Evakuasi korban Trigana tertunda karena cuacaSebuah helikopter milik TNI Angkatan Udara bersiap melakukan evakuasi di Base Operasi Lanud Jayapura, Papua, Senin (17/8). Helikopter tersebut rencananya akan dipakai untuk mengevakuasi korban jatuhnya Trigana. (ANTARA FOTO/Lucky R) ○
Rencana evakuasi 54 jenasah korban jatuhnya pesawat Trigana hingga kini masih tertunda akibat cuaca yang tidak bersahabat, baik di Oksibil maupun di lokasi di kawasan Oksob.
Komandan Lanud Jayapura Kolonel (Pnb) I Made Susila Adyana kepada Antara di Jayapura, Rabu mengatakan akibat cuaca buruk itu hingga saat ini belum ada pergerakan dari Lanud Jayapura.
"Awan tebal dilaporkan masih menyelimuti Oksibil dan sekitarnya," ujar Adyana seraya menambahkan pesawat twin otter yang dijadwalkan ke Oksibil masih berada di Sentani.
Diakui, faktor cuaca memang menghambat proses evakuasi, termasuk evakuasi korban yang hingga kini masih berada di sekitar lokasi jatuhnya pesawat di Pegunungan Oksob.
Ke-54 jenazah sudah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan siap dievakuasi ke Oksibil kemudian dilanjutkan ke Jayapura, kata Adyana.
Sementara itu Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Yunus Wally secara terpisah kepada Antara, mengakui awan tebal dan kabut masih menyelimuti wilayah Oksibil dan sekitarnya.
Tim SAR belum bergerak dan masih menunggu cuaca terang baru melakukan evakuasi dengan menggunakan pesawat helikopter Bell milik Airfast.
Saat ini di Oksibil terdapat dua helikopter yang siap melakukan evakuasi, yakni heli Bell 212 Airfast dan heli MI milik TNI AD.
"Mudah-mudahan cuaca cepat cerah sehingga evakuasi dapat segera dilaksanakan," kata Wally. Jarak pandang 50 m hambat evakuasi korban TriganaOrang tua korban kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN Matius menunjukkan foto anaknya Eki Kimki yang menjadi penumpang pesawat nahas tersebut di crisis center kompleks Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (18/8). Tim SAR gabungan dan masyarakat pada hari Selasa 18 Agustus 2015 pukul 12.42 WIT telah menemukan lokasi kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN serta 54 jenazah korban di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu) ○
Hujan sejak pagi dan jarak pandang yang hanya sekitar 50 meter membuat tim gabungan hingga kini belum bisa lakukan evakuasi korban pesawat Trigana yang jatuh di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Evakuasi lewat udara secara umum belum bisa dilakukan karena hujan," kata Komandan Korem 172/PWY Kolonel Sugiono ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, jarak pandang yang hanya bisa mencapai 50 meter juga menyebabkan evakuasi lewat udara sementara ini belum bisa dilakukan.
"Kalau di lokasi, di Oksob cuaca sudah agak terang, hanya di Oksibil saja yang belum," katanya.
Namun, lanjut Sugiono yang pertama kali bertugas militer di Korem 172/PWY pada 1990 itu mengatakan tim evakuasi tetap siaga menunggu cuaca memungkinkan untuk melakukan pengangkutan para korban pesawat Trigana Air yang jatuh pada Minggu (16/8) sore.
"Personil gabungan sudah siap, kami hanya menunggu cuaca baik dan memungkin untuk terbang," katanya.
Sebelumnya, Ka Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Sulistyo mengatakan 54 korban pesawat Trigana Air masih ada disekitar pegunungan Oksob karena terhambat cuaca yang tidak bersahabat.Posindo jemput sisa uang terbakar di OksibilTim SAR dari unsur TNI dan Warga menunjukkan puing serpihan pesawat Trigana Air PK-YRN di kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (17/8). (ANTARA FOTO/Kila/pras) ○
Manajemen PT Pos Indonesia (Posindo) Regional XI Papua mengutus perwakilan ke Bandara Oksibil, untuk menjemput sisa uang terbakar dalam kecelakaan pesawat Trigana Air di Pegunungan Bintang.
