Korut Tembakkan Meriam ke Pengeras Suara Korsel di Perbatasan Korea Utara menembakkan meriam ke arah pengeras suara di perbatasan sisi barat Korea Selatan, diduga sebagai balasan propaganda anti-Pyogyang. (Chung Sung-Jun/Getty Images)
Korea Utara pada Kamis (20/8) dikabarkan menembakkan meriam ke unit militer Korea Selatan di bagian barat perbatasan Korea, dikutip dari kantor berita Yonhap dari sumber militer Korea Selatan.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengaku belum bisa mengonfirmasi kebenaran laporan ini, mengingat ketegangan perbatasan kedua negara yang semakin meningkat setelah serangan ranjau darat awal bulan ini yang diduga dilakukan oleh Pyongyang.
Pemberitaan media menyatakan bahwa Korea Utara menembakkan meriam ke arah pengeras suara di sisi perbatasan Korea Selatan.
Diberitakan Reuters, kantor berita KBS News menyatakan bahwa Korea Utara menembakkan meriam sekitar pukul 4 sore waktu lokal.
Sejauh ini belum ada respons dari Korea Utara, menurut kantor berita Yonhap yang mengutip sumber petugas militer.
Korea Utara memulai kampanye menyuarakan propaganda dengan pengeras suara di sepanjang perbatasan dengan Korea Selatan setelah negara itu memulai langkah yang sama sebagai balasan atas ledakan ranjau di Zona Demiliterisasi atau DMZ.
Korea Utara memulai propaganda itu pada Senin (17/8), setelah sebelumnya menuntut Korea Selatan menghentikan siaran propaganda ke wilayahnya yang disebut sebagai “deklarasi perang” dengan ancaman aksi militer.
Ketegangan antara Pyongyang dan Seoul makin menjadi ketika pada Senin pasukan AS dan Korea Selatan memulai latihan bersama tahunan yang secara rutin diprotes Korea Utara.
Pada 4 Agustus, dua tentara Korea Selatan terluka akibat ranjau darat di DMZ yang dijaga ketat, dan Seoul mengatakan ranjau itu dipasang oleh Korea Utara. Namun Korea Utara membantah terlibat.
Seminggu kemudian, Korea Selatan mulai mempergunakan pengeras suara untuk menyiarkan propaganda berisi retorika anti-Pyongyang di sepanjang perbatasan barat dan tengah. Kampanye lewat pengeras suara terakhir kali dilakukan pada 2004.
DMZ adalah wilayah perbatasan selebar empat kilometer yang dipasangi kawat berduri yang memisahkan Korea Selatan dan Utara sejak gencatan senjata Perang Korea 1950-1953.Korsel Balas Tembakan Korut, Warga Sekitar Mengungsi Usai dugaan proyektil dilepaskan Korea Utara ke pengeras suara di perbatasan, Korea Selatan membalas dengan puluhan tembakan peluru ke sumber tembakan awal. (Vacclav/Thinkstock)
Korea Selatan membalas serangan tembakan meriam ke arah sumber proyektil Korea Utara di area barat perbatasan inter-Korea pada Kamis (20/8), menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Diberitakan Reuters, militer Korea Selatan menembakkan puluhan peluru artileri berukuran 155 milimeter setelah Korea Utara menembakkan proyektil ke arah pengeras suara propaganda.
"Militer kami telah mengawasi dan melihat dengan saksama pergerakan militer Korea Utara," menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Sejauh ini, Korea Utara belum menanggapi langsung tembakan Korea Selatan.
Korea Selatan menyatakan peralatan deteksi yang melihat lintasan yang diduga proyektil Korea Utara meluncur sekitar pukul 3.52 sore waktu lokal. Tembakan ini tampaknya tidak merusak pengeras suara ataupun menimbulkan korban luka.
Proyektil yang diduga ditembakkan Korea Utara ini mendarat di area 60 kilometer sebelah utara Seoul, atau sebelah barat zona perbatasan, menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Yonhap melaporkan warga Korea Selatan yang berada di sekitar area tersebut kini diminta untuk mengungsi sementara.
Selain itu, Yonhap juga memberitakan saat ini kantor Kepresidenan Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat dengan dewan keamanan nasional menyusul insiden ini.
Ketegangan antara kedua negara Korea ini meningkat sejak awal bulan ketika ranjau darat meledak di Zona Demiliterisasi, DMZ. Insiden ini mengakibatkan dua tentara Korea Selatan terluka.
Seoul menuduh Korea Utara yang telah memasang ranjau tersebut, namun hal ini dibantah langsung oleh Pyongyang.
Seoul kemudian mulai mempergunakan pengeras suara untuk menyiarkan propaganda berisi retorika anti-Pyongyang di sepanjang perbatasan barat dan tengah. Kegiatan ini sebelumnya dihentikan oleh kedua pihak pada 2004.
Pada Sabtu kemarin, Korea Utara telah menuntut Korea Selatan untuk menghentikan siaran propaganda tersebut atau bersiap untuk menghadapi aksi militer. Pada Senin, kedua negara mulai melakukan siaran masing-masing.
