Pemimpin Israel berencana menyerang Iran dalam beberapa tahun terakhir, tapi tertahan oleh perbedaan pendapat dengan sejumlah petinggi militer.
Dalam rekaman yang diperoleh televisi Channel 2, mantan Menhan Israel Ehud Barak mengatakan ia dan PM Benjamin Netanyahu telah menyusun rencana menyerang Iran tahun 2009 dan 2010.
Jerusalem Post melaporkan sejumlah pemimpin pemerintah menarik dukungan, karena berpotensi gagal total.
New York Times melaporkan serangan ditujukan ke fasilitas militer Iran. Koran beken di AS itu juga melaporkan Netanyahu dan Barak mengutarakan rencananya tahun 2010, 2011, dan 2012.
Tahun 2010, kepala staf militer mengatakan Israel tidak memiliki kemampuan operasional. Setahun kemudian, dua menteri menarik dukungan di menit-menit akhir. Terakhir, tahun 2012, rencana gagal dijalankan karena bertepatan dengan latihan militer AS-Israel dan kunjungan menteri pertahanan AS.
New York Times menghubungi Barak untuk menegaskan keaslian rekaman ini. Barak ingin audio itu tidak ditayangkan. Atau ditayangkan tapi dengan sensor militer.
Menariknya, menurut Jerusalem Post dan Channel 2, militer menyetujui penayangan seluruh materi rekaman.
Dalam rekaman yang diperoleh televisi Channel 2, mantan Menhan Israel Ehud Barak mengatakan ia dan PM Benjamin Netanyahu telah menyusun rencana menyerang Iran tahun 2009 dan 2010.
Jerusalem Post melaporkan sejumlah pemimpin pemerintah menarik dukungan, karena berpotensi gagal total.
New York Times melaporkan serangan ditujukan ke fasilitas militer Iran. Koran beken di AS itu juga melaporkan Netanyahu dan Barak mengutarakan rencananya tahun 2010, 2011, dan 2012.
Tahun 2010, kepala staf militer mengatakan Israel tidak memiliki kemampuan operasional. Setahun kemudian, dua menteri menarik dukungan di menit-menit akhir. Terakhir, tahun 2012, rencana gagal dijalankan karena bertepatan dengan latihan militer AS-Israel dan kunjungan menteri pertahanan AS.
New York Times menghubungi Barak untuk menegaskan keaslian rekaman ini. Barak ingin audio itu tidak ditayangkan. Atau ditayangkan tapi dengan sensor militer.
Menariknya, menurut Jerusalem Post dan Channel 2, militer menyetujui penayangan seluruh materi rekaman.
★ Inilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.