"Kami dapat informasi uang tersebut akan diserahkan oleh pihak SAR gabungan di Bandara Oksibil, siang ini, sehingga kami utus perwakilan ke sana," kata Kepala PT Posindo Regional XI Papua Agus Budi Satriyo, di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu.
Ia mengatakan, meskipun uang miliaran rupiah yang diangkut Trigana Air itu ditemukan tim SAR gabungan dalam kondisi terbakar, uang tersebut harus tetap diambil sebagai barang bukti.
Menurut kabar, umumnya uang tersebut tidak lagi utuh atau telah terbakar pada bagian tertentu.
"Kami tidak mengejar uang itu sesuai nilainya, karena musibah dan sudah ada proteksi asuransi, tapi memang harus diambil sesuai kondisi yang ada," ujar Agus.
Sebanyak empat orang pegawai Posindo Papua ikut menumpangi Trigana Air IL 267 rute Jayapura-Oksibil pada Minggu (16/8) siang. Keempat orang itu masing-masing membawa tas berisi uang, yang totalnya mencapai Rp 6,5 miliar lebih.
Empat orang pegawai Posindo itu yakni Agustinus Wanmase asal Ambon, Teguh Warisman Sane asal Palu, Sulawesi Tengah (manajer pelayanan), Yustinus Hurulean asal Papua dan Mateos Nikolas Aragae asal Papua (manager mutu).
Mereka memangku tas tersebut saat duduk di kursi dalam kabin pesawat.
Pesawat itu kemudian mengalami musibah menabrak Gunung Tangok yang berada di Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan meledak, hingga seluruh awak dan penumpang yang berjumlah 54 orang tewas.
Uang miliaran rupiah yang sedianya akan digunakan untuk membayar dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) untuk 10.000 lebih rumah tangga sasaran di Kabupaten Pegunungan Bintang, ikut terbakar meskipun masih ada yang tersisa.
"Sebenarnya sesuai hasil koordinasi dengan bupati setempat, dana PSKS itu akan dibagikan usai upacara HUT RI tanggal 17 Agustus 2015, tapi musibah terjadi," ujar Agus yang didampingi pegawai Posindo Papua lainnya.
Dengan demikian. Posindo akan menjadwalkan ulang pendistribusian dana PSKS di Kabupaten Pegunungan Bintang, beberapa pekan ke depan.
Sedangkan empat jenazah korban Trigana Air yang tercatat sebagai pegawai Posindo akan dimakamkan di lokasi sesuai daerah asalnya.Empat jenazah korban Trigana dipikul selama lima jamMenunggu Evakuasi Korban Trigana Air. Keluarga korban kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN membaca berita terkait pesawat naas tersebut di crisis center kompleks Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (18/8). Tim SAR gabungan dan masyarakat pada hari Selasa 18 Agustus 2015 pukul 12.42 WIT telah menemukan 54 jenazah korban kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu/pras) ○
Empat jenazah korban pesawat Trigana, saat ini dievakuassi melalui darat dengan cara dipikul secara bergantian oleh masyarakat yang ikut dalam tim pencarian dari Oksob ke Oksibil.
Perjalanan ini memerlukan waktu tempuh sekitar sekitar lima jam perjalanan.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Papua telah menyiapkan 24 ambulans untuk mengevakuasi korban pesawat Trigana Air yang jatuh di Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Pada Selasa malam, kami sudah siagakan 24 mobil ambulans keliling di Bandara Sentani, untuk mengevakuasi jenazah korban pesawat Trigana," kata Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai, di Jayapura, Rabu.
Dia mengatakan 24 mobil ambulans itu dikoordinir langsung oleh tim pusat krisis (crisis center) Dinas Kesehatan Papua.