Tembakan pada Kamis ini muncul di tengah latihan gabungan militer Korea Selatan dengan Amerika Serikat beserta beberapa negara lain. Latihan militer ini sudah berjalan sejak Senin kemarin dan Korea Utara menganggapnya sebagai pemicu perang. (stu/stu)
Korea Utara pada Kamis (20/8) dikabarkan menembakkan meriam ke unit militer Korea Selatan di bagian barat perbatasan Korea, dikutip dari kantor berita Yonhap dari sumber militer Korea Selatan.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengaku belum bisa mengonfirmasi kebenaran laporan ini, mengingat ketegangan perbatasan kedua negara yang semakin meningkat setelah serangan ranjau darat awal bulan ini yang diduga dilakukan oleh Pyongyang.
Pemberitaan media menyatakan bahwa Korea Utara menembakkan meriam ke arah pengeras suara di sisi perbatasan Korea Selatan.
Diberitakan Reuters, kantor berita KBS News menyatakan bahwa Korea Utara menembakkan meriam sekitar pukul 4 sore waktu lokal.
Sejauh ini belum ada respons dari Korea Utara, menurut kantor berita Yonhap yang mengutip sumber petugas militer.
Korea Utara memulai kampanye menyuarakan propaganda dengan pengeras suara di sepanjang perbatasan dengan Korea Selatan setelah negara itu memulai langkah yang sama sebagai balasan atas ledakan ranjau di Zona Demiliterisasi atau DMZ.
Korea Utara memulai propaganda itu pada Senin (17/8), setelah sebelumnya menuntut Korea Selatan menghentikan siaran propaganda ke wilayahnya yang disebut sebagai “deklarasi perang” dengan ancaman aksi militer.
Ketegangan antara Pyongyang dan Seoul makin menjadi ketika pada Senin pasukan AS dan Korea Selatan memulai latihan bersama tahunan yang secara rutin diprotes Korea Utara.
Pada 4 Agustus, dua tentara Korea Selatan terluka akibat ranjau darat di DMZ yang dijaga ketat, dan Seoul mengatakan ranjau itu dipasang oleh Korea Utara. Namun Korea Utara membantah terlibat.
Seminggu kemudian, Korea Selatan mulai mempergunakan pengeras suara untuk menyiarkan propaganda berisi retorika anti-Pyongyang di sepanjang perbatasan barat dan tengah. Kampanye lewat pengeras suara terakhir kali dilakukan pada 2004.
DMZ adalah wilayah perbatasan selebar empat kilometer yang dipasangi kawat berduri yang memisahkan Korea Selatan dan Utara sejak gencatan senjata Perang Korea 1950-1953.Korsel Balas Tembakan Korut, Warga Sekitar Mengungsi Usai dugaan proyektil dilepaskan Korea Utara ke pengeras suara di perbatasan, Korea Selatan membalas dengan puluhan tembakan peluru ke sumber tembakan awal. (Vacclav/Thinkstock)
Korea Selatan membalas serangan tembakan meriam ke arah sumber proyektil Korea Utara di area barat perbatasan inter-Korea pada Kamis (20/8), menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Diberitakan Reuters, militer Korea Selatan menembakkan puluhan peluru artileri berukuran 155 milimeter setelah Korea Utara menembakkan proyektil ke arah pengeras suara propaganda.
"Militer kami telah mengawasi dan melihat dengan saksama pergerakan militer Korea Utara," menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Sejauh ini, Korea Utara belum menanggapi langsung tembakan Korea Selatan.
Korea Selatan menyatakan peralatan deteksi yang melihat lintasan yang diduga proyektil Korea Utara meluncur sekitar pukul 3.52 sore waktu lokal. Tembakan ini tampaknya tidak merusak pengeras suara ataupun menimbulkan korban luka.
Proyektil yang diduga ditembakkan Korea Utara ini mendarat di area 60 kilometer sebelah utara Seoul, atau sebelah barat zona perbatasan, menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Yonhap melaporkan warga Korea Selatan yang berada di sekitar area tersebut kini diminta untuk mengungsi sementara.
Selain itu, Yonhap juga memberitakan saat ini kantor Kepresidenan Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat dengan dewan keamanan nasional menyusul insiden ini.
Ketegangan antara kedua negara Korea ini meningkat sejak awal bulan ketika ranjau darat meledak di Zona Demiliterisasi, DMZ. Insiden ini mengakibatkan dua tentara Korea Selatan terluka.
Seoul menuduh Korea Utara yang telah memasang ranjau tersebut, namun hal ini dibantah langsung oleh Pyongyang.
Seoul kemudian mulai mempergunakan pengeras suara untuk menyiarkan propaganda berisi retorika anti-Pyongyang di sepanjang perbatasan barat dan tengah. Kegiatan ini sebelumnya dihentikan oleh kedua pihak pada 2004.
Pada Sabtu kemarin, Korea Utara telah menuntut Korea Selatan untuk menghentikan siaran propaganda tersebut atau bersiap untuk menghadapi aksi militer. Pada Senin, kedua negara mulai melakukan siaran masing-masing.
Tembakan pada Kamis ini muncul di tengah latihan gabungan militer Korea Selatan dengan Amerika Serikat beserta beberapa negara lain. Latihan militer ini sudah berjalan sejak Senin kemarin dan Korea Utara menganggapnya sebagai pemicu perang. (stu/stu)
♖ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.