerika Serikat, Inggris dan Prancis memutuskan untuk menutup kantor kedutaan mereka di Sana'a.
Ansar al-Sharia menyatakan mereka telah menanam bom di pangkalan militer di Kota Bayhan. Selanjutnya kelompok itu menyandera para tentara Yaman di pangkalan tersebut.
Pangkalan militer yang direbut Kamis (12/02) lalu terletak di Provinsi Shabwa, yang merupakan markas kubu Al-Qaeda. Dilaporkan, di pangkalan itu terdapat 1.000 tentara.
Para milisi menyita persenjataan berat dalam penyerbuan itu, kata seorang pejabat pemerintah Yaman kepada kantor berita AFP.
Penengah dari kalangan masyarakat adat berusaha membujuk kelompok itu untuk menarik diri, kata pejabat itu lagi.Ambang keambrukanYaman digambarkan berada di simpang jalan antara perang saudara dan disintegrasi★
Aksi Ansar al-Sharia merupakan indikasi terkini bahwa kelompok milisi di Yaman begitu marak. Pekan lalu, gerilyawan Houthi dari kelompok Shiah, menjatuhkan pemerintah di ibu kota Yaman, Sana'a.
Kelompok Houthi bergerak ke arah utara sehingga berhadapan langsung dalam konflik dengan kelompok Al-Qaeda di Yaman (AQAP) dan kelompok Sunni lain.
"Yaman ambruk di depan mata kita. Kita tak bisa sekadar berdiri dan menonton," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon di sidang Dewan Keamanan PBB.
Duta besar AS di Yaman, Jamal Benomar, memperingatkan bahwa negeri itu berada di persimpangan antara "perang saudara dan disintegrasi."
Ia mengatakan pula, instabilitas di sana bisa membangkitkan kembali AQAP, salah satu cabang Al-Qaeda yang paling aktif.
Karena keadaan di Yaman semakin genting, pemerintah Amerika Serikat, Inggris dan Prancis memutuskan untuk menutup kantor kedutaan mereka di Sana'a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.