Dinas Kesehatan Papua menyediakan ambulans itu dari berbagai rumah sakit yang ada di Jayapura, "Di antaranya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura tiga mobil ambulans, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebanyak lima mobil ambulans dan dari rumah sakit swasta di Jayapura," ujarnya.
Selain itu, RS Bhayakara Jayapura dan Basarnas juga menyiapkan mobil ambulan sehingga jumlah totalnya sebanyak 24 mobil ambulans.
"Saya punya staf dalam tim crisis center yang telah siap 24 jam di Bandara Sentani untuk evakuasi korban, dan mereka rutin memberikan informasi terkini menyangkut kondisi korban ke saya selaku kepala Dinas Kesehatan Papua," ujarnya.
Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abepura ini menambahkan, peralatan kesehatan penunjang lainnya untuk evakuasi korban seperti hanskul dan lainnya juga sudah siap dan aman.Tim siapkan tiga opsi evakuasi korban TriganaAnggota TNI dari Yonif 133 Sertu Agus Harahap membawa Kotak Hitam (Black Box) pesawat Trigana yang ditemukan di lokasi kecelakaan di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (18/8). (ANTARA FOTO/Pendam Cenderawasih/pras) ○
Tim gabungan menyiapkan tiga opsi evakuasi korban kecelakaan pesawat Trigana Air dari lokasi jatuhnya pesawat di Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, guna mengantisipasi cuaca yang sedang kurang bersahabat di wilayah Papua.
"Ada tiga opsi atau pilihan yang akan kami gunakan untuk mengangkut korban (kecelakaan) pesawat Trigana dari lokasi terdekat ke Oksibil," kata Komandan Resort Militer 172/PWY Kolonel Sugiono ketika dihubungi dari Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu.
Opsi pertama, ia menjelaskan, jenazah ke-54 korban akan dievakuasi langsung lewat jalur udara ke lokasi terdekat.
"Kedua, para korban dibawa lewat jalan darat ke lokasi terdekat, lalu gunakan helikopter. Atau opsi terakhir, semuanya lewat darat, dibawa ke lokasi terdekat lalu gunakan kendaraan ke Oksibil," katanya.
Suami Dewi Sinta Setyawati itu mengatakan sekarang cuaca masih kurang bersahabat sehingga belum memungkinkan untuk evakuasi langsung.
"Hingga kini cuaca belum memungkinkan untuk evakuasi secara langsung, makanya kami buat tiga opsi untuk pengangkutan ke Oksibil," katanya.
"Sekarang juga sudah ada masyarakat yang jalan darat angkut korban, diperkirakan sore baru tiba di Oksibil," kata mantan Komandan Resimen Induk Daerah Militer Aceh itu.
Sementara mengenai kotak hitam pesawat yang sudah ditemukan kemarin, alumni Akabri tahun 1989 itu menjelaskan, masih ada di Papua.
"Nanti saya serahkan dulu ke Ka Basarnas, lalu dari Ka Basarnas diserahkan kepada tim KNKT," tambah dia.
Pesawat Trigana Air PK-YRN nomor penerbangan IL-267 rute Jayapura-Oksibil yang lepas landas dari Bandara Sentani pada Minggu (16/8) pukul 14.22 WIT hilang kontak di sekitar wilayah Oksibil, Papua.
Pesawat yang diperkirakan tiba di Oksibil pukul 15.04 WIT itu terakhir melakukan kontak dengan menara Oksibil pada pukul 14.55 WIT.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal FH Bambang Soelistyo, Selasa (18/8) mengatakan pesawat itu ditemukan dalam keadaan hancur dan terbakar di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.Tim DVI berhasil identifikasi 48 sampel DNA korban pesawat TriganaMenunggu Evakuasi Korban Trigana Air Keluarga korban kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN menunggu di crisis center kompleks Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (18/8). Tim SAR gabungan dan masyarakat pada hari Selasa 18 Agustus 2015 pukul 12.42 WIT telah menemukan lokasi kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN serta 54 jenazah korban di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu) ○
Tim DVI Polda Papua telah berhasil mengidentifikasi 48 sampel DNA korban pesawat Trigana PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-257 yang jatuh di Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Ketua Tim DVI Polda Papua dr. Ramon Amiman, di Jayapura, Rabu, mengatakan ke-48 sampel DNA ini diambil di Jayapura oleh petugas posko di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Petugas kami di Oksibil juga sudah melakukan identifikasi 21 sampel DNA sehingga nantinya akan dicocokkan dengan sampel di Jayapura," katanya.
Menurut Ramon, persiapan baik tempat maupun tenaga sudah siap, namun di Oksibil belum memungkinkan untuk dilakukan evakuasi.
"Nantinya jenazah dari lokasi jatuhnya pesawat akan dibawa ke Oksibil untuk dilakukan pemeriksaan dan selanjutnya akan diturunkan ke Jayapura," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa ia telah menyiapkan tim dokter yang terdiri dari dua ahli forensik, enam dokter umum, satu ahli DNA, dua dokter gigi forensik dan paramedis.
"Sedangkan untuk posko tim identifikasi, satu dibangun di bandara dan satu lainnya di Rumah Sakit Bhayangkara," katanya lagi.
Dia menambahkan khusus untuk posko di Rumah Sakit Bhayangkara, dari 48 sampel DNA yang diambil, tinggal enam keluarga yang belum melaporkan diri.
"Keenam keluarga tersebut terdiri dari tiga penumpang dan tiga kru pesawat, dimana hingga kini masih belum ada yang melapor," ujarnya lagi.
Pesawat Trigana PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-257 hilang kontak di sekitar wilayah Oksibil, Papua.
Pesawat hilang saat hendak menempuh rute Jayapura (DJJ)-Oksibil (OKS). Pesawat nahas itu lepas landas dari Bandara Sentani pukul 14.22 WIT, dengan estimasi tiba pada pukul 15.04 WIT.
Pukul 14.55 pesawat tersebut melakukan kontak dengan menara Oksibil, ternyata kontak tersebut merupakan kontak terakhir, setelah pada pukul 15.00 tidak ada jawaban dari pesawat tersebut.
Penumpang dalam pesawat tersebut berjumlah 49 orang ditambah dengan lima kru pesawat. Semua penumpang dinyatakan meninggal dunia.Evakuasi korban Trigana lewat udara kembali terkendala cuaca burukKru pesawat CN 212 TNI Angkatan Laut mengecek kondisi pesawat yang disiagakan untuk mengevakuasi korban kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN di crisis center kompleks Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (18/8). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu) ○
Evakuasi korban pesawat Trigana PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-267 di Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua kembali terkendala cuaca buruk.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Teguh Pudji Raharjo di Jayapura, Rabu mengatakan ada tiga opsi untuk evakuasi para korban.
"Opsi pertama adalah evakuasi melalui udara, jadi dari lokasi jatuhnya pesawat diangkat menggunakan helikopter ke Oksibil," katanya.
Menurut Kapendam, opsi kedua jalan darat di mana evakuasi akan menggunakan jalan darat dari lokasi kejadian, kemudian sampai di tempat yang memungkinkan baru diangkut helikopter ke Oksibil.
"Opsi ketiga adalah murni evakuasi menggunakan jalan darat dari lokasi kejadian ke Oksibil, baru selanjutnya diterbangkan ke Jayapura," ujarnya.
Dia menjelaskan opsi pertama bisa dilakukan jika cuaca memungkinkan atau mendukung, tetapi saat ini kondisi belum memungkinkan untuk melaksanakan evakuasi menggunakan helikopter.
"Oleh karena itu, hingga kini kami masih menggunakan opsi ketiga yaitu murni menggunakan jalan darat dari lokasi kejadian menuju ke Oksibil," katanya lagi.
Dia menambahkan berdasarkan laporan Komandan Kodim 1702 Jayawijaya, sebelum pukul 12.00 WIT sudah ada empat jenazah yang diberangkatkan ke Oksibil menggunakan jalan darat.
"Setelah pukul 12.00 WIT kembali diberangkatkan dua jenazah lainnya ke Oksibil menggunakan jalan darat, jadi totalnya sudah enam jenazah dalam perjalanan ke Oksibil," ujarnya lagi.
Rencana evakuasi 54 jenasah korban jatuhnya pesawat Trigana hingga kini masih tertunda akibat cuaca yang tidak bersahabat, baik di Oksibil maupun di lokasi di kawasan Oksob.
Komandan Lanud Jayapura Kolonel (Pnb) I Made Susila Adyana kepada Antara di Jayapura, Rabu mengatakan akibat cuaca buruk itu hingga saat ini belum ada pergerakan dari Lanud Jayapura.
"Awan tebal dilaporkan masih menyelimuti Oksibil dan sekitarnya," ujar Adyana seraya menambahkan pesawat twin otter yang dijadwalkan ke Oksibil masih berada di Sentani.
Diakui, faktor cuaca memang menghambat proses evakuasi, termasuk evakuasi korban yang hingga kini masih berada di sekitar lokasi jatuhnya pesawat di Pegunungan Oksob.
Ke-54 jenazah sudah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan siap dievakuasi ke Oksibil kemudian dilanjutkan ke Jayapura, kata Adyana.
Sementara itu Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Yunus Wally secara terpisah kepada Antara, mengakui awan tebal dan kabut masih menyelimuti wilayah Oksibil dan sekitarnya.
Tim SAR belum bergerak dan masih menunggu cuaca terang baru melakukan evakuasi dengan menggunakan pesawat helikopter Bell milik Airfast.
Saat ini di Oksibil terdapat dua helikopter yang siap melakukan evakuasi, yakni heli Bell 212 Airfast dan heli MI milik TNI AD.
"Mudah-mudahan cuaca cepat cerah sehingga evakuasi dapat segera dilaksanakan," kata Wally. Jarak pandang 50 m hambat evakuasi korban TriganaOrang tua korban kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN Matius menunjukkan foto anaknya Eki Kimki yang menjadi penumpang pesawat nahas tersebut di crisis center kompleks Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (18/8). Tim SAR gabungan dan masyarakat pada hari Selasa 18 Agustus 2015 pukul 12.42 WIT telah menemukan lokasi kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN serta 54 jenazah korban di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu) ○
Hujan sejak pagi dan jarak pandang yang hanya sekitar 50 meter membuat tim gabungan hingga kini belum bisa lakukan evakuasi korban pesawat Trigana yang jatuh di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Evakuasi lewat udara secara umum belum bisa dilakukan karena hujan," kata Komandan Korem 172/PWY Kolonel Sugiono ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, jarak pandang yang hanya bisa mencapai 50 meter juga menyebabkan evakuasi lewat udara sementara ini belum bisa dilakukan.
"Kalau di lokasi, di Oksob cuaca sudah agak terang, hanya di Oksibil saja yang belum," katanya.
Namun, lanjut Sugiono yang pertama kali bertugas militer di Korem 172/PWY pada 1990 itu mengatakan tim evakuasi tetap siaga menunggu cuaca memungkinkan untuk melakukan pengangkutan para korban pesawat Trigana Air yang jatuh pada Minggu (16/8) sore.
"Personil gabungan sudah siap, kami hanya menunggu cuaca baik dan memungkin untuk terbang," katanya.
Sebelumnya, Ka Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Sulistyo mengatakan 54 korban pesawat Trigana Air masih ada disekitar pegunungan Oksob karena terhambat cuaca yang tidak bersahabat.Posindo jemput sisa uang terbakar di OksibilTim SAR dari unsur TNI dan Warga menunjukkan puing serpihan pesawat Trigana Air PK-YRN di kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (17/8). (ANTARA FOTO/Kila/pras) ○
Manajemen PT Pos Indonesia (Posindo) Regional XI Papua mengutus perwakilan ke Bandara Oksibil, untuk menjemput sisa uang terbakar dalam kecelakaan pesawat Trigana Air di Pegunungan Bintang.
"Kami dapat informasi uang tersebut akan diserahkan oleh pihak SAR gabungan di Bandara Oksibil, siang ini, sehingga kami utus perwakilan ke sana," kata Kepala PT Posindo Regional XI Papua Agus Budi Satriyo, di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu.
Ia mengatakan, meskipun uang miliaran rupiah yang diangkut Trigana Air itu ditemukan tim SAR gabungan dalam kondisi terbakar, uang tersebut harus tetap diambil sebagai barang bukti.
Menurut kabar, umumnya uang tersebut tidak lagi utuh atau telah terbakar pada bagian tertentu.
"Kami tidak mengejar uang itu sesuai nilainya, karena musibah dan sudah ada proteksi asuransi, tapi memang harus diambil sesuai kondisi yang ada," ujar Agus.
Sebanyak empat orang pegawai Posindo Papua ikut menumpangi Trigana Air IL 267 rute Jayapura-Oksibil pada Minggu (16/8) siang. Keempat orang itu masing-masing membawa tas berisi uang, yang totalnya mencapai Rp 6,5 miliar lebih.
Empat orang pegawai Posindo itu yakni Agustinus Wanmase asal Ambon, Teguh Warisman Sane asal Palu, Sulawesi Tengah (manajer pelayanan), Yustinus Hurulean asal Papua dan Mateos Nikolas Aragae asal Papua (manager mutu).
Mereka memangku tas tersebut saat duduk di kursi dalam kabin pesawat.
Pesawat itu kemudian mengalami musibah menabrak Gunung Tangok yang berada di Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan meledak, hingga seluruh awak dan penumpang yang berjumlah 54 orang tewas.
Uang miliaran rupiah yang sedianya akan digunakan untuk membayar dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) untuk 10.000 lebih rumah tangga sasaran di Kabupaten Pegunungan Bintang, ikut terbakar meskipun masih ada yang tersisa.
"Sebenarnya sesuai hasil koordinasi dengan bupati setempat, dana PSKS itu akan dibagikan usai upacara HUT RI tanggal 17 Agustus 2015, tapi musibah terjadi," ujar Agus yang didampingi pegawai Posindo Papua lainnya.
Dengan demikian. Posindo akan menjadwalkan ulang pendistribusian dana PSKS di Kabupaten Pegunungan Bintang, beberapa pekan ke depan.
Sedangkan empat jenazah korban Trigana Air yang tercatat sebagai pegawai Posindo akan dimakamkan di lokasi sesuai daerah asalnya.Empat jenazah korban Trigana dipikul selama lima jamMenunggu Evakuasi Korban Trigana Air. Keluarga korban kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN membaca berita terkait pesawat naas tersebut di crisis center kompleks Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (18/8). Tim SAR gabungan dan masyarakat pada hari Selasa 18 Agustus 2015 pukul 12.42 WIT telah menemukan 54 jenazah korban kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu/pras) ○
Empat jenazah korban pesawat Trigana, saat ini dievakuassi melalui darat dengan cara dipikul secara bergantian oleh masyarakat yang ikut dalam tim pencarian dari Oksob ke Oksibil.
Perjalanan ini memerlukan waktu tempuh sekitar sekitar lima jam perjalanan.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Papua telah menyiapkan 24 ambulans untuk mengevakuasi korban pesawat Trigana Air yang jatuh di Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Pada Selasa malam, kami sudah siagakan 24 mobil ambulans keliling di Bandara Sentani, untuk mengevakuasi jenazah korban pesawat Trigana," kata Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai, di Jayapura, Rabu.
Dia mengatakan 24 mobil ambulans itu dikoordinir langsung oleh tim pusat krisis (crisis center) Dinas Kesehatan Papua.
Dinas Kesehatan Papua menyediakan ambulans itu dari berbagai rumah sakit yang ada di Jayapura, "Di antaranya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura tiga mobil ambulans, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebanyak lima mobil ambulans dan dari rumah sakit swasta di Jayapura," ujarnya.
Selain itu, RS Bhayakara Jayapura dan Basarnas juga menyiapkan mobil ambulan sehingga jumlah totalnya sebanyak 24 mobil ambulans.
"Saya punya staf dalam tim crisis center yang telah siap 24 jam di Bandara Sentani untuk evakuasi korban, dan mereka rutin memberikan informasi terkini menyangkut kondisi korban ke saya selaku kepala Dinas Kesehatan Papua," ujarnya.
Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abepura ini menambahkan, peralatan kesehatan penunjang lainnya untuk evakuasi korban seperti hanskul dan lainnya juga sudah siap dan aman.Tim siapkan tiga opsi evakuasi korban TriganaAnggota TNI dari Yonif 133 Sertu Agus Harahap membawa Kotak Hitam (Black Box) pesawat Trigana yang ditemukan di lokasi kecelakaan di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (18/8). (ANTARA FOTO/Pendam Cenderawasih/pras) ○
Tim gabungan menyiapkan tiga opsi evakuasi korban kecelakaan pesawat Trigana Air dari lokasi jatuhnya pesawat di Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, guna mengantisipasi cuaca yang sedang kurang bersahabat di wilayah Papua.
"Ada tiga opsi atau pilihan yang akan kami gunakan untuk mengangkut korban (kecelakaan) pesawat Trigana dari lokasi terdekat ke Oksibil," kata Komandan Resort Militer 172/PWY Kolonel Sugiono ketika dihubungi dari Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu.
Opsi pertama, ia menjelaskan, jenazah ke-54 korban akan dievakuasi langsung lewat jalur udara ke lokasi terdekat.
"Kedua, para korban dibawa lewat jalan darat ke lokasi terdekat, lalu gunakan helikopter. Atau opsi terakhir, semuanya lewat darat, dibawa ke lokasi terdekat lalu gunakan kendaraan ke Oksibil," katanya.
Suami Dewi Sinta Setyawati itu mengatakan sekarang cuaca masih kurang bersahabat sehingga belum memungkinkan untuk evakuasi langsung.
"Hingga kini cuaca belum memungkinkan untuk evakuasi secara langsung, makanya kami buat tiga opsi untuk pengangkutan ke Oksibil," katanya.
"Sekarang juga sudah ada masyarakat yang jalan darat angkut korban, diperkirakan sore baru tiba di Oksibil," kata mantan Komandan Resimen Induk Daerah Militer Aceh itu.
Sementara mengenai kotak hitam pesawat yang sudah ditemukan kemarin, alumni Akabri tahun 1989 itu menjelaskan, masih ada di Papua.
"Nanti saya serahkan dulu ke Ka Basarnas, lalu dari Ka Basarnas diserahkan kepada tim KNKT," tambah dia.
Pesawat Trigana Air PK-YRN nomor penerbangan IL-267 rute Jayapura-Oksibil yang lepas landas dari Bandara Sentani pada Minggu (16/8) pukul 14.22 WIT hilang kontak di sekitar wilayah Oksibil, Papua.
Pesawat yang diperkirakan tiba di Oksibil pukul 15.04 WIT itu terakhir melakukan kontak dengan menara Oksibil pada pukul 14.55 WIT.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal FH Bambang Soelistyo, Selasa (18/8) mengatakan pesawat itu ditemukan dalam keadaan hancur dan terbakar di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.Tim DVI berhasil identifikasi 48 sampel DNA korban pesawat TriganaMenunggu Evakuasi Korban Trigana Air Keluarga korban kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN menunggu di crisis center kompleks Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (18/8). Tim SAR gabungan dan masyarakat pada hari Selasa 18 Agustus 2015 pukul 12.42 WIT telah menemukan lokasi kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN serta 54 jenazah korban di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu) ○
Tim DVI Polda Papua telah berhasil mengidentifikasi 48 sampel DNA korban pesawat Trigana PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-257 yang jatuh di Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Ketua Tim DVI Polda Papua dr. Ramon Amiman, di Jayapura, Rabu, mengatakan ke-48 sampel DNA ini diambil di Jayapura oleh petugas posko di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Petugas kami di Oksibil juga sudah melakukan identifikasi 21 sampel DNA sehingga nantinya akan dicocokkan dengan sampel di Jayapura," katanya.
Menurut Ramon, persiapan baik tempat maupun tenaga sudah siap, namun di Oksibil belum memungkinkan untuk dilakukan evakuasi.
"Nantinya jenazah dari lokasi jatuhnya pesawat akan dibawa ke Oksibil untuk dilakukan pemeriksaan dan selanjutnya akan diturunkan ke Jayapura," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa ia telah menyiapkan tim dokter yang terdiri dari dua ahli forensik, enam dokter umum, satu ahli DNA, dua dokter gigi forensik dan paramedis.
"Sedangkan untuk posko tim identifikasi, satu dibangun di bandara dan satu lainnya di Rumah Sakit Bhayangkara," katanya lagi.
Dia menambahkan khusus untuk posko di Rumah Sakit Bhayangkara, dari 48 sampel DNA yang diambil, tinggal enam keluarga yang belum melaporkan diri.
"Keenam keluarga tersebut terdiri dari tiga penumpang dan tiga kru pesawat, dimana hingga kini masih belum ada yang melapor," ujarnya lagi.
Pesawat Trigana PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-257 hilang kontak di sekitar wilayah Oksibil, Papua.
Pesawat hilang saat hendak menempuh rute Jayapura (DJJ)-Oksibil (OKS). Pesawat nahas itu lepas landas dari Bandara Sentani pukul 14.22 WIT, dengan estimasi tiba pada pukul 15.04 WIT.
Pukul 14.55 pesawat tersebut melakukan kontak dengan menara Oksibil, ternyata kontak tersebut merupakan kontak terakhir, setelah pada pukul 15.00 tidak ada jawaban dari pesawat tersebut.
Penumpang dalam pesawat tersebut berjumlah 49 orang ditambah dengan lima kru pesawat. Semua penumpang dinyatakan meninggal dunia.Evakuasi korban Trigana lewat udara kembali terkendala cuaca burukKru pesawat CN 212 TNI Angkatan Laut mengecek kondisi pesawat yang disiagakan untuk mengevakuasi korban kecelakaan pesawat Trigana Air PK-YRN di crisis center kompleks Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (18/8). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu) ○
Evakuasi korban pesawat Trigana PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-267 di Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua kembali terkendala cuaca buruk.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Teguh Pudji Raharjo di Jayapura, Rabu mengatakan ada tiga opsi untuk evakuasi para korban.
"Opsi pertama adalah evakuasi melalui udara, jadi dari lokasi jatuhnya pesawat diangkat menggunakan helikopter ke Oksibil," katanya.
Menurut Kapendam, opsi kedua jalan darat di mana evakuasi akan menggunakan jalan darat dari lokasi kejadian, kemudian sampai di tempat yang memungkinkan baru diangkut helikopter ke Oksibil.
"Opsi ketiga adalah murni evakuasi menggunakan jalan darat dari lokasi kejadian ke Oksibil, baru selanjutnya diterbangkan ke Jayapura," ujarnya.
Dia menjelaskan opsi pertama bisa dilakukan jika cuaca memungkinkan atau mendukung, tetapi saat ini kondisi belum memungkinkan untuk melaksanakan evakuasi menggunakan helikopter.
"Oleh karena itu, hingga kini kami masih menggunakan opsi ketiga yaitu murni menggunakan jalan darat dari lokasi kejadian menuju ke Oksibil," katanya lagi.
Dia menambahkan berdasarkan laporan Komandan Kodim 1702 Jayawijaya, sebelum pukul 12.00 WIT sudah ada empat jenazah yang diberangkatkan ke Oksibil menggunakan jalan darat.
"Setelah pukul 12.00 WIT kembali diberangkatkan dua jenazah lainnya ke Oksibil menggunakan jalan darat, jadi totalnya sudah enam jenazah dalam perjalanan ke Oksibil," ujarnya lagi.
★ Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.